Remote Working: Lingkungan Kerja yang Fleksibel
Remote Working
Bekerja jarak jauh atau remote working kini bukan lagi sekadar solusi darurat saat pandemi, tetapi telah menjadi bagian dari cara kerja baru yang semakin banyak diterapkan di berbagai organisasi. Pengalaman selama pandemi membuktikan bahwa banyak pekerjaan, terutama yang berbasis pengetahuan, tetap bisa diselesaikan secara produktif meskipun dikerjakan dari luar kantor.
Menurut penelitian oleh Ebner, Gegenfurtner, dan Kühl (2025), bekerja dari rumah beberapa hari dalam seminggu justru bisa meningkatkan kepuasan kerja dan menurunkan keinginan untuk resign, asalkan kebutuhan dasar karyawan—seperti merasa punya kendali, merasa mampu, dan tetap terhubung dengan rekan kerja—tetap terpenuhi. Artinya, jika lingkungan kerja mendukung secara psikologis, remote working justru bisa menciptakan suasana kerja yang lebih sehat dan menyenangkan.
Dari sisi karyawan, fleksibilitas adalah salah satu keuntungan terbesar dari sistem kerja ini. Studi yang dilakukan oleh Rohmah dan Sumartono (2023) di Indonesia menunjukkan bahwa fleksibilitas waktu kerja memungkinkan karyawan mengatur ritme hidup mereka dengan lebih seimbang. Mereka merasa lebih mudah membagi waktu antara pekerjaan dan urusan pribadi, yang akhirnya berdampak positif pada kepuasan kerja secara keseluruhan.
Namun, meski memberi banyak manfaat, kerja jarak jauh juga punya tantangan tersendiri, terutama dalam hal komunikasi dan koordinasi. Dery, Sebastian, dan van der Meulen (2023) menyoroti bahwa komunikasi digital yang intens bisa memicu kelelahan dan miskomunikasi, apalagi jika tidak ada pengaturan komunikasi yang jelas. Kurangnya interaksi tatap muka juga bisa membuat sebagian karyawan merasa terputus dari timnya.
Secara keseluruhan, remote working bukan hanya tren sesaat, tapi sudah menjadi bagian dari realitas dunia kerja masa kini. Organisasi yang mampu menyeimbangkan manfaat fleksibilitas ini dengan strategi komunikasi yang baik dan perhatian pada kesejahteraan karyawan akan lebih unggul dalam menghadapi dinamika kerja di era digital.
Referensi:
Dery, K., Sebastian, I. M., & van der Meulen, N. (2023). From digital work to digital working: Technology-enabled remote work challenges. Management Communication Quarterly, 37(2), 204–232. https://doi.org/10.1177/08933189231199052
Ebner, C., Gegenfurtner, A., & Kühl, T. (2025). Remote work intensity in knowledge work: Associations with informal workplace learning, basic psychological needs satisfaction, job satisfaction, and turnover intention. Vocations and Learning. Advance online publication. https://doi.org/10.1007/s12186-025-09377-2
Rohmah, S. A., & Sumartono, S. (2023). The impact of flexible working arrangements on job satisfaction and work-life balance of remote workers in Indonesia. GRTSS: Global Research on Tourism, Sustainability, and Services, 2(1), 23–33. https://journal.gpp.or.id/index.php/grtss/article/view/356
Penulis
Yosef Dedy Pradipto D4671
Wita Anindya Maharani NIM 2502034811
Comments :