1. Schachter-Singer’s Theory of Emotions : Eksperimen Schachter menunjukkan kenyataan emosi tampak tergantung pada dua komponen (teori Schachter-Singer yang kadang-kadang disebut sebagai two factor theory; Baron, 1992): 1) beberapa jenis pembangkit psikologis objektif, 2) kognitif subjektif atau proses mental dan penilaian sebagai jalan orang menginterpretasikan dan memberi label perubahan mereka secara fisik. Teori Schachter-Singer juga disebut Jukebox theory of emotions (misal: Kagan & Havemann, 1968) bermanfaat untuk menganjurkan pertanyaan penelitian penting dan sumber-sumber awal pembangkit psikologis (psychological arousal).
  2. Schizophrenia. Theories of : Secara harfiah, schizoprenia berarti splitting in the mind atau pemisahan antara diri dan oranglain. Hipotesis teleologis-regresi progresif (Arieti, 1974) adalah teori schizophrenia yaitu gangguan atau disorder hasil dari proses konkretisasi aktif untuk mengembalikan psikodinamik ke level yang lebih rendah dan adaptasi berperilaku. Teori schizophrenia berfokus pada abnormalitas biokimia/teori-teori nerologis, sebagai double-blind atau no-win situation. Schizophrenia terdiri dari dua sindrom yaitu sensitivitas dopamine dan abnormalitas genetik (social withdrawal).
  3. Selye’s Theory/Model of Stress : Selye menemukan stresor seperti trauma bedah, panas, dingin, kejutan listrik, dan pengendalian immobilitas semuanya mempunyai kesamaan efek psikologi pada organisme. General Adaptation Syndrome (GAS) didefinisikan sebagai pola mekanisme tubuh yang diaktifkan dalam merespons ancaman yang berkelanjutan pada hampir semua stressor. Menurut teori Selye, GAS dibagi ke dalam tiga tahapan yaitu alarm reaksi, resistance dan exhaustion. Perluasan karya Selye tentang stres merupakan perkembangan kajian baru dalam psikologi yang disebut psikoneuroimunologi (dan psikologi kesehatan), yang meneliti bagaimana stres, emosi, dan pikiran yang mengganggu berpengaruh terhadap sistem imun tubuh.
  4. Serial-Position Effect : Merupakan generalisasi dalam eksperimen ingatan bebas terdapat kesempatan individu untuk mengingat item dalam suatu daftar berdasarkan lokasi item dalam daftar tersebut selama pembelajaran.
  5. Sheldon’s Type Theory : Tidak ada teori pada segala hal tetapi sederhananya mengandung suatu asumsi umum kontinuitas antara struktur dan perilaku dan kumpulan konsep deskriptif skala fisik dan perilaku (Hall & Lindzey, 1978). Gagasan somatotype bukan tidak bervariasi dengan adanya nutrisi, usia dan perubahan lingkungan lainnya.
  6. Signal Detection, Theory of : Merupakan teori matematis untuk mendeteksi sinyal fisikal yang mengukur tidak hanya kemampuan pengamat dalam mendeteksi stimulus ketika dihadirkan tetapi juga perilaku menebak sesorang yang direfleksikan dengan respons “ya”, ketika kenyataannya tidak ada sinyal yang dihadirkan (Green & Swets, 1966; Egan, 1975).
  7. Skaggs-Robinson Hypothesis : Jadi, hipotesis mengemukakan bahwa fasilitas belajar terbaik ketika materi dipraktekkan berturut-berturut sama (“puncak atas”) dan paling sedikit (dengan gangguan) ketika similaritas material menengah (“lembah bawah”).
  8. Skinner’s Descriptive Behavior/Operant Conditioning Theory : Menurut Skinner, penggunaan analisis fungsional dari perilaku yang membolehkan seseorang untuk mencapai control maksimum perilaku.
  9. Sleep, Theories of : Webb (1988) mengajukan teori tidur yang mengkombinasikan beberapa fitur penjelasan terbaik dari teori nonresponding restorative dan adaptif yaitu tidur sebagai suatu fungsi kebutuhan tidur, kecenderungan sirkandian, perilaku memfasilitasi atau menghalangi tidur dan beberapa variabel lain seperti perbedaan spesies dan tahap perkembangan.
  10. Solomon’s Opponent-Process Theory of Emotions/Feelings/Motivation : merupakan respons yang sifatnya emosional akan diikuti dalam waktu yang pendek dengan apa yang disebut lawan hedoniknya atau hedonic opposite dimana otak secara otomatis mengaktifkan perlawanan, memproses untuk melindungi diri dari ekstremitas emosi dan selanjutnya memelihara keadaan ekuilibrium individu.
  11. Spence’s Theory : Spence berasumsi bahwa efek kumulatif dari respons yang diperkuat terhadap stimulus positif membangun “kecenderungan pembangkit” yang kuat, sementara “inhibisi yang dikondisikan mengakumulasi stimulus negative yang berhubungan dengan frustasi akibat respons tidak diperkuat yang terbentuk di hadapan stimulus negative.
  12. Steven’s Power Law : Hukum psikofisik dipresentasikan paling baik sebagai relasi power daripada hubungan logaritmik seperti yang dideskripsikan oleh hokum Fechner.
  13. Stiles’s Color Vision Theory : Menekankan hubungan isomorpik antara data visual dan jarak matematis tanpa membuat kesimpulan yang berkenaan dengan proses yang menghalangi seperti factor fisiologis atau kejadian.
  14. Stiles-Crawford Effect : Fenomena berhubungan dengan perbedaan antara sel batang dan kerucut dalam bentuk dalam indeks reaktif dan dalam penyebaran pigmen fotoreseptif.
  15. Stroop Effect/Interference Effect/Stroop Test : Kompetensi respons merupakan factor yang berkontribusi penting untuk gangguan Stroop (lhat Elmes, Kantowitz, & Roediger, 1992).
  16. Stumpf’s Theory of Musical Consonance and Dissonance : Merupakan kombinasi penggunaan suara dipertimbangkan paling sesuai dan cenderung untuk peleburan atau fusi.
  17. Sullivan’s Theory of Personality : Merupakan entitas hipotesis kepribadian sebagai pola yang relatif bertahan pada situasi interpersonal yang berulang memberi karakter kehidupan manusia (Sullivan, 1953, h. 111) dan pandangan eksistensi dasar individu dalam term hubungan seseorang dengan orang lain.