”Are you satisfied with an average life?” Pertanyaan ini diambil lirik salah satu lagu favorit saya, “Are You Satisfied?” oleh MARINA. Sebagai mahasiswa yang menimba ilmu dalam dunia yang terus menuntut pencapaian luar biasa, di mana batas antara ‘cukup baik’ dan ‘istimewa’ semakin kabur, saya berada di persimpangan jalan, bingung untuk mengambil jalan selanjutnya untuk mengejar ambisi. Walaupun demikian, di momen-momen penuh tekanan ini, saya menolak untuk berpuas diri dengan label “average”. Sebaliknya, saya terus berlari untuk mengejar mimpi yang awalnya terasa sulit dicapai.

Izinkan saya memperkenalkan diri: Saya Kezia Angelica, mahasiswa Psikologi di BINUS Kemanggisan. Baru-baru ini, saya berhasil menjadi IISMA Awardee 2024, dan akan melaksanakan beasiswa pertukaran pelajar fully funded ke Radboud University di Belanda. Tentunya perjalanan menuju titik ini tidaklah mudah, dan jalannya tidak selalu mulus, jadi saya mau bercerita sedikit tentang perjuangan itu. Semoga cerita ini bisa menginspirasi kalian yang ingin mengikuti IISMA tahun depan!

Sejak kecil, saya bercita-cita untuk kuliah di luar negeri. Ketertarikan saya pada budaya asing dimulai ketika bibi saya tinggal di luar negeri. Waktu itu, ia banyak bercerita tentang kehidupan di sana. Pertanyaan-pertanyaan seperti “Salju itu bentuknya bagaimana ya?”, “Rasa makanan di sana seperti apa ya?”, mulai bermunculan tanpa jawaban. Saya ingin menjawab semua pertanyaan itu sendiri, dan itulah mengapa saya tak pernah berhenti mencari kesempatan untuk belajar di luar negeri.

Sebenarnya, perjalanan akademik saya jauh dari kata “ideal”. Setelah lulus dari SMA, saya gagal masuk ke universitas impian saya saat itu. Sebagai seseorang yang biasanya meraih peringkat teratas di kelas, kegagalan ini rasanya seperti pukulan besar yang bisa menghancurkan semua rencana dan impian saya. Namun, hidup tidak berhenti ketika kita gagal. Orang-orang di sekitar saya menghibur saya dan berkata mungkin bukan “rezekinya” di sana. Kegagalan bukan berarti tidak ada alternatif lain menuju kesuksesan. Akhirnya, saya menjalankan perkuliahan di BINUS sambil memegang kata-kata itu. Sejak awal semester, saya bertekad untuk mencapai IPK di atas 3,5 dan aktif berorganisasi. Namun, perjalanan ini tidak selalu mulus. Meskipun berhasil mencapai IPK yang tinggi, saya menghadapi kegagalan dalam seleksi penerimaan di organisasi yang saya inginkan. Walau demikian, kita selalu dihadapkan pada banyak pilihan dan kesempatan. Saya pun tetap berusaha mencapai target perkuliahan sambil mencari alternatif lain.

Kejutan datang ketika saya berhasil menjadi anggota komunitas iBuddy. Saya diberikan kesempatan untuk membantu mahasiswa pertukaran pelajar BINUS dari berbagai negara. Saat itu, saya teringat dengan keinginan saya untuk belajar di luar negeri. Saya memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan kemampuan komunikasi lintas budaya (cross-cultural communication), sehingga saya bisa menjalin hubungan baik dengan teman-teman dari berbagai latar belakang. Selain menjadi anggota aktif, saya juga menyibukkan diri di semester 3 dengan menjadi asisten laboratorium mata kuliah Statistics for Psychology, menjadi English Tutor, dan menjadi mentor sekaligus penerima beasiswa Mentoring BINUS. Semua pengalaman ini memberikan saya banyak sekali pelajaran. Akhirnya, saya menjadi seseorang yang mampu memimpin, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, dan tentunya memiliki growth mindset di mana saya terus terbuka untuk mempelajari hal-hal baru sebagai lifelong learner.

Dengan bekal ini, saya memberanikan diri untuk mencoba menggapai mimpi kuliah di luar negeri itu. Saat saya masih menjadi freshman saya mendapatkan informasi bahwa Kemendikbud memiliki program Kampus Merdeka, termasuk kesempatan pertukaran pelajar ke universitas top di berbagai negara. Saya pun bertekad untuk menjadi awardee IISMA di masa depan. Meski saya belum bisa mewujudkan mimpi untuk study abroad karena keterbatasan sumber daya finansial, IISMA menjadi program yang sangat bergengsi karena sifatnya fully funded dan merupakan beasiswa. Setelah mencari informasi lebih lanjut dan berdiskusi dengan beberapa awardee sebelumnya, saya menyadari bahwa saya perlu mencari pengalaman-pengalaman yang dapat memberikan dampak positif bagi diri saya sebagai mahasiswa.

Oleh karena itu, semua pengalaman dan program yang saya ceritakan di atas merupakan bagian dari rencana saya dalam menjadi IISMA Awardee. Perjalanan saya dari semester 2 hingga sekarang, termasuk pengalaman di iBuddy, menjadi asisten laboratorium, English Tutor, dan mentor, telah membentuk saya menjadi individu dengan growth mindset. Saat ini, saya berada di semester 6 dan sedang menjalankan program magang, sekaligus mempersiapkan diri untuk berangkat ke Belanda.

Akhir kata, saya berharap cerita singkat ini bisa menginspirasi teman-teman yang ingin study abroad dan mengejar beasiswa IISMA. Kalau ditanya tentang kriteria yang diperlukan untuk menjadi IISMA awardee, saya tidak bisa memberikan jawaban langsung. Tetapi, sifat pantang menyerah dan semangat untuk terus belajar pasti akan mendukung perjalanan akademik dan karier teman-teman di masa depan. Keep fighting!