Kata Nalar : Narcissistic Leadership
Kata Nalar : Narcissistic Leadership
Dalam sebuah organisasi atau perusahaan tentu sangat dibutuhkan pemimpin dengan gaya kepemimpinan tertentu untuk dapat menjalankan sebuah visi dan misi agar tujuan dari perusahaan dapat terwujud. Ada beragam gaya kepemimpinan. Pada kesempatan kali ini akan dijelaskan tentang kepemimpinan Narssisstic Leadership. Kepemimpinan Narcissistic Leadership atau disebut juga sebagai kepemimpinan yang narsisme atau narsis. Braun, et.al. (2018 dalam Ernawan Daniel, 2020) menjelaskan bahwa perusahaan dengan kepimpinan yang memiliki sifat narsis tentu akan membuat banyaknya masalah atau membawa dampak buruk yang dapat mempengaruhi kedinamisan perusahaan beserta karyawannya yang merasa tertekan karena sikap dan perilaku pimpinannya. Narsisme sendiri menurut Farida (2016) adalah ‘nilai harga diri’ seseorang ketika orang tersebut memiliki keberanian menampilkan yang ada didalam dirinya secara berlebihan. Biasanya orang yang memiliki narsisme akan melakukan gaya pengaturan untuk dirinya sendiri dengan mempertahankan pandangan diri terhadap sesuatu yang menurutnya benar dan dapat lebih mudah dalam mengontrol atau mempengaruhi orang lain (Rosenthal & Pittinsky, 2006 dalam Farida, 2016).
Farida, (2016) menjelaskan bahwa kepemimpinan yang narsistik ini dibagi menjadi dua negatif dan positif. Kepemimpinan narsistik ini akan cenderung mengarah ke negatif kalau mengindikasikan perilaku yang egois dalam memimpin, selalu menggunakan superioritasnya sebagai bentuk kekuatan dirinya dan akan selalu meminta bawahannya untuk terus menyanjung dirinya atau kinerja dirinya. Sedangkan kepemimpinan narsistik yang bernuasa positif adalah pemimpin yang dapat lebih percaya pada dirinya sendiri bahwa akan selalu bisa sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain, selalu optimis dan memegang otoritasnya sebagai pemimpin dengan sangat baik, serta memiliki tingkat kepercayaan diri yang baik, sehingga kinerjanya pun sebagai pemimpin dapat berjalan dengan baik
Menurut Grijalva (2013) dijelaskan bahwa narsisme menurut beberapa peneliti merupakan salah satu kriteria diagnostik yakni gangguan kepribadian narsistik. Seseorang yang memiliki kecenderungan narsistik akan lebih berperilaku egois atau lebih mementingkan diri sendiri secara berlebihan, sangat membutuhkan rasa kagum dari seseorang atau orang lain terutama menyangkut hal-hal yang dirasa menjadi kelebihan yang dimilikinya. Seseorang yang memiliki sifat yang narsistik akan kehiangan rasa empati kepada orang lain, suka mengeksploitasi, manipulatif dan arogan terhadap orang disekitarnya. Dari hal ini, Maccoby ((2004 dalam Farida, 2016) mengatakan bahwa sebenarnya orang yang memiliki narsisme juga dapat lebih produktif atau dengan kata lainnya narsisme yang dimiliki oleh seseorang juga dapat membuat seseorang lebih berani dalam mengambil setiap resiko yang ada, termasuk tugas dalam sebuah kepemimpinan. Menurut Galvin, et.al ((2010) narsisme yang dimiliki oleh seorang kepemimpinan akan terlihat dari bagaimana visi dan misi yang dikeluarkannya dan dilihat juga bagaimana dirinya rela atau bersedia melakukan apapun hanya untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya, maka dari itu dirinya berani dalam mengambil setiap resiko yang ada.
Referensi
Daniel, R., D. & Ernawan, K. (2019). Pengukuran Narsisme CEO Dalam Penelitian Di Bidang
Bisnis, Manajemen dan Akuntansi: Sebuah Studi Literatur. Jurnal Akuntansi dan Bisnis: Jurnal Program Studi Akutansi, 6 (1) Mei 2020. ISSN: 2503-0337. DOI: 10.31289/jab.v6i1.2861. Universitas Airlangga, Jawa Timur.
Farida, A., F. (2016). Pengaruh Narsisme Terhadap Atribusi Pemimpin Karisma Dengan Kualitas Komunikasi Visioner Dan Pengambilan Risiko Sebagai Mediator (Studi Pada Pt Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan Dan Ratu Boko). Jurnal Widya Warta, No. 01 tahun XI/Januari 2016. ISSN: 0554-1981. Akademi Sekretari dan Manajemen (ASM) Widya Mandala Madiun, Jawa Timur.
Gelantara, M., H. (2019). Hubungan Antara Kehangatan Orangtua dan Kecendurangan Gangguan Kepribadian Narsistik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Pengguna Instagram Universitas Medan Area. Skripsi. Universitas Medan Area. Sumattera Utara.
Grijalva, J., E. (2013). Narcissism and Leadership; A Meta-Analysis of Linear and Nonlinear
Relationship. Dissertation. University of Illionois, Chicago.
Saminnurahmat, K., Hikmat, & Engkus. (2017). Perilaku Narsis Pada Media Sosial Di Kalangan Remaja dan Upaya Penanggulangannya. Jurnal Penelitian Komunikasi, Vol. 28, No. 2 Desember 2017. Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati. Jawa Barat.
Tumbol, B., J., & Weismann, J., Th., I. (2019). Pemimpinan Narsistik Dalam Organisasi Gereja.
Diegesis: Jurnal Teologi, Vol.4, No.2 (2019).
Penulis : Yosef Dedy Pradipto D4671
Comments :