(sumber: flickr.com)

Sebagai salah satu syarat pemenuhan tugas mata kuliah School Psychology, kami diberikan tugas untuk melakukan Penelitian tentang peran guru bimbingan konseling atau Psikolog sekolah. Untuk hal itu kami menyebarkan kuesioner kepada para siswa yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).Kuesioner tersebut berisi tentang beberapa pertanyaan terkait evaluasi untuk keberadaan program Bimbingan Konselingdan Psikolog sekolah di sekolah tempat mereka belajar. Adanya penyebaran kuesioner ini bertujuan untuk mengetahuisejauh mana peran guru bimbingan konseling (BK) dan psikolog sekolah di sekolah dalam membimbing siswa untukmempersiapkan karir, menghadapi persoalan sehari-hari yang dihadapi siswa. Selain itu pengambilan data melalui kuesioner dilakukan juga untuk mengetahui efektivitas peran guru bimbingan konseling (BK) atau psikolog sekolah dilingkungan sekolah.

Berdasarkan hasil kuesioner yang kami dapatkan dari 33 siswa dari rentang pendidikan SMP hingga SMA,terdapat beberapa sekolah yang memberikan bimbingan konseling dengan maksimal hingga menetapkan bimbingan konseling (BK) sebagai mata pelajaran di ruang kelas. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan membantu siswa untuk lebih mengenal dirinya sendiri, lebih memahami nilai moral dalam kehidupan masyarakat, serta membantu merekamenentukan jenjang karir yang mereka minati dan impikan. Namun, masih terdapat beberapa sekolah yang kurang menekankan layanan bimbingan konseling (BK) sehingga para siswa kurang mendapatkan manfaat dari hadirnya bimbingan konseling (BK) yang hanya dijadikan formalitas saja. Sedangkan, untuk keberadaan psikolog sekolah, hanya 13 dari 33 partisipan yang memiliki psikolog sekolah di sekolahnya. Dimana hal ini menunjukkan bahwa profesipsikolog sekolah masih belum banyak diketahui oleh para siswa maupun sekolah dan masih banyak pihak yang belum mengetahui perbedaan peran yang dipegang oleh dua profesi ini.

Para siswa juga turut menyampaikan beberapa hambatan dan harapan yang mereka miliki terkait guru bimbingan konseling di sekolah nya. Banyak dari mereka menginginkan bahwa guru bimbingan konseling perlu memperhatikan lebih lanjut mengenai kerahasiaan data pribadi siswa dan perlu memberikan pelatihan psikologis secara lebih sering. Hambatan-hambatan yang dimiliki oleh guru bimbingan konseling ini mungkin saja didasari oleh beberapa faktor yaitu latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, motivasi kerja, kompetensi guru bimbingan konseling itu sendiri serta sarana dan prasarana (Kamaruzzaman, 2017). Dimana hal ini juga sangat perlu diperhatikan bagi guru bimbingan konseling di berbagai sekolah, karena peran mereka di sekolah seharusnya dapat membantu siswa dalam setiap permasalahan yang dialami. Oleh karena itu, perlu adanya pelatihan guru bimbingan konseling dalam mewujudkan penguatan sektor pendidikan di Indonesia dan evaluasi mengenai kinerja yang telah dilakukan (Suryani, R., et al, 2022)Karena, dengan adanya guru bimbingan konseling (BK) yang kompeten dan terlatih dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan kualitas pelajar serta dapat membimbing pelajar memilih jenjang pendidikan dan karir yang lebih baik (Busro & Fuad, 2020).

Daftar pustaka:
Kamaruzzaman. (2017). Analisis Faktor Penghambat Kinerja Guru Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas. Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 3(2), 229–242. https://doi.org/10.31571/sosial.v3i2.367

Busro, M. U. H., & Fuad. A. (2020). Psikologi Pendidikan Sebagai Dasar Pembelajaran. El Wahdah, 1(1), 71-88.

Suryani, R., Marito, D., Azzahra, L., & Harahap, M. (2022). Pengaruh Kinerja Guru Bimbingan dan Konseling Terhadap Kedisiplinan Siswa SMA Negeri 15 Medan. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6), 5040–5049. https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i6.9085

Artikel ini ditulis oleh :
Hanief Syahla Kurniawan, Nadia Rahma Kamil, Naila Mutmainah, Nazwa Alfinouza, Rajend Deparla Regar dengan bimbingan dosen M.Nanang Suprayogi