Kata Nalar : Paternalistic Leadership

 

Dalam suatu organisasi maupun perusahaan yang tentunya mempunyai tujuannya masing-masing, terdapat beberapa aspek penting yang harus dijaga dan ditingkatkan kualitasnya. Salah satu aspek penting di organisasi atau perusahaan adalah seorang pemimpin yang dapat bekerja secara efektif untuk membantu perkembangan organisasi maupun perusahaan tersebut. Pemimpin tersebut diartikan sebagai kondisi seseorang dalam membimbing dan menuntun. Dalam arti lain, pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi, membimbing atau menuntun individu lainnya pada suatu kondisi tertentu. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Sethuraman dan Suresh (2014), dimana pemimpin dapat didefinisikan juga sebagai seseorang yang bertanggung jawab untuk mempengaruhi dan mengarahkan satu orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.

 

Pemimpin yang merupakan salah satu aspek penting di organisasi atau perusahaan ini tentu harus memiliki cara memimpin atau gaya kepemimpinan yang baik. Karena, kepemimpinan ini sangat berpengaruh bagi seorang pemimpin agar dirinya dapat dan mampu untuk menuntun bawahannya mencapai tujuan organisasi dan perusahaan. Yang mana, pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang efektif juga dapat membantu organisasi dan perusahaan tersebut dalam memahami kerumitan yang terjadi pada lingkungan, serta untuk menghadapi arus globalisasi yang akan terus berubah dengan cepat (Nahavandi, 2002; dalam Sandybayev, 2019). Yang mana terdapat 3 aspek kepemimpinan, yaitu sebagai individu yang dapat menentukan arah, bergerak menuju perubahan, dan mahir dalam berbicara serta menjadi pelatih (Bennis & Nanus, 2006; dalam Daswati, 2012).

 

Adapun beberapa gaya kepemimpinan yang dapat diimplementasikan oleh seorang pemimpin, salah satunya adalah gaya kepemimpinan paternalistik. Jika dilihat dari artinya menurut KBBI, gaya kepemimpinan paternalistik atau disebut juga dengan paternalisme merupakan salah satu metode kepemimpinan yang didasari oleh hubungan antara pemimpin dan bawahan, dimana hubungan tersebut dinyatakan seperti hubungan antara bapak dan anak. Sedangkan menurut Farh dan Cheng (2000; dalam Niu, Wang & Cheng, 2009), kepemimpinan paternalistik merupakan cara memimpin yang mengkolaborasikan disiplin dan otoritas yang kuat dengan menggunakan perbuatan baik kebapakan dan integritas moral. Dalam arti lain, kepemimpinan paternalistik ini dapat didefinisikan sebagai cara seorang pemimpin untuk mengarahkan dan mempengaruhi yang dipimpin dengan sifat yang biasa dimiliki oleh seorang bapak.

 

Terdapat 3 dimensi dari seorang pemimpin paternalistik, yaitu otoritarianisme (authoritarianism) yang menggambarkan bahwa para pemimpin paternalistik tersebut akan mengontrol bawahannya dengan didasari oleh otoritas yang kuat dari bawahan, serta menggunakan strategi untuk mempertahankan status kekuasaannya dengan disiplin yang ketat. Kemudian, kebaikan (benevolence) yang menggambarkan bahwa mereka menunjukkan perhatian untuk kesejahteraan bawahannya, baik secara keseluruhan atau individual. Yang ketiga adalah moralitas (morality), dimana seorang pemimpin paternalistik akan menekankan karakter moral yang sangat baik dan akan lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri (Niu, Wang & Cheng, 2009). Jika dilihat dari penjelasan yang dipaparkan oleh Erlangga,  Frinaldi & Magriasti (2013), terdapat juga ciri-ciri dari kepemimpinan paternalistik, yaitu adalah pemimpin yang berperan seperti seorang bapak, mempunyai sifat untuk sangat melindungi, dapat mengambil keputusan, sering bergerak secara individual dan jarang memberikan bawahannya peluang untuk mengembangkan inovasi-inovasi yang ada, serta pemimpin yang tetap teguh dengan hal-hal yang telah ditentukan sebelumnya.

 

Secara garis besar, dari ciri-ciri kepemimpinan paternalistik tersebut terdapat beberapa poin yang tidak sesuai dengan ciri-ciri kepemimpinan secara umum. Yang mana dijelaskan oleh Rosari (2019), bahwa agar kepemimpinan dapat terbangun harus adanya empat aspek penting, yaitu: (1) terbentuknya hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin karna didasari oleh pengaruh tertentu; (2) pemimpin dan yang dipimpin merupakan individu-individu dalam hubungan tersebut; (3) pemimpin dan yang dipimpin mempunyai keinginan untuk membuat perubahan; (4) dan pemimpin serta yang dipimpin harus dapat mengembangkan tujuan yang telah dibentuk sebelumnya. Dalam hal ini, dapat dilihat bahwa kepemimpinan paternalistik ini mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri.

 

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan paternalitik (paternalistic leadership) sangat cocok digunakan oleh para pemimpin di organisasi maupun perusahaan yang memiliki kebijakan-kebijakan yang cukup ketat. Kemudian, sifat kebapakan yang dimiliki oleh para pemimpin dengan gaya kepemimpinan paternalistik juga dapat membantu organisasi dan perusahaan dalam meningkatkan motivasi para karyawannya. Yang mana, pemimpin dengan gaya paternalistik tersebut dipercaya dapat membangun hubungan yang hangat dengan bawahannya, namun tetap tegas terkait pekerjaan di kantor. Lalu, para pemimpin dengan gaya kepemimpinan paternalistik tersebut juga dapat menjadi penggerak bagi organisasi maupun perusahaan, dimana hal ini merupakan salah satu hal positif yang dapat membantu organisasi maupun perusahaan tersebut dalam beberapa situasi atau kondisi tertentu atau dalam menangani masalah yang sedang dihadapi.

 

Referensi:

Daswati. (2012). Implementasi Peran Kepemimpinan Dengan Gaya Kepemimpinan Menuju Kesuksesan Organisasi. Jurnal Academia Fisip Untad, 4(1), 783-798.

Erlangga, F., Frinaldi, A., & Magriasti, L. (2013). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Paternalistik Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang. Humanis, 12(2), 174-195.

Niu, C. P., Wang, A. C., & Cheng, B. S. (2009). Effectiveness of a Moral and Benevolent Leader: Probing the Interactions of the Dimensions of Paternalistic Leadership. Asian Journal of Social Psychology, 12(1), 32-39.

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2014). Essentials of Organizational Behavior (12th ed.). New Jersey: Pearson Education.

Rosari, R. (2019). Leadership Definitions Application for Lecturers’ Leadership Development. Journal of Leadership in Organizations, 1(1), 17-28.

Sandybayev, A. (2019). Impact of Effective Entreprenerial Leadership Style on Organization Performance: Critical Review. International Journal of Economics and Management, 1(1), 47-55. https://doi.org/10.1111/j.1467-839X.2008.01267.x.

Sethuraman, K., & Suresh, J. (2014). Effective Leadership Styles. International Business Research, 7(9), 165-172. http://dx.doi.org/10.5539/ibr.v7n9p165.

 

Penulis : Yosef Dedy Pradipto D471