Strategi Pengajaran dalam Differentiated Instruction
Artikel ini ditulis oleh Helena Grace – 2201771791
Apa itu strategi pengajaran?
Seorang pengajar bertanggung jawab untuk mendidik siswa-siswanya dalam satu kelas. Pengajar harus memastikan bahwa tiap siswa mendapatkan proses pembelajaran yang lancar dan optimal. Oleh karena itu, agar pengajar dapat menangani semua siswa, pengajar perlu menggunakan strategi pengajaran. Strategi pengajaran adalah teknik, metode, atau perencanaan edukasional mengenai kegiatan atau interaksi kelas agar pembelajaran dapat efektif dan dapat mencapai target pembelajaran (Ayua, 2017). Menurut Ayua (2017), strategi pengajaran merujuk pada perilaku positif yang mendukung pembelajaran efektif. Strategi pengajaran merupakan upaya atau strategi yang dilakukan oleh pengajar untuk mendorong siswa untuk belajar secara aktif dan memiliki motivasi yang tinggi. Menurut Franzoni & Assar (2009), rancangan strategi pengajaran harus dapat mendorong siswa untuk mengobservasi, menganalisa, menciptakan hipotesis, menyuarakan pendapat, menggali pengetahuan sendiri, dan mencari solusi.
Menurut Gill et al. (2017, dalam Agustin, 2020) strategi pengajaran merupakan perencanaan untuk mencapai target pembelajaran yang disiapkan oleh pengajar sebelum mengajar. Satu sesi kelas dapat terdiri dari beberapa tujuan pembelajaran. Sementara, waktu untuk tiap sesi kelas terbatas. Maka dari itu, dalam strategi pengajaran, setiap aktivitas pembelajaran harus memiliki lebih dari satu fungsi dan memenuhi lebih dari satu tujuan pembelajaran, sehingga pengajar harus mengkombinasikan beberapa tujuan pembelajaran menjadi satu kegiatan belajar (Taba, 1966). Dengan begitu, semua tujuan pembelajaran akan mampu dicapai dalam satu sesi kelas. Strategi pengajaran membantu pengajar untuk menyusun proses pembelajaran sehingga memungkinkan terpenuhinya semua tujuan pembelajaran lewat aktivitas-aktivitas di kelas dalam waktu yang terbatas.
Menurut Sarode (2018), beberapa kelebihan dari pengimplementasian strategi pengajaran yang baik adalah siswa menjadi pusat dari proses pembelajaran karena tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar sifatnya kolaboratif, siswa menjadi lebih terlibat dan fokus, pengajar juga terlibat dalam aktivitas dan tugas siswa, ada beragam bahan pembelajaran, ada pengelompokan pengaturan tempat duduk siswa, kelas menjadi ruang yang “activity-based”, dan terciptanya suasana atau lingkungan yang rajin, memiliki tujuan, dan semangat. Siswa akan termotivasi untuk belajar dan terdorong untuk mempertanyakan prasangka-prasangka yang dimiliki jika siswa mendapatkan strategi pengajaran yang baik (Sarode, 2018). Menurut Aweng et al. (2013, dalam Agustin, 2020), strategi dapat digunakan untuk membuat siswa lebih aktif di kelas dan dapat menjadi alternatif untuk mendorong ketertarikan siswa terhadap bahan pembelajaran yang sedang diajarkan. Strategi pengajaran yang efektif juga akan mengembangkan autonomous motivation (Garhani & Supriyono, 2021). Hagger & Chatzisarantis (2016) mendefinisikan autonomous motivation sebagai keterlibatan dalam aktivitas yang didasarkan pada minat, kepuasan, dan hasil yang didapatkan dari aktivitas tersebut, personal agency, dan tanpa adanya aktivitas referensi eksternal yang akan datang.
Contoh strategi pengajaran dalam Differentiated Instruction
Strategi pengajaran didaktik merujuk pada rangkaian aktivitas dan bahan pembelajaran yang sistematis dan terorganisir, yang digunakan oleh pengajar saat mengajar (Franzoni & Assar, 2009). Beberapa contoh sederhana dari strategi pengajaran merupakan Pekerjaan Rumah (PR), kerja kelompok, diskusi, dan bermain peran. Garhani & Supriyono (2021) melaporkan bahwa strategi pengajaran yang efektif dan juga mendukung perkembangan autonomous motivation adalah drama, permainan, aktivitas seperti menyanyikan lagu dan table tenses, serta pengaturan tempat duduk. Strategi pengajaran yang diajukan oleh Wehrli & Nyquist (2003, dalam Lestari, 2016), merupakan pembelajaran yang didasarkan pada pemecahan masalah, kontak langsung, pengajaran one-to-one, diskusi kelompok besar, bermain peran, lecturing, simulasi, permainan, demonstrasi, dan brainstorming. Strategi pengajaran yang diajukan oleh Franzoni & Assar (2009) adalah permainan dan simulasi, pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah, bermain peran, presentasi, panel diskusi, brainstorming, studi kasus, metode pertanyaan dan jawaban, dan metode desain proyek.
Tantangan yang akan dihadapi oleh pengajar dalam menyusun strategi pengajaran adalah pengajar harus dapat merancang strategi-strategi yang akan memberikan siswa kesempatan untuk memanipulasi berbagai ide dan konsep (Taba, 1966). Menurut Mustika & Wardah (2021), dalam memilih strategi pengajaran, pengajar harus terlebih dahulu memiliki pengertian mengenai kompetensi dan tujuan pembelajaran siswa. Dengan begitu, pengajar akan mampu untuk menyusun strategi pengajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada. Kemudian, dari antara semua ragam pilihan teaching strategies yang ada, pengajar harus dapat mengidentifikasi strategi apa saja yang akan efektif untuk siswa-siswa yang kebutuhannya beragam. Oleh karena itu, dalam strategi pengajaran pun dibutuhkan adanya diferensiasi. Pengajar perlu menggunakan beragam strategi karena tidak mungkin untuk mengakomodasi semua siswa menggunakan satu strategi yang sama (Robinson-Madden, 2021). Menurut Robinson-Madden (2021), rasa percaya diri siswa untuk mengerjakan tugas yang terus bertambah sulit akan berkembang bila pengajar menggunakan beragam strategi dan membimbing siswa dalam melewati tantangan. Mencocokan strategi pengajaran dengan tipe-tipe belajar tertentu akan sulit jika tidak ada diferensiasi (Taba, 1966). Menurut Carbo et al. (1986, dalam Cole, 2008), pengajar harus dapat membuat penyesuaian berdasarkan kebutuhan dan gaya belajar siswanya dalam proses perencanaan strategi pengajaran. Strategi pengajaran akan tepat jika pengajar menggunakan beragam metode dan bahan mengajar untuk mempertimbangkan perbedaan dalam gaya belajar, tipe dan tempat belajar, serta waktu (Ihejirika, 2013). Apabila pengajar menggunakan strategi pengajaran yang tepat, maka kebutuhan belajar dari tiap siswanya akan terakomodasi. Siswa yang kebutuhan belajarnya terpenuhi akan mampu untuk menyerap pembelajaran di kelas secara maksimal.
Kesimpulan
Strategi pengajaran adalah perencanaan strategi yang pengajar gunakan untuk menangani dan memenuhi kebutuhan tiap siswa di kelas yang beragam, agar siswa aktif dalam kelas. Strategi pengajaran disusun terlebih dahulu oleh pengajar sebelum kegiatan pembelajaran. Ada banyak kelebihan dari implementasi strategi pengajaran yang efektif. Bagi pengajar, strategi pengajaran yang efektif akan membantu pengajar untuk mencapai semua tujuan pembelajaran dalam satu sesi kelas dan mendorong siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Hal jni dikarenakan dalam penyusunan strategi pengajaran, beberapa tujuan pembelajaran digabungkan menjadi satu aktivitas. Aktivitas-aktivitas yang kolaboratif juga mendorong siswa untuk menjadi terlibat di kelas. Sementara bagi siswa, strategi pengajaran yang efektif akan mampu memenuhi kebutuhan belajar siswa sehingga siswa akan memiliki minat serta motivasi tinggi di kelas, dan pembelajaran yang diterima oleh siswa akan optimal.
Dalam menyusun strategi pengajaran, pengajar harus memilih strategi-strategi yang dapat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Beberapa contoh strategi pengajaran meliputi kerja kelompok, diskusi, bermain peran, brainstorming, permainan, studi kasus, dan masih banyak lagi. Agar strategi pengajaran tepat, pengajar harus mampu mengidentifikasi kompetensi siswa, serta strategi pengajaran yang sekiranya akan efektif bagi siswanya dalam satu kelas yang kebutuhan belajarnya berbeda-beda. Dalam perencanaan strategi pengajaran, pengajar juga harus melakukan diferensiasi untuk memastikan bahwa kebutuhan belajar setiap siswanya terpenuhi. Dalam hal ini, pengajar dapat melakukan diferensiasi menggunakan metode differentiated instruction yaitu diferensiasi dilakukan berdasarkan level kesiapan, minat, dan profil belajar siswa. Untuk mengakomodasi perbedaan kebutuhan siswa, strategi pengajaran harus terdiri dari beragam macam metode dan bahan mengajar. Dengan begitu, kebutuhan tiap siswa akan terpenuhi dan siswa akan mendapatkan pembelajaran yang maksimal.
Referensi
Agustin, S. D. (2020). STRENGTHENING PLEASE” PICK, LIST, EVALUATE, ACTIVATE, SUPPLY, and END” STRATEGY TO ENHANCE STUDENTS’WRITING SKILLS OF PERSONAL LETTER AT ELEVENTH GRADE OF SMA CINTA AMAL (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang).
Ayua, G. A. (2017). Effective teaching strategies. In Orientation and Refresher Workshop for Teachers. https://doi. org/10.13140/RG (Vol. 2, No. 34147.09765).
Cole, R.W. (2008). Educating everybody’s children: Diverse teaching strategies for diverse learners. Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum Development
Franzoni, A.L., Assar, S. (2009). Student learning styles adaptation method based on teaching strategies and electronic media. Educational Technology & Society, 12(4), 15–29.
Garhani, B. C., & Supriyono, Y. (2021). EFL Learners’ Motivation in English Camp Setting: Self-Determination Theory Perspective. TLEMC (Teaching and Learning English in Multicultural Contexts), 5(1), 45-60.
Hagger, M. S., & Chatzisarantis, N. L. (2016). The trans-contextual model of autonomous motivation in education: Conceptual and empirical issues and meta-analysis. Review of educational research, 86(2), 360-407.
Ihejirika, J. C. (2013). Teaching strategies for adult learners: Implications of learning characteristics for effective teaching-learning transaction. Academic Research International, 4(2), 310.
Le Donné, N., Fraser, P., & Bousquet, G. (2016). Teaching strategies for instructional quality: Insights from the TALIS-PISA link data.
Lestari, I. W. (2016). What Teaching Strategies Motivate Learners To Speak?. methodology, 73, 81.
Mustika, U., & Wardah. (2021). AN ANALYSIS OF TEACHER’S STRATEGIES IN TEACHING ENGLISH. Journal of English Education Program, 2(1).
Robinson-Madden, S. M. (2021). Teaching Strategies Leading to Success in Self-Contained Classrooms (Doctoral dissertation, Nova Southeastern University).
Sarode, R. D. (2018). Teaching strategies, styles and qualities of a teacher: a review for valuable higher education. Current Engineering and Scientific Research (IJCESR 2018), 57.
Taba, H. (1966). Teaching Strategies and Cognitive Functioning in Elementary School Children.
Comments :