KENALI LEBIH JAUH: KOMPETENSI & WAWANCARA BERBASI KOMPETENSI
Haiii, Para Pembaca!
Jurusan Psikologi mengadakan kembali kegiatan pengkayaan bagi mahasiswa seri kedua pada hari Rabu, 9 Mei 2018 di Kampus Anggrek. Pada seri kedua ini, Jurusan memperkaya mahasiswa dengan materi yang bertajuk “Basic Skills of Behavioral Event Interview”. Sharing knowledge ini disampaikan oleh seorang yang expert di bidangnya yakni Bapak Agung Rido Harmoko, Psikolog, M.M, M.H. selaku HRA Manager dari PT. Patra Trading.
Dalam paparannya, Beliau membuka dengan tantangan sumber daya manusia (SDM) ke depan yakni “Bagaimana tempat kerja mampu menyiapkan SDM yang sesuai dengan kebutuhan jabatan, organisasi dan mempunyai kompetensi?”. Selain itu, tak bisa dihindarkan bahwa trend bisnis akan terus berkembang. Guna menjawab tantangan tersebut maka sangat diperlukan perhatian untuk terus memelihara dan mengembangkan kompetensi sumber daya manusia yang mampu bersaing.
Mari kenal lebih jauh, apa yang dimaksud dengan kompetensi? Pak Agung dalam sesinya menjelaskan kompetensi sebagai kapasitas SDM sesuai dengan kebutuhan dalam pelaksanaan pekerjaannya dapat berfungsi efektif dan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Tidak hanya berhenti pada pemahaman kompetensi. Namun demikian, kompetensi mempunyai 2 jenis yang terdiri atas soft competencies dan technical competencies. Jika diilustrasikan pada pemain sepak bola maka mampu bekerjasama dalam tim, kegigihan dan semangat untuk menang digolongkan dalam soft competencies. Sementara itu, kemampuan berlari, bertahan, menyundul dan mengolah si kulit bundar termasuk dalam technical competencies.
Setelah memberi pemahaman mengenai kompetensi, mari simak lebih lanjut mengenai pelaksanaan wawancara berbasis kompetensi. Sebelumnya, pembaca perlu mengetahui bahwa dua hal mendasar yang perlu didapat dalam proses wawancara yakni prediksi kinerja kandidat dengan pekerjaan yang akan dituju dan menggali lebih jauh informasi kandidat dari CV yang diberikan.
Guna memahami wawancara berbasis kompetensi, perlu diketahui dua asumsi dalam wawancara yakni pendekatan tradisional yang berfokus pada hal-hal yang menjadi rencana, target dan impian karir. Namun pendekatan wawancara yang berfokus pada hal-hal yang telah dikerjakan atau dilakukan disebut wawancara berbasis kompetensi atau bisa disebut sebagai Behavioral Event Interview (BEI). Dengan kata lain, menggunakan perilaku masa lalu untuk memprediksi masa depan.
Prinsip-prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara berbasis kompetensi yakni (a). Informasi perilaku masa lalu, (b) parameter yang dipakai adalah kompetensi, (c). Pewawancara haruslah seorang yang terlatih (d). Informasi yang disampaikan harus relevan. Tidak hanya perlu memahami prinsip dasar, dalam melakukan wawancara ini perlu mengetahui dua fokus metode yang disebut F.A.C.T dan S.T.A.R.
Konsep yang paling sering digunakan dalam pelaksanaan BEI yakni Situation, Task, Action dan Result (STAR). Pada metode ini, membantu pewawancara untuk mengurai tahap demi tahap saat bertanya kepada kandidat. Pertanyaan akan diawali dengan “Coba anda ceritakan kapan dan dimana project tersebut anda lakukan dan bagaimana sampai atasan anda bisa menunjukan anda sebagai pimpinan project? (Situation); Bisa ceritakan secara jelas tugas dan tanggung jawab anda saat ditunjuk sebagai pimpinan project (Task); Setelah anda mengetahui dengan jelas tugas anda, maka langkah-langkah apa saja yang anda lakukan saat itu?, bisa ceritakan keberhasilan anda dalam mengatasi masalah yang dihadapi saat menjalani project tersebut (apa masalahnya dan upaya apa yang anda lakukan) (Action), Setelah itu, bisa anda ceritakan hasil akhir dari pelaksanaan project tersebut (Result).
So, sekarang kalian lebih paham “Apa itu kompetensi dan wawancara berbasis kompetensi”
Sampai berjumpa pada tulisan selanjutnya yang tentu akan menambah pengetahuan kalian semua.