Digital Humanities (DH) merupakan suatu pendekatan yang menempatkan teknologi digital sebagai sarana yang diharapkan dapat membantu dan memudahkan manusia. DH bertujuan untuk membela atau memperjuangkan hak-hak manusia di era digital, dengan mempertahankan asas kemanusiaan.

Terdapat beberapa cara untuk merumuskan munculnya digital humanities (DH). Yang pertama adalah digital humanities as insurrection atau digital humanities sebagai suatu pemberontakan. Pemberontakan yang dimaksud merujuk pada kedisiplinan atau status dari suatu kelembagaan yang mungkin sudah tidak mengarah pada perubahan revolusioner.

Yang kedua, digital humanities as eternal recurrence atau digital humanities sebagai pengulangan kekal. Yang dimaksud adalah bahwa kalimat yang tertulis mengenai digital humanities sebagai pengulangan kekal mengkapitalisasi kebangkitan digital humanities dalam perkembangan siklus paradigma disiplin yang berkembang.

Sumber:

  • Estill, L., Guiliano, J., Ortega, É., Terras, M., Verhoeven, D., & Layne-Worthey, G. C. (2022). The circus we deserve?: A front row look at the organization of the annual academic conference for the Digital Humanities. Digital Humanities Quarterly. Vol. 16 No. 4; http://www.digitalhumanities.org/dhq/vol/16/4/000643/000643.html

Oleh:
– Yosef Dedy Pradipto
– Christopher Sebastian Zhang
– Theresia Angelina John
– Cecilia Angeline
– Steven Wijaya

Di unggah pada:
13 Desember 2023