Merupakan prosedur bedah saraf paling sering digunakan untuk mengobati gejala neurologis dari penyakit  Parkinson (mis., tremor, kekakuan, dyskinesia), terutama bila gejala tersebut tidak bisa dikontrol secara memadai dengan obat-obatan. Sebuah elektroda dimasukkan melalui lubang kecil di bagian tengkorak pasien dan ditanamkan di otak, dan terisolasi kawat lewat di bawah kulit kepala, leher, dan bahu menghubungkan elektroda ke neurostimulator, yang (serupa ke alat pacu jantung) biasanya ditanamkan di bawah kulit dekat tulang selangka. Sinyal listrik dari neurostimulator memicu elektroda untuk mulai memancarkan impuls listrik kecil ke daerah-daerah otak yang mengendalikan gerakan, menghalangi sinyal saraf abnormal yang menyebabkan tremor dan gejala neurologis lainnya. DBS juga digunakan untuk orang dengan depresi berat yang sangat tahan pengobatan. Jika beberapa obat, psikoterapi, dan electroconvulsive terapi telah gagal, prosedurnya tidak merusak jaringan otak yang sehat dengan menghancurkan sel saraf, dan itu reversibel. Efek samping potensial dari DBS yaitu sedikit penurunan memori dan fungsi eksekutif.

 

  • VandenBos, G. R. (ed.). (2007). APA Dictionary of Psychology. Washington DC: American Psychological Association.