Dalam rangka study lapangan, pada Hari Kamis, 30 Oktober 2025, Mahasiswa psikologi Binus University melakukan kunjungan ke SMA Dharma Suci untuk mengamati proses belajar mengajar di kelas peminatan Biologi.

Kelas yang dituju untuk observasi kegiatan belajar mengajar adalah  kelas XI dengan Peminatan Biologi. Kegiatan observasi menyoroti bagaimana penerapan strategi pembelajaran inovatif mampu meningkatkan antusiasme dan keterlibatan siswa selama proses belajar untuk memahami konsep-konsep sains yang kompleks. Guru tidak hanya berperan sebagai penyampai materi, tetapi juga sebagai fasilitator yang mengciptakan pengalamann belajar bermakna melalui interaksi, eksplorasi dan kolaborasi.

Metode pembelajaran yang diterapkan menggabungkan ceramah, diskusi, tanya jawab, praktik langsung di laboratorium biologi, serta pemanfaatan teknologi digital seperti PowerPoint, video pembelajaran, dan aplikasi Canva. Pendekatan ini dinilai mampu menyesuaikan dengan beragam gaya belajar siswa  baik visual, auditori, maupun kinestetik. Pembelajaran ini dapat dijelaskan melalui teori Howard Gardner tentang Multiple Intelligences, yang menekankan bahwa setiap siswa memiliki potensi kecerdasan yang berbeda-beda seperti kecerdasan visual, kinestetik, interpersonal, dan naturalis  yang semuanya dapat difasilitasi melalui metode belajar yang variatif (Kamila et al, 2024). Dalam konteks pembelajaran biologi, guru menggabungkan ceramah interaktif dengan praktik langsung di laboratorium, serta memanfaatkan media digital seperti video pembelajaran dan aplikasi Canva untuk membantu siswa memahami struktur dan fungsi makhluk hidup secara konkret. Strategi ini tidak hanya mengakomodasi berbagai gaya belajar, tetapi juga meningkatkan keterlibatan emosional dan rasa ingin tahu siswa.

Pendekatan Inquiry-Based Learning juga dapat diterapkan agar siswa terbiasa berpikir kritis dan ilmiah. Guru dapat memancing rasa ingin tahu siswa dengan pertanyaan terbuka, misalnya “Bagaimana penyakit hemofilia bisa diturunkan dari orang tua ke anak?” Dari pertanyaan sederhana itu, siswa terdorong untuk mengobservasi, berdiskusi, dan menyusun kesimpulan sendiri. Pendekatan ini sejalan dengan teori Vygotsky tentang Zone of Proximal Development (ZPD), di mana guru berperan sebagai fasilitator yang memberi scaffolding bimbingan sementara agar siswa bisa mencapai pemahaman yang lebih tinggi secara mandiri (Fitria et al, 2025). Scaffolding tampak diterapkan ketika guru memberikan bimbingan bertahap kepada siswa yang mengalami kesulitan. Melalui interaksi dan arahan yang tepat, siswa mampu membangun pemahaman yang lebih dalam secara mandiri. Pendekatan ini menegaskan bahwa pembelajaran efektif terjadi melalui dukungan sosial dan komunikasi aktif antara guru dan siswa.

Selama pelajaran, siswa tampak antusias dan terlibat aktif dengan cara berdiskusi, bertanya, dan bekerja sama dalam menyusun tugas selama kegiatan berlangsung. Guru juga mampu menjaga ketertiban kelas agar situasi selalu kondusif selama pelajaran. Selain itu, kondisi kelas pada SMA Dharma Suci terlihat rapi dan bersih dan dapat mendukung proses pembelajaran dengan dilengkapi oleh alat peraga dan fasilitas lab yang memudahkan siswa dalam memahami materi secara langsung. Dan yang terakhir penggunaan media digital di kelas sangat membantu siswa untuk tetap tertarik pada pembelajaran dan membuat pembelajaran terasa lebih relevan dengan dunia mereka.

Inovasi: Pembelajaran Project Based Learning & Blended learning

Dari hasil observasi yang dilakukan, terlihat bahwa pembelajaran Biologi di kelas ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi pengalaman belajar yang lebih bermakna dan menyenangkan. Salah satu bentuk inovasi yang bisa diterapkan adalah pendekatan Project-Based Learning, yang bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi dan hasil belajar kognitif siswa, serta mengembangkan penalaran ilmiah dan kreativitas siswa (Irdalisa et al, 2024, Aifah & Astriani, 2024). Pada pendekatan ini, siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi benar-benar terlibat dalam proses menemukan dan mencipta. Misalnya, mereka dapat membuat infografis mengenai topik genetik menggunakan Canva atau melakukan eksperimen mini di laboratorium untuk melihat secara langsung bagaimana konsep dalam buku diterapkan di dunia nyata.

Selain itu, penerapan Blended Learning yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dan daring juga sangat relevan dengan kebutuhan siswa masa kini. Melalui platform digital seperti Google Classroom atau Quizziz, siswa bisa mengakses materi tambahan, mengikuti kuis interaktif, dan belajar dengan kecepatan mereka sendiri. Selain itu, penggunaan augmented reality (AR) dan virtual lab simulation dengan menggunakan biology apps juga dapat membantu siswa dan memungkinkan mereka untuk memvisualisasikan organ tubuh atau ekosistem dalam bentuk 3D serta bereksperimen secara interaktif dan aman (Mas’ud et al, 2022). Pendekatan ini mendukung konsep self-regulated learning, di mana siswa memiliki kendali atas proses belajar mereka, termasuk bagaimana, kapan, dan seberapa dalam mereka ingin memahami suatu materi.

 

Artikel ini ditulis oleh: Valentino Wijaya, Surya Hanggara, Evelyn Tanie, Grizelle Audrey Tan,  Helmi Wicaksono, dengan dosen pembimbing: Muhammad Nanang Suprayogi S.Psi., M.Si. Ph.D.

 

Referensi:

Aifah, D. N., & Astriani, D. (2024). PROJECT BASED LEARNING MODEL (PjBL) TO IMPROVE COLLABORATION SKILLS AND STUDENT COGNITIVE LEARNING RESULTS. PENSA E-JURNAL: PENDIDIKAN SAINS, 12(1), 20–25. https://doi.org/10.26740/pensa.v12i1.61138

Fitria, L. N., Wardana, L. A., & Kasdriyanto, D. Y. (2025). Development of IBL model with scaffolding technique to improve creative thinking of grade IV students of SDN Kalisalam 2. International Journal of Educational Evaluation and Policy Analysis, 2(2), 93-100. https://doi.org/10.62951/ijeepa.v2i2.235

Irdalisa, I., Paidi, P., Panigrahi, R. R., & Hanum, E. (2024). Project-Based Learning on STEAM-Based Student’s Worksheet with Ecoprint Technique: Effects on Student Scientific Reasoning and Creativity. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 10(2), 222–236. https://doi.org/10.21831/jipi.v10i2.77676

Kamila, N., Banis, S., Hakki, N., & Amalia, A. (2024). Teori belajar multiple intelegensi. Cognitive: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 2(2). https://doi.org/10.61743/cg.v2i2.78

Mas’ud, A., Sundari, S., & Azahraa, I. F. (2022). Characteristics and Effectiveness of Blended Learning Through Reality Laboratory and Virtual Laboratory Activities in Genetics Course. Journal of Biology Learning, 4(1), 31–38. https://doi.org/10.32585/jbl.v4i1.2205