Pada Dialog Psikologi Nusantara XII, Jumat 18 Oktober 2024, Raymond Godwin menyampaikan di era digital, kesadaran manusia mengalami perubahan mendalam karena interaksi yang semakin erat dengan teknologi digital. Kesadaran bukan lagi sekadar pengalaman subjektif atas dunia, tetapi kini dipengaruhi dan dibentuk oleh perangkat digital yang menghubungkan, mengindividualisasikan, serta mengarahkan manusia melalui algoritma yang berbasis data. 

1.Kesadaran: Lebih dari Sekadar Kognisi

Kesadaran manusia melibatkan proses kognitif yang kompleks, yaitu cara manusia memperoleh pemahaman melalui pengalaman, pikiran, dan indera. Dalam struktur ini, otak memproses input sensorik dari lingkungan, yang kemudian menjadi pengalaman subjektif atau kesadaran. Namun, kehadiran perangkat digital telah memperluas peran perangkat eksternal dalam mempengaruhi dan mengarahkan cara kita memandang diri dan dunia.

2. Perangkat Digital dan Transformasi Kesadaran

Teknologi digital, termasuk alat yang saling terhubung melalui jaringan internet, memungkinkan interaksi lintas batas dengan kecepatan tinggi. Beberapa fitur utama perangkat digital yang memengaruhi kesadaran manusia meliputi:

Interconnectedness: Perangkat digital menciptakan jaringan komunikasi global yang memfasilitasi pertukaran informasi tanpa batas.
Personalization: Algoritma menyesuaikan pengalaman pengguna berdasarkan data, memberi kesan bahwa setiap interaksi digital bersifat personal.
Binary Code: Basis kode biner memudahkan proses pengolahan data, memungkinkan sistem mengolah data dengan cepat dan efisien.
Data-driven: Penggunaan data yang intensif membantu teknologi untuk terus belajar dan meningkatkan fungsinya berdasarkan informasi dari pengguna.

3. Tantangan Kesadaran dalam Dunia Digital

Ironisnya, dunia digital yang memudahkan akses informasi justru membawa tantangan tersendiri, seperti information overload, filter bubble, dan echo chamber. Fenomena ini membuat individu hanya terekspos pada informasi yang sesuai dengan preferensinya, sehingga kesadaran mereka terkunci dalam perspektif yang terbatas. Hal ini diperburuk oleh Google effect, di mana manusia lebih cenderung mengandalkan mesin pencari untuk informasi tanpa berusaha mengingat atau merefleksikan informasi tersebut.

4. Peran Algoritma dalam Pengalaman Individual

Algoritma yang digunakan dalam dunia digital semakin mengindividualisasikan pengalaman, memberikan hasil yang berbeda bagi setiap pengguna. Di satu sisi, ini mempermudah personalisasi dan memaksimalkan relevansi konten. Namun, di sisi lain, algoritma ini juga membuat individu bergerak terbatas pada pengalaman yang sudah ada, sehingga mengurangi kesempatan untuk berefleksi dan berpikir secara kritis terhadap informasi yang diterima.

Aspek

Dampak Positif

Tantangan

Interconnectedness

Akses informasi global, kolaborasi luas

Kecenderungan isolasi dalam echo chamber

Personalization

Pengalaman relevan dan sesuai kebutuhan

Menyempitkan perspektif penggunaan

Data-driven

Efisiensi dalam pencarian dan penyesuaian

Rentan terhadap bias algoritmik

Information Access

Informasi mudah diakses kapan saja

Information overload, kesulitan refleksi

5. Kesadaran dalam Era Digital: Pentingnya Refleksi Diri

Manusia memiliki kecenderungan alami untuk berpikir baik terhadap diri sendiri (self-serving bias) dan mudah terbawa oleh emosi (emotional contagion). Dunia digital tidak hanya memfasilitasi kecenderungan ini dengan efektif, tetapi juga mempersempit kesempatan untuk berefleksi. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan dalam menggunakan teknologi digital sangat penting agar kesadaran kita tetap reflektif dan terbuka terhadap pandangan yang beragam.

Yosef Dedy Pradipto   D4671

Wita Anindya Maharani   NIM 2502034811