1. Weber’s Law : Merumuskan just noticeable differences (JNDs) adalah perbedaan antara dua stimuli yang dideteksi sesering stimuli yang tidak terdeteksi, dalam stimuli yang proporsional terhadap besaran stimulus asli (Weber, 1934). Weber mendeskripsikan bahwa hubungan antara stimulus yang ada dan perubahan dalam stimuli tersebut dalam apa yang disebut para sejarahwan psikologi sebagai hokum kuantitatif psikologi pertama (the first quantitative law of psychology) (Schultz & Schultz, 1987). Dalam term normal, hukum Weber menyatakan bahwa delta I/I = K, di mana I adalah yang dapat dideteksi, dan K adalah Konstan, dan berlaku dengan baik untuk cakupan menengah sebagian besar dimensi stimulus tetapi cenderung tidak berfungsi ketika stimulus sangat rendah atau amat tinggi digunakan.
  2. Weismann’s Theory Weismann adalah pendukung kuat teori evolusi Charles Darwin (1859, 1871). Germ plasm memberikan kesinambungan dari orangtua ke keturunannya, semua sel lain hanya sarana untuk membawa germ plasm yang tidak dapat mati, sel lain ditujukan untuk mati.
  3. Whorf-Sapir Hypothesis/Theory : Ada dua bentuk hipotesis yaitu bentuk lemah (hanya persepsi yang sangat dipengaruhi) dan bentuk kuat (proses konseptual abstrak demikian bverpengaruh).
  4. Witkin’s Perception/Personality/Cognitive Style Theory : Ketika tanda tidak bergerak dan petunjuk jasmaniah ditempatkan dalam oposisi, dan seseorang harus menilai apakah objek tegak lurus, beberapa orang lebih dipengaruhi oleh petunjuk visual (individual bidang-terikat) (Witkin & Goodenough, 1977, 1981).
  5. Wolpes’s Theory/Technique of Reciprocal Inhibition : Teori dan teknik Wolpe mengambil teknik-teknik psikoterapi dari penelitiannya untuk pengobatan neurosis pada manusia (Wolpe, 1954, 1958).
  6. Work/Career/Occupation, Theories of : Teori dalam psikologi pekerjaan dapat terbagi ke dalam empat kategori utama (Super, 1994); pendekatan kecocokan, fenomenologis, perkembangan, dan pengambilan keputusan. Teori kerja/efisiensi kerja berusaha menjelaskan kinerja yang efektif dan bagaimana stress, tegangan, kejenuhan, kelelahan dan konsekuensi negative kerja berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan seseorang (Spokane, 1994).
  7. Wundt’s Theories/Doctrines/Principles : Wundt mengajukan teori tiga dimensi perasaan dimana ekuilibrium atau keseimbangan antara kesenangan-ketidaksenangan, ketegangan-relaksasi dan kegairahan-ketenangan/depresi mengisi dimensi bebas dan berbeda dari perasaan. Wundt berpendapat bahwa emosi meliputi gabungan kompleks dari perasaan mendasar dan masing-masing perasaan dapat dideskripsikan secara efektif dengan mendefinisikan posisinya pada setiap ketiga dimensi tersebut.