Psikologi Indigenous BINUS Belajar dari Psikologi Kerjasama Antar Budaya UAJ
Pada 24 Mei 2018, di Jurusan Psikologi BINUS, berlangsung salah satu kegiatan dalam rangka Faculty Exchange – Nationwide University Network in Indonesia (NUNI) antara Universitas Bina Nusantara dengan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
Acara tersebut bertajuk Pembelajaran dari Mata Kuliah Psikologi Kerjasama Antar Budaya, yang merupakan mata kuliah peminatan Psikologi Industri dan Organisasi di Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya (UAJ). Pembelajaran tersebut menjadi masukan bagi Mata Kuliah Psikologi Indigenous & Lintas Budaya yang merupakan mata kuliah peminatan Psikologi Komunitas di Universitas BINUS.
Pada kesempatan tersebut hadir narasumber Dr.phil. Juliana Murniati, Wakil Rektor Bidang 1 UAJ, Dekan Fakultas Psikologi UAJ Periode 2013-2017, serta Ketua Jurusan Psikologi, Raymond Godwin.
Diskusi dibuka dengan pemaparan oleh Juneman Abraham mengenai latar belakang, maksud, dan tujuan didirikan, serta kendala yang dihadapi dalam MK Psikologi Indigenous & Lintas Budaya. Misalnya, diuraikan pengalaman berpartisipasi mendirikan Jurnal Psikologi Ulayat, serta kelangkaan buku teks wajib (pengantar) berbahasa Inggris di luar buku Culture and Psychology oleh David Matsumoto, serta masih sangat langkanya skripsi bernuansakan psikologi indigenous dan lintas budaya. Di samping itu, mata kuliah Ilmu Sosial untuk Psikologi (Social Sciences for Psychology) : aktivitas Field Trip cukup rutin; sempat ingin dikembangkan Urban Psychology; Optimalisasi kerjasama dengan Pusat Studi Indigenous (Universitas Paramadina, dsb.), misalnya dalam penyelenggaraan Dialog Psikologi Nusantara; Masukan Asesor Akreditasi, Bapak Seger Handoyo, mempertanyakan: Di mana unsur Applied dan Intervensinya (sesuai misi Jurusan Psikologi Binus)?
Selanjutnya, Ibu Murni menyampaikan bahwa kehadiran MK Psikologi Kerjasama Antar Budaya di UAJ sudah berdiri selama 12 tahun, dan diberikan kepada mahasiswa psikologi tahun ketiga. MK ini diadakan lebih merupakan pilihan FPsi UAJ yang tidak dapat dilepaskan dari kompetensi dosen-dosennya dalam bidang tersebut, yakni Ibu Murni sendiri serta Prof. Dr.phil. Hana R.G. Panggabean, yang sama-sama belajar dari Prof. Alexander Thomas, Ph.D. dari University of Regensburg, Jerman. Mereka mengembangkan Intercultural Psychology, dan lebih khusus lagi payung penelitian Culture Standard, sebagaimana dipaparkan dalam buku “Handbook of Intercultural Communication and Cooperation“.
FPsi UAJ menerapkan integrasi tridarma perguruan tinggi, antara lain dengan membuka payung penelitian culture standard dalam berbagai konteks populasi di Indonesia. Ibu Murni mengakui bahwa kerjasama pengajaran dan peneltiian yang saling menguntungkan terjadi dengan mata kuliah Konstruksi Tes, dimana penyusunan alat ukur penelitian menjadi sangat terbantu, di samping dosen-dosen Konstruksi Tes memperoleh materi penelitian.
Mata kuliah Psikologi Kerjasama Antar Budaya sangat dekat dengan kehidupan keseharian sehingga metodologinya bersifat experiential learning yang relevan dan menyenangkan bagi para mahasiswa pesertanya. Konsep-konsep psikologi sosial justru diterapkan pada mata kuliah peminatan PIO, karena PIO memang banyak memanfaatkannya. Ambil contoh, konsep-konsep tentang kognisi sosial, identitas sosial, proses antarkelompok, konsep diri independen vs interdependen, berguna untuk menjelaskan fenomena konflik dan kerjasama.
Mahasiswa FPsi UAJ diajak untuk menggali insiden kritis (critical incidents) dari lapangan hidup sehari-hari atau dari kesempatan magang (misalnya, mencari tahu tentang benturan budaya yang berhubungan dengan kerangka waktu), kemudian dianalisis untuk dikaitkan dengan sejumlah dimensi budaya.
Buku-buku dari penulis lain, seperti “Beyond the Chinese Face: Insights from Psychology” (Michael Harris Bond) , “Cultural Synergy” (Nancy Adler) , dan “Beyond Culture” (Edward T. Hall) dapat membantu mahasiswa untuk memberikan perspektif psikologisnya untuk pemecahan masalah: dari konflik menjadi sinergi. Selama 12 tahun diselenggarakan, para alumni mata kuliah ini mengakui manfaat yang besar dari matakuliah dengan jumlah SKS 4 ini, lebih-lebih lagi ketika bekerja dalam perusahaan multinasional maupun perusahaan nasional yang multi-etnis, membuat mereka siap menghadapi era global.
Seluruh masukan dari Ibu Murni sangat berguna untuk memajukan mata kuliah Psikologi Indigenous & Lintas Budaya di Jurusan Psikologi BINUS. Pertemuan tersebut disusuli dengan kuliah tamu Ibu Murni di hadapan sebuah kelas besar mata kuliah Psikologi Sosial yang diampu oleh tim dosen, Juneman Abraham, Rahmanto Kusendi Pratomo, dan Lisa Ratriana. Kuliah yang disampaikan sangat menarik perhatian mahasiswa karena melibatkan permainan peran, diskusi, dan kupas video.
Comments :