Forum Human Capital Indonesia (FHCI) Summit 2017 [Hari 1]
Elyza Novia Kohar, mahasiswi semester 5, mendapatkan kesempatan oleh Jurusan Psikologi untuk mengikuti Forum Human Capital Indonesia Summit 2017 selama dua hari. Berikut adalah rangkuman pengalaman yang ia dapatkan.
Ballroom Ritz Carlton Pacific Place menjadi tempat pilihan Forum Human Capital Indonesia (FHCI) untuk menyelenggarakan The 2nd Indonesia Human Capital Summit 2017 yang bertema Fostering Indonesian Heroes: The Future Competitive Great Talent. Tema pada tahun ini bertujuan untuk dapat menjadikan generasi muda Indonesia atau yang sekarang adalah generasi milenial menjadi penerus “Pahlawan Indonesia” dengan memberikan prestasi dan penghargaan yang terbaik bagi nusa dan bangsa kita melalui penemuan dan pengembangan talent yang menjadi fokus utama dalam Human Capital. Kegiatan ini merupakan forum berbagi pengetahuan, pengalaman, keahlian dan pemikiran yang dapat menjadi sumber inspirasi kita semua serta motivasi untuk membuat dan meningimplementasikan sistem Human Capital yang dapat berkomptesi di level dunia. Selain itu tahun ini merupakan inisiasi kerja sama mamgang bersertifikat di BUMN dengan harapan memperoleh mahasiswa yang berkualitas dan menjadi achievement dalam hasil kerja keras mereka. The 2nd Indonesia Human Capital Summit adalah inisiatif pemerintah BUMN yang berkomitmen untuk mengembangkan Human Capital Indonesia dengan jargon “BUMN Hadir untuk Negeri”. Kegiatan ini menghadirkan praktisi, akademisi, dan direktur SDM yang unggul di bidangnya yang diiringi dengan beberapa sesi seperti Digital Leadership, Local and Global Talent, Innovation Ecosystem, Skills Enchancement, Creating World Class Innovators and Entrepreneurs, dan beberapa sesi pararel seperti dalam proses Attract Talent, High Performance, Talent Nurturing, dan Form Challenges to Opportunities.
Hari Pertama: Kamis, 9 November 2017
Kegiatan Summit pada hari pertama diawali dengan opening performance tarian yang mewakili keberagaman budaya Indonesia yang mencampurkan adat Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari ketua Acara Summit 2017 serta Ketua dari FHCI yaitu Bapak Herdy Harman. Dengan adanya kata sambutan dan penampilan opening dari Batavia Dancer menjadi penanda dibukanya kegiatan 2nd Summit 2017.
Keynote Speaker 1 yang bertema The Vision of State Owned Enterprise on Indonesian Great Talent yang dibuka oleh Bapak Rhenald Khasali
Beliau dikenal sebaga penulis terkenal dalam buku “Disruption”, “Tomorrow is Today”, dan masih banyak lagi karya yang telah dihasilkan beliau. Beliau juga merupakan akademisi sebagai Guru Besar Ilmu Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, praktisi bisnis dan memiliki frame Social Entrepreneurship yang bernama Rumah Perubahan. Dalam sesi ini beliau membahas mengenai Leadership in Disruption Era dimana kita harus belajar untuk menemrima perubahan, beradaptasi dengan adanya perbedaan (diversity). Beliau juga sempat memberikan apresiasinya kepada Jasa Marga yang menjadi contoh bagi pengusaha Indonesia dalam penerimaan perubahan elektronik tanpa ada pemberhentian atau PHK kepada tenaga kerjanya.
Bapak Rhenald Kasali melihat bahwa terdapat gap di dalam BUMN antara generasi tua dengan generasi muda, sehingga dibutuhkan bagaimana cara membuat keterampilan kita menjadi ter-update. Beliau mengingatkan bahwa kita berada di zaman transisi yang membutuhkan strategi baru untuk menghadapi masa depan yang tidak jelas dan tidak pasti. Salah satu yang menjadi inovasi baru dalam zaman ini adalah Nadim (CEO Gojek-Indonesia), yang berhasil membuat lapangan kerja tanpa memerlukan modal alat transportasi. Usaha ini memiliki business model yang mengikuti perubahan zaman yang mendapati banyak pro dan kontra. Pro bagi orang-orang yang menerima dan merasa nyaman dengan kemudahan dan perubahan dan kontra bagi orang-orang yang merasa terancam akan perubahan dan kemudahan ini.
Salah satu fenomena lainnya, yang sedang hangat pada saat ini, adalah diterimanya Sophia sebagai robot pertama yang memiliki kewarganegaraan Arab Saudi yang menjadi contoh penerimaan perubahan yang mungkin saja terjadi dalam beberapa tahun ke depan bahwa elektronik dan robot akan turut ikut ambil dalam Human Capital di dunia. Beliau juga memberikan gambaran bahwa setiap manusia memiliki keberagaman baik dalam budaya ataupun pemikirannya yang membuat seorang pemimpin harus bisa mengatur hal tersebut.
Mampu menerima segala pemikiran yang disampaikan oleh karyawannya yang disebut sebagai Manage Culture. Keterbukaan dalam setiap perubahan dan pemikiran yang dimiliki adalah salah satu cara dalam menghadapi disruption era, tak jarang sebuah perusahaan dapat disebut sebagai lazy company yang tidak memiliki inovasi yang dapat mengubah perusahaannya bukan hanya memperbaiki yang sudah ada saja, sehingga dari lazy company akan menjadi zombies (yang hanya bangun dari revenue dan hutang saja). Perusahaan kapal di dunia pun juga sedang mengalami era kebangkrutan dikarenakan penurunan permintaan pembuatan kapal barang dikarenakan penggunaan strategi industri untuk membuat tempat produsen dan marketing yang tidak begitu jauh sehingga tidak diperlukan kapal untuk mengirimkan barang-barang kembali. Dengan adanya perubahan strategi dan era ini akan ada beberapa pekerjaan dan industri yang mungkin saja hilang kedepannya seperti perusahaan kapal, koran, majalah, dan pekerjaan seperti kasir.
Kurangnya inovasi di Indonesia juga disebabkan kurang variatifnya jurusan perkuliahan yang ada yang menyesuaikan dengan perkembangan teknologi, sains, dan era digital sekarang. Selama 30 tahun, jurusan perkuliahan di Indonesia sama dan itu-itu saja tanpa ada penambahan fakultas baru yang bisa mendukung perubahan dunia saat ini. Salah satu contoh perubahan menuruti zaman adalah pemerintahan Saudi Arabia. Seperti yang kita ketahui, negara Saudi Arabia adalah negara pengekspor minyak terbesar, terutama kepada negara Cina. Namun kondisi tersebut berubah semenjak Cina sudah mampu memperoleh pemasukan minyak sendiri, dan hal itu membuat Saudi Arabia mengubah pemerintahan mereka untuk kemudian menerima emansipasi wanita dengan memperbolehkan wanita menyetir dan mencari nafkah yang bukan menentang prinsip agama mereka namun mengikuti perubahan untuk menjadikan Saudi Arabia menjadi lebih baik lagi ke depannya.
Dengan adanya contoh-contoh mendunia dan lokal yang ada diharapkan setiap perusahaan dalam melihat iklim perubahan yang terjadi di dalamnya. Terutama dalam menghadapi generasi milenilai saat ini. Lingkungan kerja yang nyaman dan sesuai dengan ekspektasi generasi muda saat ini adalah cara untuk mencegah adanya turn over, serta dengan mengurangi doktrin yang dipergunakan sejak dulu yaitu dengan memberikan tekanan atau birokrasi yang terlalu kuat juga dapat menjadi pertimbangan kenyamanan generasi milenial untuk bekerja di dalamnya. Bahkan ke depannya tidak akan ada lagi tempat kerja atau tempat kerja akan menjadi virtual. Memberikan peluang, pembenahan, serta perbaikan mental akan menjadi hal yang dapat membantu mengurangi gap antara generasi tua dengan generasi muda ke depannya.
Keynote Speaker 1 yang bertema The Vision of State Owned Enterprise on Indonesian Great Talent oleh Bapak Rudiantara
Bapak Rudiantara adalah Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, bahasan beliau kurang lebih sama dengan Bapak Rhenald, yaitu mengenai cara membaca trend yang ada di dunia untuk menjadi kekuatan bagi perusahaan tersebut. Perkembangan teknologi pada zaman ini dapat menimbulkan ancaman bagi generasi muda, sehingga terdapat isu bahwa WhatsApp akan diblokir.
Pengalaman beliau bekerja di beberapa perusahaan BUMN, membuat ia menyimpulkan bahwa ekosistem adalah penentu penting dalam lingkungan kerja. Beberapa perusahaan BUMN yang tidak memanfaatkan perubahan ekosistem atau kemajuan globalisasi saat ini akan tertinggal. Seperti contohnya Damri yang saat ini ekosistem tertinggal jauh dengan Go-jek. “Ekosistem tidak hanya dari lingkungan kerjanya namun juga dari perubahan teknologi yang bergerak cepat”, kata Bapak Rudiantara.
Sesuai dengan pembahasan Bapak Rhenald sebelumnya, bahwa bekerja saat ini tidak harus di kantor. Beliau melihat bahwa jumlah kedatangan (absensi) belum tentu menentukn produktivitas seseorang. Bahwa produktivitas itu tidak bisa dilihat dari kedatangan saja, tapi dilihat bagaimana seseorang tersebut bisa menghasilkan sesuatu yang kreatif atau terstandarisasi, dan hal ini telah diterapkan di Kominfo, bahwa tidak semua orang berada di kantor untuk bekerja. Bukti pekerjaan atau terget yang terpenuhi adalah bukti dari produktivitas. Sehingga kita perlu antisipasi terhadap trend dan ahli profesi, bahwa tidak semua orang bisa senang akan pekerjaan mereka sehingga yang perlu kita lakukan adalah menghargai suasana kerja yang menurut mereka nyaman. Bahwa “tomorrow is today” akan terjadi perubahan-perubahan dan keinginan yang signifikan dari setiap talent yang ada, namun tidak bisa terlihat secara langsung apa yang diinginkan dan apa perubahan itu, sehingga hal ini disebut sebagai “weak signal”.
Indonesia adalah negara kepulauan dengan 17 ribu lebih pulau yang ada belum terhitung pulau kecil-kecilnya. Kita adalah Pancasila, ideologi negara kita. Sehingga selain memperhatikan suasana kerja kita juga harus menghormati perbedaan yang ada, serta kesetaraan gender. Hampir di setiap industri, perempuan lebih banyak ditemukan di perusahaan. Sehingga suasana kerja yang nyaman bagi kaum perempuan khususnya para Ibu, adalah tempat kerja yang memiliki day care, nursery care, yang dapat membantu mereka menyeimbangkan antara pekerjaan dengan kehidupan keluarga mereka. Bayangkan jika salah satu pekerja dalam industri Anda adalah seorang “single mother” dengan anak yang masih kecil, secara psikologis ia mengalami suffering of divorce yang menuntut mereka harus bisa memanajemen antara pekerjaan dengan keluarga. Sehingga untuk menciptakan ekosistem yang baik, kita harus membantu memfasilitasi untuk mengurangi beban mereka.
Inti dari keynote speaker ini adalah, bacalah trend yang ada, kenali ekosistem kerja Anda dan perhatikan “weak signal” yang ada. Bahwa tidak semua orang bisa senang namun kita harus bisa membuat suasana kerja menjadi nyaman dan menghargai setiap perbedaan yang ada.
Special Interview: Indonesian Young Heroes
Pada sesi ini, diundang beberapa generasi muda Indonesia yang menghasilkan prestasi membanggakan, di antaranya adalah Arief Widhiyasa (EO dan Co-Founder Agate), Musa Izzanardi Wijanarko (Mahasiswa termuda di ITB), dan Tantowi serta Lilyana Natsir (atlet Badminton, Juara Dunia).
Pada sesi ini dijelaskan apa yang menjadi perjuangan mereka hingga berada di posisi saat ini. Arief, yang merupakan CEO Agate, adalah mahasiswa ITB jurusan IT yang tidak menyelesaikan kuliahnya karena mengganggap bahwa ijazah tidaklah penting dan ilmu yang didapatkan di dalamnya adalah hal yang utama, sehingga ia memutuskan untuk tidak menyelesaikan perkuliahannya dan melanjutkan cita-cita dan passionnya mewujudkan Dunia yang Bahagia melalui Agate. Perusahaannya ini adalah perusahaan game developer yang telah menghasilkan banyak prestasi melalui penghargaan nasional maupun internasional.
Musa adalah seorang anak yang memiliki bakat (gifted) dengan tingkat keingintahuan yang sangat tinggi serta daya belajar yang sangat cepat, Musa tidak menjalani sekolah konvensional, melainkan home schooling yang dengan sangat cepat diselesaikannya. Musa memiliki ketertarikan pada bidang sains, yang menjadikan ia ingin cepat berkuliah untuk mempelajari secara mendalam hal yang ia sukai. Musa, pada waktu TK, pernah dikeluarkan dikarenakan tidak mau belajar dan sulit berkonsentrasi di sekolah, namun hal itu tidak menjadi penghalang bagi orang tuanya untuk tetap menyekolahkan Musa. Hal ini juga menjadi pelajaran bagi pendidikan di Indonesia tentang bagaimana masih kurangnya pengetahuan menghadapi dan mengembangkan anak-anak gifted, yang menjadi inspirasi juga bagi orang tua untuk tetap percaya pada potensi yang dimiliki anaknya. Sekarang Musa menjadi mahasiswa termuda di ITB yang mengambil jurusan FMIPA.
Siapa yang tidak mengenal Owie dan Butet yang merupakan atlit ganda campuran bulutangkis Indonesia? Meskipun umur mereka tidak lagi muda, mereka telah menghasilkan banyak prestasi yang membanggakan bagi Indonesia. Perjuangan Owie dan Butet menjadi seorang atlet pun tidak lepas dari dukungan serta semangat orang-orang di sekitarnya. Perjalanan yang panjang dengan menjalani rutinitas yang hampir sama selama 20 tahun, menghasilkan suatu kemampuan yang sangat berkualitas di dunia olahraga. Dengan dedikasi serta semangat mereka yang tinggi untuk mengharumkan nama Indonesia di dunia menjadikan mereka adalah pahlawan generasi saat ini.
Pada zaman dahulu bahwa peperangan dan kemerdekaan adalah hal yang identik dengan pahlawan nasional Indonesia, namun pada saat ini peperangan bukanlah tolak ukur dalam menjadi seorang pahlawan namun prestasi dan juga kontribusi yang diberikan bangsa sudah menjadikan mereka sebagai Pahlawan Muda Indonesia.
Plenary Session 1: Global Meritocracy: Develop Local Talent and Attract Global Talent oleh Saikat Chatterje Senior HR Executive Advisor
Hal yang menjadi pertanyaan utama pada sesi ini adalah “How to attract talent?” Di masa ini, yang sedang kita hadapi adalah perubahan, perubahan yang sangat besar dalam bidang teknologi. Bagaimana cara kita menarik perhatian talent lokal Indonesia untuk bekerja di perusahaan kita, baik talent yang saat ini sedang bekerja di luar Indonesia atau menarik perhatian talent global. Tidak hanya menarik perhatian saja, tapi bagaimana kita membangun dan mengembangkan talent tersebut secara tepat sasaran. Hal-hal yang bisa dipelajari untuk mengembangkan organisasi Anda tidaklah harus berdasarkan pengalaman kegagalan Anda, tapi bisa dari pengalaman organisasi lain, ataupun berdasarkan hal-hal yang telah terwujud atau tidak terjalankan dalam organisasi Anda, sehingga Anda akan menjadi cepat belajar untuk menuju perubahaan yang lebih baik.
Kebanyakan perusahaan yang ada di Asia akan mengalami perubahan yang sangat besar, perubahan yang berhubungan dengan teknologi seperti artificial intelligence dan internet atau yang berhubungan dengan bisnis organisasi Anda. Sehingga salah satu cara yang dilakukan oleh para direktur adalah dengan melakukan investasi, baik investasi dalam hal material ataupun sumber daya manusia. Dari hasil data, 3 dari 4 CEO khawatir akan skills yang tidak sesuai dengan harapan mereka akan menjadi penghalang perkembangan perusahaan mereka. Permasalahan besar ini dapat menjadi peluang bagi para HR Professional untuk memberikan solusi yang terbaik. Hal yang diharapkan oleh para CEO saat ini adalah memperoleh talent yang memiliki keterampilan sesuai dengan perubahan besar yang sedang dihadapi oleh perusahaan mereka “Right people in the right roles”.
Attraction sendiri tergantung dari perkembangan perusahaan seperti apa yang diinginkan. Attracting akan sesuai dengan target perusahaan kita sendiri, sebagai contoh seluruh perusahaan ingin berkembang dan dapat menghadapi perubahan besar di dunia saat ini, yaitu dalam bidang Digital maka perusahaan harus berusaha menarik perhatian bagi para talent yang memiliki skills dalam bidang software development, social marketing, ataupun keterampilan lainnya yang berhubungan dengan perubahaan saat ini. Hal-hal yang harus diharapkan dalam usaha perusahaan meningkatkan daya tariknya, talent saat ini tidak akan merasa tertarik pada organisasi pabrik, karena mereka merasa bahwa teknologi itu adalah diri mereka serta mengharapkan untuk memperoleh kehidupan yang berkualitas. Kedua adalah unengaged prospects, pada saat kita mencari orang-orang yang kita butuhkan atau menjual pekerjaan tersebut talent tersebut tidak memiliki ketertarikan dengan kita, sehingga mereka tidak akan mengirimkan CV ataupun melakukan interview dengan perusahaan kita.Ketiga adalah diminishing supply adalah peningkatan pembayaran yang tinggi sehingga harus mengurangi persiapan serta unrealistic hiring needs, terkadang perusahaan ingin memperoleh suatu talent yang berbeda dengan harapan yang sangat tinggi.
Sehingga, bagaimana cara kita mengatasi dan menemukan talent yang kita butuhkan?. Pertama lihatlah diantara keempat poin diatas poin mana yang paling sesuai terjadi dengan organisasi Anda. Apa yang bisa Anda lakukan dalam organisasi Anda yang dapat mengurangi risiko dari barrier tersebut, bagaimana cara Anda dapat mengatasi hal tersebut dengan mengenal kelemahan yang dimiliki oleh organisasi Anda. Hadapi tantangan yang dimiliki organisasi Anda, olah dengan baik persiapan dan supply yang dimiliki oleh perusahaan Anda.
Plenary Session 2: Why the Talent Migration?
Diaspora adalah kumpulan masyarakat yang memiliki darah Indonesia yang tinggal di luar negeri atau orang perantauan Indonesia di luar negeri. Bapak Archanda Tahar mengatakan bahwa terdapat banyak hal-hal yang perlu dikembangkan oleh talent di Indonesia, daiantaranya rasa percaya diri, kemampuan presentasi, dan juga kemampuan public speaking masyarakat kita. Bahwa kepercayaan diri itu adalah nomor satu untuk menjadikan kita unggul daripada orang lain kita harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Ilmu, keterampilan, serta pengalaman akan menjadi kunci penting jika seseorang ingin melebarkan sayapnya ke kancah internasional. Namun, hal-hal yang patut dibanggakan oleh bangsa Indonesia adalah ketekunan dan kekuatan yang dimiliki oleh kita, tidak hanya pintar namun cerdas bukan tentang teori apa yang digunakan namun bagaimana cara Anda menggunakan teori tersebut.
Livi Xheng adalah seorang Produser dan Sutradara Film Hollywood yang telah mengalami berpuluh-puluh kali penolakan akan naskah dan ide yang dicetuskannya dalam dunia perfilman, namun hal itu tidak menjadi keterpurukan baginya, melainkan menjadikannya semangat untuk terus mengembangkannya sehingga pada akhirnya diterima dan menjadi film bergengsi di Hollywood. Livi Zheng pada awalnya adalah seorang stuntman wanita yang akhirnya masuk kedalam dunia perfilman sebagai seorang produser dan sutradara film laga atau action. Hasil kerja kerasnya menjadi bukti nyata dengan berhasil bersaing pada semi final nominasi film di Oscar, meskipun tidak berhasil masuk menjadi nominasi film dalam Oscar, namun catatan prestasi tersebut sudah berhasil membawa nama Indonesia ke dalam ranah Hollywood. Livi Zheng juga berkata “If you have any challenge do it with motivation, and you will amaze with the results of it”, yang menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk tetap berani menjalani segala sesuatu hal tanpa takut akan kegagalan. Terdapat banyak masyarakat yang berdarah Indoneisa merantau ke luar negeri untuk mengembangkan dirinya, salahs atunya Livi Zheng yang memutuskan untuk bersekolah di luar negeri untuk mengembangkan kemampuan bela dirinya dan mencari pengetahuan yang lebih luas mengenai perfilman. Hal yang menjadikan seseorang juga tertarik untuk bermigrasi adalah sistem menitocracy yang ada di luar negeri, bahwa lingkungan dibentuk dan dinilai berdasarkan prestasinya bukan latar belakang orang tersebut, yang menjadikan orang-orang disana termotivasi untuk menghasilkan sesuatu untuk menjadi orang yang dipandang. Sehingga tak jarang seniman di sana lebih dihargai dan juga scientist lebih berkembang, maka dengan harapan Indonesia kedepannya juga dapat menerapkan sistem menitocracy untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh Human Capital di Indonesia.
bersambung ke hari 2
Comments :