Apakah anda cenderung lebih mengingat informasi terakhir dalam suatu list atau informasi terbaru yang anda pelajari? Hal ini terjadi akibat fenomena yang dinamakan recency effect. Otak manusia hanya mampu mengingat sejumlah kecil informasi dalam jangka waktu yang singkat, menyebabkan peluang informasi terbaru tersebut untuk muncul kembali ke pikiran dalam waktu yang singkat. Recency effect adalah kecenderungan untuk mengingat informasi terbaru dibandingkan informasi yang disajikan paling awal & pada pertengahan Nagabhooshanam, 2022). Misalnya, saat anda mencoba menghafal suatu daftar belanjaan, anda cenderung lebih mudah mengingat item terakhir dalam daftar tersebut.

Serial position effect pertama kali ditemukan oleh psikolog Hermann Ebbinghaus. Ia menemukan bahwa seberapa akurat seseorang mampu mengingat item dari daftar tergantung pada lokasi item tersebut di dalam daftar. Item-item yang terletak di bagian akhir maupun mendekati bagian akhir daftar dan dipelajari paling baru akan diingat paling baik (recency effect), sedangkan beberapa item pertama juga diingat lebih baik dibandingkan item di bagian tengah (primacy effect). Salah satu eksperimen yang paling umum digunakan untuk mempelajari memori adalah prosedur free recall. Penguji akan menyajikan daftar kata, dimana satu kata akan ditampilkan selama 3 detik. Peserta diwajibkan mengingat item dalam daftar tersebut. Tentunya hasil menunjukkan bahwa kata-kata yang paling diingat partisipan adalah kata-kata yang disajikan di awal dan akhir.

Bagaimana individu dapat menerapkan primacy & recency effect dalam pembelajaran? Individu perlu memahami cara kerja efek ini dan juga fokus pada detil & info paling penting saat hendak mengakhiri sesi belajar. Untuk memanfaatkan primacy effect, subjek perlu sering melatih item – item awal sehingga item akan ditransfer ke penyimpanan jangka panjang dan penyimpanan jangka panjang ini akan membuat primacy effect (memprioritaskan kemunculan informasi awal dalam memori). Primacy effect akan terhambat apabila item disajikan dengan cepat, sehingga lebih baik item disajikan secara perlahan. Kedua hal tersebut merupakan faktor yang mengurangi dan menghambat pemrosesan setiap item untuk kemudian masuk ke penyimpanan permanen. Daftar item yang lebih panjang terbukti mengurangi primacy effect. Kemudian, diperlukan juga memberikan imbalan pada perilaku yang diinginkan untuk mendorong perilaku baik selanjutnya. Hal ini berarti pelajar dapat memberikan hadiah pada perilaku tertentu agar hasilnya stabil. Seperti memberikan waktu istirahat 20 menit setelah berhasil menghafal 15 kosakata baru yang ditampilkan secara perlahan.

Untuk memanfaatkan recency effect, dimana subjek akan menyimpan beberapa kata terakhir dalam penyimpanan jangka pendek, diperlukan fokus yang tinggi. Recency effect akan berkurang apabila terdapat distraksi. Distraksi tersebut memengaruhi working memory dan tidak boleh melebihi 15 hingga 30 detik agar recency effect tidak hilang. Selain itu, jika informasi di review sehabis ujian maupun sesi belajar, recency effect akan efektif terlepas dari seberapa banyak item yang dipelajari atau kecepatan penyajian. Keduanya effect tersebut ditentukan oleh dua faktor utama – jeda antar item dan waktu yang dimiliki subjek untuk mengambil keputusan maupun menilai item yang ada (Petrinski, 2022).

Referensi:

  1. Nagabhooshanam, J. N. (2022). Primacy And Recency Effects On Recall: Experiment. JETIR, 9(1), 1–7. https://www.jetir.org/papers/JETIR2201580.pdf
  2. Petrinski, G. (2022). Argumentative Aspects Of The Primacy And Recency Effects: A Return To Classical Rhetoric. İmgelem, 6(10), 159–182. https://doi.org/10.53791/imgelem.1092432

Penulis: Audrey Phoebe Kurniawan (2501965020)

Site Supervisor: Bay Dhowi, S.Psi., M.Si. – D4978