Mengukur yang Tak Terlihat: Bagaimana PsikometriMengubah Data Menjadi Makna
Mengukur yang Tak Terlihat: Bagaimana PsikometriMengubah Data Menjadi Makna
Tahukah kamu bahwa satu pilihan jawaban yang salah pada kuesioner bisa mengubah kesimpulan penelitian? Memang, ada banyak sekali komponen yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kuesioner atau alat ukur psikologi. Apa saja kah itu? Yuk, simak artikel ini.
Pada Selasa, 16 September 2025, saya melakukan sit in dan observasi untuk salah satu mata kuliah mahasiswa Psikologi BINUS semester tiga, yakni Psychometrics, yang diampu oleh Bapak Dr. Baydhowi, S.Psi., M.Si. Materi yang sedang dipelajari meliputi berbagai macam skala, central tendency, variabilitas, dan korelasi, serta daya beda item. Perlu diketahui bahwa Psychometrics sendiri merupakan lanjutan dari mata kuliah Statistics for Psychology di semester satu. Kedua mata kuliah tersebut menjadi andalan saat mengolah data hasil penelitian dalam psikologi.
Bahasan pertama di kelas ini adalah tentang skala pengukuran. Ada 4 macam skala pengukuran, yaitu Nominal, Ordinal, Interval, dan Rasio. Mari kita bahas satu per satu! Skala nominal biasanya berupa tabel atau kategori, contohnya jenis kelamin (laki-laki/perempuan) dan gaya belajar (visual/auditori/kinestetik). Skala ordinal lebih mudah diingat sebagai order (urutan) untuk menilai sesuatu lebih tinggi atau rendah, contohnya peringkat (1, 2, 3, …dan seterusnya). Skala interval ciri utamanya adalah tidak memiliki nol mutlak (absolute zero) yang berarti angka 0 (nol) tetap memiliki nilai dan ada jarak pasti yang dapat diketahui, contohnya suhu. Berbeda dengan skala interval, skala rasio memiliki nol mutlak, artinya angka 0 sama dengan nihil (tidak ada sama sekali). Apabila diperhatikan, skala nominal, ordinal, interval, dan rasio ini juga memberikan informasi yang
Central tendency terdiri dari mean (rata-rata), median (nilai tengah), dan modus (nilai yang paling banyak muncul). Rata-rata menjadi penting karena berperan sebagai penentu titik nol guna mengukur suatu nilai termasuk normal atau tidak normal. Sedangkan, variabilitas terdiri dari range (selisih antara nilai terbesar dan terkecil), varian, dan standar deviasi. Mudahnya, untuk melihat variasi dapat menggunakan komponen varian dan standar deviasi dalam menghitung variabilitas.
Korelasi menandakan hubungan yang sifatnya reciprocal (timbal balik atau dua arah). Dengan kata lain, perubahan yang terjadi pada suatu variabel akan menyebabkan variabel lainnya juga berubah. Contohnya hubungan hubungan antara tingkat stres dan kualitas tidur. Semakin tinggi stres, biasanya semakin buruk kualitas tidur. Begitupun sebaliknya. Terakhir yaitu daya beda item, biasa disebut sebagai diskriminan yang berfungsi mengukur bagus atau tidaknya suatu item di mana item itu sendiri dapat berupa pertanyaan maupun pernyataan. Korelasi yang tinggi menandakan bahwa item yang digunakan sudah baik. Maka semakin bagus item, semakin tinggi pula korelasinya.
Metode pengajaran yang diterapkan Pak Bay interaktif. Sering terjadi tanya-jawab antara Beliau dengan para mahasiswa di kelas tersebut. Beliau juga memberikan penjelasan yang informatif disertai contoh-contoh yang mudah dipahami, bahkan hingga simulasi yang didukung Microsoft Excel. Belajar psikometri di Psikologi BINUS jadi menyenangkan karena dibimbing oleh para dosen ahli yang tentunya kompeten di bidangnya!
Penulis : Riany Kartono (2602113703)
Editor: Melly Preston
Psikologi, BINUS Kemanggisan


Comments :