Pada tanggal 7 November 2024, tim dari jurusan Psikologi BINUS University melaksanakan sosialisasi di SMP Penabur 5 untuk mengedukasi siswa mengenai penggunaan media sosial yang sehat dan bijak. Program ini terbagi menjadi dua sesi, di mana para siswa mendapatkan wawasan tentang dampak psikologis media sosial serta pentingnya memiliki kesadaran digital. Acara ini diikuti dengan antusias oleh siswa SMP Penabur 5, yang secara aktif berdiskusi dan berinteraksi selama sesi berlangsung.

Dengan tujuan untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan akrab, pembukaan dimulai dengan sesi ice breaking yang dipandu oleh MC. Para siswa merasa lebih rileks dan siap untuk mengikuti materi yang akan dibahas dengan bermain permainan ringan. Suasana yang terbentuk sejak awal memungkinkan interaksi yang lebih aktif antara siswa dan pembicara, yang menghasilkan penerimaan materi yang lebih baik.

Siswa kelas delapan mengikuti sesi pertama, yang dibawakan oleh Kak Cindi, yang berlangsung dari pukul 07:30 hingga 09:30. Kak Cindi membahas fenomena Fear of Missing Out (FOMO) yang sering dialami oleh remaja di media sosial. FOMO adalah perasaan takut tertinggal atau ketinggalan informasi yang membuat seseorang merasa perlu mengikuti semua perubahan dan aktivitas di media sosial. Kak Cindi menjelaskan bagaimana FOMO dapat berdampak pada kesehatan mental, seperti membuat seseorang merasa kurang percaya diri atau tidak bahagia dengan kehidupan pribadinya.

Selain itu, Kak Cindi memberikan nasihat kepada siswa tentang cara mengelola FOMO dengan bijak, seperti membatasi waktu yang mereka habiskan di media sosial dan menghindari menjadi terpengaruh oleh apa yang mereka lihat di platform tersebut. Siswa akan berbicara aktif setelah sesi ini tentang tekanan yang mereka alami dari media sosial. Diskusi ini akan membantu mereka memahami bahwa citra media sosial tidak selalu benar dan betapa pentingnya memiliki perspektif yang lebih realistis.

Siswa kelas 7 mengikuti sesi kedua, yang dibawakan oleh Ibu Esther. Berlangsung dari pukul 10:00 hingga 12:00. Jejak digital adalah topik penting yang dibahas oleh Ibu Esther selama sesi ini. Ibu Esther menjelaskan bahwa setiap tindakan di internet, seperti meninggalkan komentar, unggahan, atau bahkan “like”, akan meninggalkan kesan permanen. Selain itu, dia menekankan bahwa rekaman digital ini dapat memiliki efek yang berbeda, tergantung pada cara seseorang menggunakan media sosial.

Selain itu, Ibu Esther menjelaskan mengapa seseorang harus cukup umur dan memiliki kesiapan mental sebelum aktif di media sosial. Platform media sosial sering kali menghadirkan konten yang tidak selalu cocok untuk usia muda, sehingga memiliki kesiapan mental menjadi hal yang sangat penting. Ibu Esther memberikan penjelasan kepada para siswa mengenai dampak emosional dan psikologis yang mungkin mereka hadapi jika belum siap secara mental. 

Dia juga memberikan panduan mengenai kebijakan umur minimum di berbagai platform media sosial dan alasan di balik aturan ini. Para siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan menyampaikan pendapat mereka mengenai isu-isu seputar jejak digital dan batasan umur di media sosial. Melalui sesi ini, mereka mendapatkan pemahaman tentang pentingnya menjaga diri dan berpikir sebelum bertindak di platform digital.

Antusiasme siswa SMP Penabur 5 terlihat jelas sepanjang acara ini. Mereka dengan aktif terlibat dalam diskusi, bertanya, dan berbagi pemikiran mereka mengenai topik yang dibahas. Acara sosialisasi ini menjadi langkah penting dalam meningkatkan literasi digital siswa. Di era digital ini, generasi muda sangat terbiasa dengan media sosial, tetapi mungkin belum memahami sepenuhnya konsekuensi dari setiap tindakan mereka di platform tersebut. Edukasi seperti ini memberikan mereka perspektif yang lebih matang dan membantu mereka menjadi pengguna media sosial yang lebih bijak dan bertanggung jawab.

Acara ini menunjukkan semangat siswa SMP Penabur 5. Mereka berpartisipasi secara aktif dalam percakapan, mengajukan pertanyaan, dan membagikan pendapat mereka tentang topik yang dibahas. Acara sosialisasi ini merupakan langkah besar menuju peningkatan literasi digital siswa. Generasi muda di era internet sekarang sangat terbiasa dengan media sosial, tetapi mereka mungkin belum memahami sepenuhnya apa yang mereka lakukan di sana. Pendidikan seperti ini membantu mereka menjadi pengguna media sosial yang lebih cerdas dan bertanggung jawab.

Penulis : Princelia Ardice Susanto – 2540121474