SERUNYA KELAS DI PSIKOLOGI BINUS!

Hi, readers!

Di Psikologi, ada satu mata kuliah yang biasanya selalu membuat mahasiswa penasaran, namanya Introduction to Psychodiagnostics. Di mata kuliah ini, mahasiswa belajar tentang macam-macam alat ukur psikologi yang digunakan untuk berbagai tujuan. Nah, sekarang, yuk kita tengok sedikit bagaimana serunya kelas Intro to Psychodiagnostics yang diampu oleh salah satu dosen Psikologi Binus, Kak Hasna Hafizhah Salma, M.Psi., Psikolog!

Topik yang dibahas di kelas kak Hasna kali ini adalah Intelligence, Achievement, and Ability Test for Group. Kelas diawali dengan pembukaan oleh Kak Hasna yang mengajak mahasiswa untuk berdoa, tak lupa beliau mengingatkan serta untuk mendoakan warga Gaza yang menjadi korban agar selalu diberikan ketabahan mengenai peristiwa yang menimpa mereka, sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Tak lupa beliau menyiapkan ice breaking yaitu joget pinguin selama 7 menit untuk menarik perhatian dan antusias mahasiswa untuk membantu kelas menjadi lebih interaktif dan efektif.

Setelah pengkondisian kelas telah selesai dilakukan, sesi pembelajaran pun dimulai dengan antusias dan interaktif. Kak Hasna menguji pemahaman mahasiswa dengan pertanyaan terkait fenomena yang belum lama terjadi “Alat tes yang digunakan untuk tes CPNS kemarin dilakukan secara individual atau kelompok?” Setelah itu, beliau menjelaskan mengenai group test atau tes kelompok, yaitu alat tes yang dapat dilakukan secara kelompok termasuk didalamnya macam-macam tes kelompok yang sering digunakan di Indonesia, seperti CFIT, RPM, Tes E, TKV, dan TKD. Kak Hasna menjelaskan setiap alat tes secara mendetail sambil melemparkan pertanyaan-pertanyaan untuk menstimulasi ingatan mahasiswa, Salah satunya seperti pertanyaan, “Ada berapa macam kecerdasan?”

Pembahasan dilanjutkan dengan perbedaan antara fluid intelligence dan crystallized intelligence. Fluid intelligence merupakan kecerdasan yang diwariskan dan berfungsi untuk problem-solving, sementara crystallized intelligence lebih terkait dengan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh sepanjang hidup, menurut penjelasan Kak Hasna. 

Beliau lalu menjelaskan mengenai alat ukur Culture Fair Intelligence Test atau biasa disingkat CFIT dan menunjukkan alat ukur CFIT secara langsung kepada mahasiswa, serta beliau mengajak mahasiswa untuk mencoba menjawab beberapa tipe soal dan seri dalam CFIT dari soal yang dibacakan oleh Kak Hasna. Sesi berlangsung dengan sangat interaktif. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk bertanya, dan Kak Hasna dengan detail dan cermat menjawab setiap pertanyaan mereka.

Selanjutnya, ia menampilkan hasil tugas video yang telah diinstruksikan pada pertemuan sebelumnya untuk alat ukur CFIT, SPM, dan CPM. Kali ini giliran kelompok CFIT yang dibuat oleh kelompok 7. Setelah video selesai ditayangkan, mahasiswa selain dari kelompok 7 diberikan kesempatan untuk memberikan apresiasi dan kritik. Salah satu mahasiswa berkomentar bahwa “videonya diambil dengan baik dan lengkap” yang diterima dengan baik oleh kelompok 7, sebelum melanjutkan alat ukur berikutnya. Tak lupa Kak Hasna pun memberikan apresiasi serta masukan kepada kelompok 7. 

Sesi selanjutnya membahas tentang alat ukur RPM yaitu CPM dan SPM, diawali dari kegunaan alat tes, sasaran partisipan, dan subtesnya. Tak lupa juga ditunjukkan alat tes dari CPM. Sebelum beralih ke alat ukur selanjutnya, ia kembali bertanya kepada mahasiswa, “Dari yang telah dijelaskan, apakah ada yang ingin ditanyakan?” setelahnya, diputar video instruksi CPM dari kelompok 4, diikuti dengan apresiasi dan masukan dari mahasiswa dan Kak Hasna. Video SPM dari kelompok 3 turut ditayangkan, dengan proses yang serupa. Mahasiswa kembali diberikan kesempatan untuk menyampaikan kritik dan saran. Michael, salah satu mahasiswa, menyarankan agar video berikutnya mencantumkan partisipan dalam instruksi alat tes, dan kelompok 3 menerima masukan tersebut dengan baik.

Kak Hasna menanyakan kesan dan pesan dari masing-masing kelompok terkait proses pembuatan video dari kelompok 3 dan 4. Kelompok 4 merasa bahwa praktik langsung membuat materi di buku lebih mudah dipahami dan diterapkan. Di sisi lain, kelompok 3 menceritakan tantangan dalam pembuatan videonya yaitu menggunakan Lab Psikologi, namun tetap berhasil menyelesaikan video dalam tiga hari.

Materi berlanjut dengan penjelasan alat ukur Tes TKD dan IST. Kak Hasna menjelaskan setiap subtes serta sasaran partisipan dari masing-masing alat tes. Sebab setiap alat tes memiliki karakteristiknya sendiri untuk setiap jenjang umur, kemampuan, dan bakat partisipan sehingga pengetahuan mengenai kekhususan ini merupakan hal yang krusial bagi penguji. Beliau mencoba mengetes alat ukur tersebut secara langsung kepada mahasiswa dan menampilkan hasil kerja kelompok dalam bentuk video instruksi. Sebagai penutup, Kak Hasna memberikan apresiasi kepada seluruh mahasiswa atas usaha yang telah dilakukan, mengajak mereka untuk bertepuk tangan, serta memberikan gambaran singkat mengenai materi minggu depan. Kelas diakhiri dengan doa dan ucapan terima kasih dari Kak Hasna.

Penulis : Meida Lanie
Editor: Melly Preston