Di masa kini, penggunaan gadget semakin marak. Mulai dari anak-anak sampai usia dewasa sudah tak lazim lagi dilihat sibuk dengan smartphone mereka masing-masing. Penerimaan informasi lewat telepon genggam yang instan juga sangat berpengaruh dalam mengolah informasi tersebut, sehingga siswa merasa bahwa informasi tentang apapun cukup hanya dengan menggunakan internet. Di mata beberapa siswa, tenaga pendidik tidaklah lagi relevan dikarenakan mudahnya akses informasi didapatkan padahal peran tenaga pendidik sangat penting dalam membimbing siswa dan mengajar tentang bagaimana siswa harus berpikir kritis, tidak serta merta langsung menelan semua informasi yang didapatkan tanpa penjelasan atau pengajaran lebih lanjut. Disini juga peran tenaga pendidik untuk memberikan pemahaman bahwa smartphone atau internet merupakan sebuah perangkat alat bantu untuk menunjang pembelajaran, bukan untuk mengganti fungsi dan tugas tenaga pendidik. Metode pengajaran yang tidak tepat hanya akan membuat siswa semakin jenuh dan cenderung malas untuk belajar lebih maka dari itu tenaga pendidik harus menemukan metode pengajaran yang memancing stimulus para siswa seperti mengadakan diskusi dan memberikan contoh kasus pada kehidupan sehari-hari serta mengasah kemampuan berpikir mereka agar mereka bisa melakukan penerapan teori untuk penyelesaian masalah yang akan mereka hadapi di dunia nyata. 

Salah satu metode pengajaran yang efektif dan inovatif adalah metode Engaged, Study, Activate (ESA). Metode ini dikembangkan oleh seorang guru bernama Jeremy Harmer pada tahun 1998. Pada penelitian terdahulu, metode ini terbukti signifikan dalam meningkatkan performa siswa terutama untuk peningkatan keterampilan berbicara serta menulis dalam bahasa asing (Aprilia et al, 2023 & Arifani et al, 2020). Terdapat 3 tahap dalam metode ini, yaitu; engaged (melibatkan), study (belajarkan), dan activate (aktifkan). Tahap engaged dilakukan untuk meningkatkan ketertarikan, minat, serta perhatian siswa dengan pemberian berbagai macam stimulus, seperti melakukan permainan, menunjukkan gambar, memutar video, menggunakan cerita, dan rekaman suara. Pada tahap kedua, yaitu study, siswa akan fokus mempelajari inti dari pelajaran. Sedangkan guru tidak hanya akan memberikan informasi, namun juga secara terus menerus menggali informasi yang diketahui siswa dengan memberikan pertanyaan yang dapat dijawab secara langsung atau ditulis pada papan tulis. Dan pada tahap activate, akan dilakukan latihan serta kegiatan yang berguna untuk memancing siswa untuk menggunakan pengetahuan yang sudah mereka dapatkan dari dua tahapan sebelumnya. Latihan dan kegiatan yang dilakukan antara lain seperti mengajak siswa bercerita, memainkan peran, menyusun kalimat, dan juga menjawab pertanyaan (Nayyanrises, 2013). Kami menggunakan metode ini dikarenakan terbukti bahwa terdapat perubahan tingkat performa siswa yang signifikan. Metode yang digunakan untuk melihat apakah penggunaan metode ESA adalah metode observasi dan wawancara yang dilakukan kepada salah satu guru SMAN 3 Jakarta. Hasil dari observasi dan wawancara tersebut kemudian akan dianalisa untuk melihat apakah guru tersebut sudah memberikan pengajaran efektif yang sesuai dengan metode ESA. 

Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan di sekolah SMAN 3 Jakarta, ditemukan bahwa Observasi ini menunjukkan keberhasilan dalam mengajar sangat bergantung pada persiapan yang matang, adaptasi terhadap perubahan generasi, dan metode evaluasi yang tepat. Disiplin, motivasi, dan komunikasi yang baik antara guru, siswa, dan orang tua juga sangat berperan penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Pengajar yang sukses adalah mereka yang dapat menyeimbangkan antara mengajar konten akademis dan mendidik dalam aspek kehidupan sehari-hari, sambil menghadapi tantangan sosial ekonomi dan teknologi dengan bijaksana. Adapun tantangan sosial ekonomi dan penggunaan gadget menjadi isu yang harus diatasi dengan bijak untuk memastikan proses belajar mengajar berjalan efektif. 

Dari pembahasan diatas, bisa kita simpulkan bahwa dalam proses mengajar, ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan yaitu yang pertama, persiapan materi ajar adalah hal yang sangat penting. Ini melibatkan pembuatan modul yang terorganisir dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan. Kedua, memberikan dorongan semangat kepada siswa untuk belajar merupakan hal yang sangat krusial. Guru perlu memiliki kemampuan untuk mengilhami dan mendorong siswa agar aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan apresiasi, penghargaan, atau respons positif sebagai bentuk dorongan. Ketiga, penerapan kedisiplinan juga merupakan hal yang sangat penting. Kedisiplinan ini membantu menciptakan suasana belajar yang teratur dan tertib, di mana siswa dapat dengan fokus mengikuti proses pembelajaran tanpa terganggu. 

Seorang pendidik perlu merancang modul yang sesuai dengan tujuan pengajaran dan menyesuaikan metode mengajar berdasarkan karakteristik dan kebutuhan generasi siswa saat ini. Persiapan materi ajar dilakukan dengan membuat modul yang sejalan dengan pencapaian pengajaran yang diharapkan. Penyesuaian metode mengajar menghadapi tantangan dari perbedaan generasi, di mana siswa-siswa saat ini lebih berani menyuarakan pendapat mereka. Tantangan lainnya termasuk penerimaan siswa baru yang terikat zonasi serta perbedaan dalam 

gaya belajar dan tingkat dukungan orang tua. Untuk memastikan bahwa siswa memahami materi yang diajarkan, evaluasi dilakukan melalui hasil belajar dan nilai mereka, dengan menyediakan remedial atau tugas ulang jika diperlukan. Interaksi dengan guru BK dan orang tua sangat penting dalam menangani masalah kedisiplinan dan kesulitan belajar. Aktivitas komunikatif seperti presentasi dan diskusi kelompok juga diterapkan untuk membantu pemahaman siswa. Penggunaan gadget oleh siswa diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu proses pembelajaran, dengan guru mengambil tindakan segera jika siswa menggunakan gadget saat pelajaran berlangsung. Pelajaran yang dapat diambil dari pengalaman ini adalah pentingnya metode pengajaran yang fleksibel, komunikasi yang efektif antara guru, siswa, dan orang tua, serta penegakan disiplin untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.  

Abizard Shafiq Andafa (2602169182), Muhamad Fadhil Farhan (2602167315) Adira Beatrice Radzalova (2602168103), Tengku Miftah Tri Aghfa (2602163790)  

 

Dosen pembimbing: Antonina Pantja Juni Wulandari (D1537) 

DAFTAR PUSTAKA 

Aprilia, F. A., Ainol, A., & Kholili, A. (2023). The effectiveness of (ESA) engage study activate method on student’s speaking ability at the eight grade students of Islamic junior high School of Syech Abdul Qadir al Jailani. ELT Worldwide: Journal of English 

Arifani, D. N., Setiadi, R., & Darmawangsa, D. (2020). Effect and students’ perception of the ESA (Engage, study, activate) teaching method implementation in French writing class. Proceedings of the 3rd International Conference on Language, Literature, Culture, and Education (ICOLLITE 2019), 424, 208. https://doi.org/10.2991/assehr.k.200325.083 

Language Teaching, 10(1), 162. https://doi.org/10.26858/eltww.v10i1.45515. 

Nayyanrises. (2013). ESA (Engaged, study, activate). the STORY of US. https://nayyanrises.wordpress.com/2013/08/04/esa-engaged-study-activate/ 

.