Moral adalah suatu prinsip yang digunakan oleh kehidupan manusia untuk memberikan sebuah acuan perilaku baik atau buruknya pada segala tindakan manusia. Pada kehidupan kelompok manusia, moral diartikan juga sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. Moral ini bermanfaat bagi manusia sebagai kontrol diri seseorang terhadap tingkah lakunya yang dapat berhubungan dengan tanggung jawab pribadi untuk menciptakan kerukunan, keharmonisan, dan ketertiban kehidupan bersosial di lingkungan sekitarnya. Dalam moral, ada terdapat beberapa unsur penting di dalamnya, yaitu nilai, evaluasi, norma, dan konsekuensi sosial. masing-masing unsur memiliki peran dalam membentuk moral manusia diantaranya adalah apa yang diakui atau dihargai, menilai tindakan, menciptakan suatu aturan kehidupan secara lisan atau tidak tertulis, ada sebuah dukungan positif ketika kita menjalani moral dan hinaan ketika kita tidak menjalani moral. 

 

Moral Code dalam Perspektif Psikologi Budaya

 

Budaya merupakan keseluruhan sistem atau cara hidup yang berkembang pada kehidupan kelompok manusia yang mengandung unsur nilai, aturan, kepercayaan, kebiasaan, komunikasi atau interaksi (bahasa), dan seni. Dalam konteks ini, psikologi budaya berperan mengevaluasi tentang bagaimana budaya itu memberi dampak kepada pola pikir manusia, bertindak, dan berperasaan. Dari adanya budaya pada kelompok manusia, maka terbentuklah sekaligus kesepakatan bersama yaitu moral code. Moral Code adalah kesatuan dari beberapa norma, nilai, dan prinsip yang menjadi acuan dasar pribadi atau kelompok untuk menentukan benar atau salah dan baik atau buruk dalam bertindak pada kehidupan sehari-hari dalam konteks sosial tertentu. Moral Code bekerja dengan mengatur pribadi bersikap, memperlakukan manusia lain, dan bagaimana mengevaluasi tindakan orang lain. moral code dari sudut pandang psikologi budaya berkaitan dengan cara norma-norma moral, pemahaman benar-salah, serta kriteria perilaku dibentuk, dipengaruhi, dan ditafsirkan oleh budaya tempat individu berada. Dalam konteks psikologi budaya, moral code tidak dipandang sebagai sesuatu yang berlaku di seluruh dunia, melainkan sebagai hasil dari nilai-nilai budaya, latar belakang sejarah, tatanan sosial, serta konteks komunitas. Dalam psikologi budaya, ada 3 moral penting dalam kehidupan yaitu :  Ethics of Autonomy (bersifat hak pribadi, kebebasan pribadi, dan individu), Ethics of Community (bersifat kelompok, kewajiban kolektif atau sosial), dan Ethics of Divinity (bersifat spiritual, lambang kesucian)

 

Bagaimana Aturan Moral dapat Berbeda-beda di Setiap Kelompok Masyarakat? 

 

Mayoritas manusia menganggap bahwa aturan moral itu berlaku kepada seluruh manusia atau bersifat universal. Pada perspektif psikologi, moral tidak bersifat statis artinya tidak serentak atau sama antara satu dengan yang lain. Alasannya adalah moral terbentuk dari sebuah dinamika kehidupan kelompok manusia seperti proses belajar, komunikasi sosial, perkembangan kemampuan berpikir manusia, dan budaya atau tradisi. Sejak manusia lahir, manusia tidak memiliki suatu moral yang kompleks. Ketika manusia sudah banyak mengalami interaksi dengan manusia lain di lingkungan sekitarnya, maka akan mendapatkan berbagai informasi mengenai pandangan, gagasan, atau pendapat orang lain yang kemudian menghasilkan sebuah kesepakatan secara bersama jika berdampak baik bagi kehidupan dan yang berdampak buruk akan dijauhkan. Sesuai dengan teori Social Learning Theory (Albert Bandura) yang menjelaskan bahwa moral juga merupakan hasil dari pengamatan, peniruan. 

 

Kelompok masyarakat yang paling kecil, contohnya adalah keluarga. Ajaran keluarga yang tradisional memfokuskan kepada kepatuhan, kesopanan, dan ketaatan sementara ajaran keluarga yang modern memfokuskan kepada kejujuran diri, tanggung jawab, dan kemandirian. Hal ini bisa berbeda karena beberapa faktor latar belakang seperti dinamika atau pengalaman hidup orang tua di masa lalu, sehingga dapat menentukan hal-hal apa saja yang baik dan buruk selama menjalani kehidupan. Dari berbagai hasil proses belajar inilah, dapat melahirkan sebuah aturan moral yang pantas untuk generasi manusia selanjutnya. Selain itu, juga pengaruh tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin cenderung bersifat modern aturan moralnya. 

 

Dalam lingkungan terbesar masyarakat, adalah contohnya perbedaan budaya masyarakat Asia (timur) dan Eropa atau Amerika (Barat). Masyarakat Asia cenderung memiliki aturan moral yang bersifat kolektivisme yang memfokuskan tentang kerukunan sosial, penyesuaian diri terhadap kelompok, memprioritaskan kepentingan kelompok, dan solidaritas. Hal tersebut berkembang karena latar belakang kondisi geografis di wilayah Asia, sumber daya alam yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat membuat mereka menciptakan kesepakatan bersama untuk menjaga kelestarian sumber daya alam tersebut dengan bekerjasama secara kolektif untuk kebutuhan hidup, seperti makan dan minum. Maka jika ada manusia yang mengambil sumber daya tersebut secara individu, dianggap melanggar aturan moral karena merugikan banyak manusia lain. Untuk masyarakat Eropa atau Amerika memiliki aturan moral yang bersifat Individualisme yang memfokuskan kepada hak pribadi, kejujuran, menjadi jati diri yang kuat, dan ekspresi pendapat diri. Hal ini tidak lepas dari latar belakang pemahaman masyarakat barat yang terpengaruh dari para ilmuwan atau filsuf kuno barat seperti Socrates, Aristoteles, Stoisisme yang kesimpulannya adalah fakta moral lahir dilandasi oleh rasio individu, bukan kelompok manusia. Jika ada seseorang yang mengintervensi keputusan pribadi dalam menjalankan hidup, maka dapat dikatakan sebagai pelanggaran aturan moral.

 

Penulis: Rizky Pramoedya – 2602167492

Editor: Andrea Prita Purnama Ratri

 

Referensi 

 

Gaffikin, M., & Lindawati, A. (2012, March 29). The Moral Reasoning of Public Accountants in the Development of a Code of Ethics: the Case of Indonesia. Australasian Accounting, Business and Finance Journal, 6(1), 3–28. https://www.uowoajournals.org/aabfj/article/id/1320

 

Wu, M. S., Ma-Kellams, C., Xie, T., & Zhang, Y. (2025). Editorial: Culture and morality: things we value. Frontiers in Psychology, 15, Article 1528375. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2024.1528375 

 

Budaya Individualisme dan Kolektivisme dalam Masyarakat. (2024, 21 November). Dewan Masyarakat. Diakses pada 24 November 2025, dari https://dewanmasyarakat.jendeladbp.my/2024/11/21/25941/

 

https://www.istockphoto.com/photo/hand-holding-ethical-model-business-ethics-and-corporate-compliance-concept-gm2206144301-623481063?utm_source=unsplash&utm_medium=affiliate&utm_campaign=srp_photos_zsr&utm_content=https%3A%2F%2Funsplash.com%2Fs%2Fphotos%2Fmoral-code&utm_term=moral+code%3A%3Abottom-affiliates-3col%3Acontrol