Pada tanggal 7 Mei 2024 lalu, dilaksanakan observasi kelas mata kuliah Social Psychology kelas LB64 di ruangan 504 yang diajar oleh Farah Mutiasari Djalal bertempat di BINUS Bekasi. Salah satu materi yang dibahas di kelas adalah Group Processes: Influence in Social Groups. Dosen membuka kelas dengan membahas UTS. Dalam kelas dosen menerapkan interactive learning karena di sela presentasi dosen mengajak mahasiswa untuk berdiskusi terkait dengan materi, serta menambahkan penjelasan dan memberikan contoh-contoh konkret terkait materi. Suasana kelas juga sangat kondusif dimana mahasiswa dapat nyaman dan fokus untuk belajar, dan bagi mahasiswa yang tidak memperhatikan kelas dengan baik maka akan mendapatkan sanksi dengan memberikan coklat untuk satu kelas.

Kegiatan yang dilakukan di kelas adalah presentasi, salah satu kelompok mempresentasikan materi Group Processes: Influence in Social Groups. Pada materi ini menjelaskan bahwa group proces adalah melibatkan interaksi antar individu dimana mereka saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam sebuah kelompok mereka tentunya memiliki suatu kesamaan seperti usia, hobi, dan sebagainya.

The Composition & Function
Social Norms: Aturan yang berlaku dalam masyarakat dan yang dijadikan pedoman dalam melakukan sesuatu di kehidupan sehari-hari dapat berupa tingkah laku, sikap, atau kebiasaan. Jika melanggar maka akan ada sanksinya.

Social Roles: Peranan dalam kehidupan sosial yang menentukan bagaimana seseorang harus bertindak dalam suatu kelompok.

Group Cohesiveness: Ketika setiap anggota kelompok tertarik & termotivasi untuk bekerja bersama agar dapat mencapai satu tujuan yang sama.

Group Diversity: Mengacu kepada perbedaan pendapat dilihat pada setiap individu dalam kelompok, misalnya dari umur, ras, agama, keterampilan, dan masih banyak lagi.

Individual Behavior in a Group Setting
Social Facilitation: Kecenderungan orang untuk melakukan lebih baik pada tugas sederhana dan lebih buruk pada tugas yang lebih kompleks ketika mereka berada di sekitar orang lain. Dari sini kinerja mereka dapat dievaluasi.

Simple VS Difficult Task: Ada situasi baru yang ditambahkan kepada eksperimen.

Arousal & The Dominant Response: Arousal adalah suatu gejala yang menunjukkan adanya peningkatan aktivitas fisiologis dan psikologis dalam diri seseorang, hal ini berkaitan bagaimana tingkat arousal atau aktivitas psikologis seseorang mempengaruhi respons yang dominan atau paling mungkin muncul dalam situasi tertentu.

Why The Presence of Other Causes Arousal?

  • Orang lain menyebabkan kita menjadi lebih waspada.
  • Saat sedang dievaluasi, seseorang cenderung lebih mudah merasa khawatir.
  • Orang lain cenderung mengalihkan perhatian kita dari tugas yang seharusnya.

Social Loafing: Kecenderungan seseorang untuk melakukan lebih buruk pada tugas-tugas sederhana tetapi lebih baik pada tugas-tugas kompleks ketika mereka berada di hadapan orang lain dan kinerja individu mereka tidak dapat dievaluasi. Terjadi ketika hilangnya rasa tanggung jawab individu, dan berkurangnya rasa percaya diri terhadap nilai kontribusi.

Gender and Cultural Influences: Kecenderungan untuk membiarkan orang lain melakukan sebagian besar pekerjaan cenderung lebih kuat pria daripada wanita. Wanita memiliki fokus lebih tinggi pada hubungan personal dan saling ketergantungan relasional.

Deindividuation Getting Lost in the Crowd: Deindividuasi yang terjadi ketika individu dalam kelompok kehilangan identitas diri mereka dan merasa tidak teridentifikasi, dapat menyebabkan pelepasan perilaku yang tidak terbayangkan jika individu tersebut berada sendiri.

Deindividuation Makes People Feel Less Accountable: Terjadi ketika individu merasa tidak teridentifikasi secara jelas dalam kelompok sehingga merasa kurang bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Deindividuation Increases Obedience to Group Norms: Membuat individu lebih patuh terhadap norma kelompok saat mereka merasa anonim. Deindividuasi mempengaruhi ketaatan terhadap norma kelompok dengan mengurangi kesadaran akan identitas diri individu.

Deindividuation Online: Anonimitas yang diberikan di dunia online seringkali mengurangi rasa tanggung jawab individu atas kata-kata dan tindakan mereka, sehingga memungkinkan perilaku yang lebih tidak terkendali dan ekstrim.

Process Loss
Failure to Share Unique Information
Hidden Profile Paradigm: Merujuk pada situasi di mana setiap anggota kelompok memiliki informasi unik yang bila digabungkan dapat mengarah ke keputusan terbaik. Namun, informasi ini didistribusikan sedemikian rupa sehingga tetap tersembunyi atau tidak sepenuhnya dibagikan di antara anggota kelompok.

Transactive Memory: Konsep yang menggambarkan bagaimana individu dan kelompok menyimpan, mengatur, dan mengakses informasi secara kolektif.

Groupthink: Many Heads, One Mind: Semacam proses pengambilan keputusan di mana mempertahankan kekompakan dan solidaritas kelompok dalam hal yang lebih penting daripada mempertimbangkan fakta-fakta secara realistis (namun menghasilkan keputusan yang tidak rasional atau disfungsional).

Most Like to Occur When:

  • Highly Cohesive: Kelompok yang memiliki hubungan kuat cenderung menghindari konflik.
  • Group Isolation: Ketika kelompok tidak mau mendengar informasi dari luar kelompok, mereka cenderung terlalu percaya diri.
  • Directive Leader: Pemimpin yang otoriter atau dominan menyebabkan anggota kelompok untuk terpaksa mengikuti pandangan pemimpin.

Avoiding The Groupthink Trap:

  • Remain Imperial (Neutral)
  • Seek Outside Opinions: Mengurangi cohesiveness
  • Create Subgroups
  • Seek Anonymous Opinions: Menyuarakan pendapat secara anonim agar bisa memberikan pendapat yang sebenarnya.

Group Polarization Going to Extremes: Kecenderungan kelompok untuk membuat keputusan yang lebih ekstrim dari kecenderungan awal dari anggota mereka.

Persuasive Arguments Interpretation: Dalam diskusi kelompok, anggota cenderung menilai argumen yang mendukung pandangan mereka dengan lebih mendalam dan mempertinbangkan secara serius. Sementara argumen yang bertentangan dengan pandangan mereka mungkin dinilai secara kurang kritis atau ditolak sepenuhnya.

Social Comparison Interpretation: Dalam diskusi kelompok, anggota cenderung membandingkan pandangan mereka sendiri dengan pandangan orang lain dalam kelompok. Jika mereka melihat bahwa mayoritas dalam kelompok memiliki pandangan yang mirip dengan pandangan mereka sendiri, mereka mungkin merasa lebih yakin dan diperkuat dalam pandangan tersebut.

Leadership in Group
Great Person Theory: Para pemimpin hebat terlahir dengan kualitas bawaan yang membuat mereka ditakdirkan untuk menduduki posisi kepemimpinan.

Leadership Style:

  • Transactional Leaders: Pemimpin yang menetapkan tujuan yang jelas dan memberikan reward atau punishment tergantung kinerja bawahannya.
  • Transformational Leader: Pemimpin yang menginspirasi para pengikutnya untuk fokus pada tujuan jangka panjang yang sama.

The Right Person in the Right Time:

  • Contingency Theory of Leadership: Tidak ada gaya  kepemimpinan tunggal yang paling efektif dalam semua situasi.
  • Task-Oriented Leaders: Seorang pemimpin yang lebih mementingkan penyelesaian pekerjaan daripada perasaan dan hubungan pekerja.
  • Relationship-Oriented Leaders: Seorang pemimpin yang mementingkan perasaan dan hubungan pekerja.

Gender and Leadership:

  • Jika perempuan menyesuaikan diri dengan ekspektasi masyarakat tentang bagaimana mereka seharusnya berperilaku, dengan bersikap hangat dan komunal, mereka sering dianggap memiliki potensi kepemimpinan yang rendah.
  • Jika perempuan berhasil mencapai posisi kepemimpinan dan bertindak dengan cara-cara yang tegas, task oriented, atau masculine, mereka sering dianggap negatif karena tidak “bertindak seperti yang seharusnya dilakukan oleh perempuan”.

Conflict & Cooperation
Social Dilemmas: Situasi dimata terjadi konflik antara kepentingan individu dan kepentingan kolektif. Hal ini muncul ketika individu mempunyai insentif untuk mengejar kepentingan sendiri dengan mengorbankan kesejahteraan kelompok.

The Tragedy of the Commons: Dilema yang mengacu pada menipisnya sumber daya bersama karena individu bertindak demi kepentingan sendiri. Padahal hal tersebut bukan demi kepentingan kolektif kelompok.

The Free-Rider Problem: Dilema ini terjadi ketika individu dapat memperoleh manfaat dari upaya orang lain tanpa memberikan kontribusi bagi dirinya sendiri.

The Bystander Effect: Dilema ini mengacu pada fenomena dimana individu cenderung tidak menawarkan bantuan atau campur tangan dalam situasi darurat ketika ada orang lain yang hadir karena mereka menganggap orang lain akan mengambil tanggung jawab.

Beyond The Two-Person Prisoner’s Dilemmas: The Public Goods Game: Sebuah eksperimen yang menggambarkan dilema sosial terkait the public good game. Dalam game ini, setiap peserta diberikan sejumlah uang/token dan harus memutuskan beberapa banyak yang akan disumbangkan ke dalam sebuah pool (dana) bersama. Total sumbangan di pool akan dikalikan dengan suatu faktor tertentu (biasanya kurang dari jumlah peserta) dan kemudian dibagikan sama rata kepada semua peserta. Terlepas dari berapa banyak yang mereka sumbangkan.

Strategi untuk meningkatkan kerjasama dalam permainan:

  • Interaksi Berulang dan Reputasi
  • Komunikasi dan Membangun Kepercayaan
  • Identitas Kelompok dan Norma Sosial
  • Hukuman dan Sistem Insentif

Using Threats to Resolve Conflict: Menggunakan ancaman untuk menyelesaikan konflik dapat mengacu pada memperingatkan atau mengancam akan menghukum/mengisolasi pihak yang tidak bekerjasama atau yang mengambil tindakan oportunistik untuk kepentingan pribadi mereka sendiri.

Negotiation and Bargaining: Dalam konteks social dilemmas, negosiasi dan tawar-menawar mengacu pada proses di mana pihak-pihak yang terlibat berusaha mencapai kesepakatan atau solusi yang saling menguntungkan melalui komunikasi, kompromi, dan pembagian sumber daya atau keuntungan secara adil. Tujuannya mencari solusi yang dapat diterima oleh semua pihak, mencegah konflik lebih lanjut, dan memastikan distribusi sumber daya atau manfaat secara adil, ini menumbuhkan kompromi, komunikasi yang baik, dan kesediaan untuk berkompromi dari semua pihak yang terlihat dalam dilema sosial tersebut.

Pada akhir presentasi, kelompok mengadakan kuis selama 7 menit dan juga meminta feedback. Kemudian di penghujung kelas dosen mendiskusikan terkait Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan mahasiswa, membahas Kelas Pengganti (KP), tugas Assessment of Learning (AoL), dan melakukan absensi sebelum mengakhiri kelas.

Penulis : Desyta Billyana Lestari
Editor : Angelique Aurellia