Kata Nalar : Ambidextrous Leadership
KATA NALAR : AMBIDEXTROUS LEADERSHIP
Konsep ambidextrous leadership merujuk pada gagasan bahwa seorang pemimpin harus mampu menyeimbangkan dua pendekatan kepemimpinan yang tampak bertentangan, yakni perilaku kepemimpinan terbuka (opening leadership behavior) dan perilaku kepemimpinan tertutup (closing leadership behavior). Ide dan konsep dasar ambidextrous ini diadaptasi dan dielaborasi dari makna harfiah katanya – kemampuan untuk menggunakan kedua tangan secara setara – yang kemudian dipahami sebagai kapasitas seorang pemimpin untuk menggabungkan dua karakteristik berbeda dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya.
Dalam konteks organisasi modern, di era digital ini, terutama organisasi yang beroperasi di tengah dinamika ketidakpastian, perubahan cepat, dan tuntutan inovasi yang tinggi – VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity) – kemampuan pemimpin untuk mengaktifkan kedua dimensi ini menjadi faktor penting dalam mendorong kinerja, inovasi, serta transformasi digital.
- Perilaku Kepemimpinan Terbuka Perilaku kepemimpinan terbuka merujuk pada cara pemimpin dalam memfasilitasi eksplorasi, kreativitas, dan pencarian ide-ide baru oleh para pegawai. Pemimpin dengan gaya terbuka mendorong anggota timnya untuk mencoba pendekatan berbeda, bereksperimen dengan ide-ide baru, serta mengambil risiko yang diperlukan untuk mendorong proses inovasi. Rosing et al. menggambarkan perilaku ini sebagai perilaku yang memberikan ruang bagi pegawai untuk berpikir independen, melakukan eksperimen, serta belajar dari kesalahan. Dalam praktiknya, perilaku terbuka ini sering tampak pada pemimpin yang memberikan fleksibilitas, mendukung kreativitas, dan memfasilitasi kebebasan dalam mencari solusi.
- Perilaku Kepemimpinan Tertutup Di sisi lain, perilaku kepemimpinan tertutup menekankan pada struktur, stabilitas, dan efisiensi. Pada fase tertentu dalam siklus kerja organisasi, pemimpin perlu memastikan bahwa standar, aturan, dan prosedur diikuti agar tujuan dapat dicapai. Perilaku kepemimpinan tertutup ini mencakup pemantauan pencapaian tujuan, penerapan tindakan korektif ketika terjadi deviasi, serta penguatan konsistensi dalam pelaksanaan tugas. Pendekatan ini sangat relevan ketika organisasi menuntut akurasi, kontrol kualitas, dan koordinasi untuk mencapai kinerja operasional yang optimal.
- Integrasi Dua Dimensi: Hakikat Ambidextrous Leadership Ambidextrous Leadership bukan tentang memilih salah satu tipe kepemimpinan, melainkan tentang kemampuan untuk menyeimbangkan dan mengaktifkan kedua perilaku tersebut sesuai kebutuhan situasional. Ambidextrous Leadership mampu menyesuaikan pendekatan kepemimpinannya secara fleksibel berdasarkan konteks, tuntutan tugas, atau dinamika tim. Fleksibilitas inilah yang menjadikan Ambidextrous Leadership efektif dalam konteks organisasi yang tengah menghadapi perubahan, seperti transformasi digital, restrukturisasi organisasi, maupun peningkatan inovasi.Dalam penelitian kontemporer mengenai kinerja perusahaan dan transformasi digital, kepemimpinan ambidextrous terbukti memiliki peran penting. Pemimpin yang mampu memadukan perilaku terbuka dan tertutup dapat menciptakan lingkungan kerja yang memfasilitasi inovasi sekaligus menjaga disiplin operasional. Dalam industri teknologi dan telekomunikasi, misalnya, keberhasilan perusahaan dalam melakukan transformasi digital sangat dipengaruhi oleh kemampuan pemimpin untuk memberikan ruang eksplorasi bagi inovasi, namun tetap menjaga konsistensi dalam implementasi strategi digital yang telah dirumuskan.
- Ambidextrous Leadership dalam Transformasi Digital Transformasi digital menuntut organisasi untuk terus menemukan cara baru dalam menjalankan operasi, berinteraksi dengan pelanggan, dan mengembangkan nilai tambah melalui teknologi. Dalam situasi ini, Ambidextrous Leadership berperan penting sebagai pengarah perubahan. Perilaku terbuka diperlukan untuk mendorong eksplorasi teknologi baru, mengembangkan model bisnis digital, atau merespons perubahan pasar secara adaptif. Sebaliknya, perilaku tertutup dibutuhkan agar proses digitalisasi berjalan efektif, efisien, dan berbasis pada tata kelola yang baik. Sejalan dengan hasil penelitian dalam konteks perusahaan telekomunikasi di Indonesia, kepemimpinan ambidextrous ditemukan berpengaruh positif terhadap transformasi digital dan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi dan efisiensi tidak lagi dipandang sebagai dua hal yang bertentangan, tetapi justru saling melengkapi ketika dikelola oleh pemimpin yang mampu mengaktifkan kedua dimensi kepemimpinan secara tepat.
- Kesimpulan Ambidextrous Leadership merupakan pendekatan kepemimpinan yang menuntut fleksibilitas, sensitivitas terhadap konteks, dan kemampuan menyeimbangkan antara kreativitas serta kontrol. Dalam organisasi modern yang menghadapi perubahan cepat dan kompleksitas tinggi, kapasitas pemimpin untuk mengadopsi dan mengombinasikan perilaku kepemimpinan terbuka dan tertutup menjadi kunci dalam mendorong inovasi, meningkatkan kinerja, serta mempercepat transformasi digital.
Dengan demikian, Ambidextrous Leadership tidak hanya menjadi gaya kepemimpinan yang relevan, tetapi juga strategis dalam memastikan keberlanjutan dan daya saing organisasi di era digital.
Referensi
Rosing, K., Frese, M., & Bausch, A. (2011). Explaining the heterogeneity of the leadership-innovation relationship: Ambidextrous leadership. The leadership quarterly, 22(5), 956-974.
Marindra Bawono, I. G., Bandur, A. & Alamsjah, F. (2022). The effect of ambidextrous leadership and social media on corporate performance: the mediating role of digital transformation. Journal of Theoretical and Applied Information Technology, 100(12), 3841-3851.
Penulis : Yosef Dedy Pradipto D4671
Comments :