Yuk Intip Keseruan Playdate Binus College X Binus School Bekasi!
Apakah readers disini tahu bahwa anak memiliki masa istimewa di rentang usia tertentu? Masa tersebut dikenal sebagai The Golden Age, masa emas bagi perkembangan dan pertumbuhan anak dengan rentang usia 0-5 tahun yang akan menentukan kecerdasan serta karakter anak dimasa yang akan datang. Dalam hal ini, orang tua berperan besar dalam mengoptimalkan tumbuh kembang dan memaksimalkan potensi dengan memberikan rangsangan dan arahan kepada anak. Pada rentang usia 0-5 tahun, otak anak akan bekerja hingga 80% dan berkembang dengan pesat untuk menyerap segala informasi yang diberikan oleh orangtua atau lingkungannya. Sehingga, perlu adanya stimulasi yang diberikan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan motorik halus, motorik kasar, kognitif, berbicara, interaksi sosial, dan mengajak anak bermain sambil belajar.
Nah, pada kesempatan di tanggal 11 november 2023 kemarin, Mahasiswa BINUS Bekasi berkolaborasi dengan BINUS School Bekasi dalam acara “Playdate x Binus Bekasi”. Tujuan dari acara Playdate ini adalah untuk menstimulasi perkembangan kognitif, sensorik, motorik, dan interaksi sosial dengan mengajak anak bermain sambil belajar serta memberikan kesempatan bagi anak untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya. Dalam acara “Playdate x Binus Bekasi”, terdapat tiga bagian acara yang dapat menjadi media untuk menstimulasi perkembangan anak, yaitu Music and Movement, Interactive Storytelling, dan Sensory Art. Mahasiswa Psikologi Edukasi Binus Bekasi juga turut bertanggung jawab sebagai fasilitator sekaligus pendamping bagi anak-anak dalam acara ini.Acara Playdate dibuka dengan sambutan Miss Soniya dan perkenalan dari para fasilitator yang akan bertanggung jawab dalam acara Playdate, yaitu mahasiswa dari jurusan Psikologi BINUS Bekasi. Setelah sesi sambutan dan perkenalan berakhir, selanjutnya acara disambung dengan segmen pertama yaitu Music and Movement.
1. Music and Movement
Pada segmen Music and Movement ini, Kak Sarah dan Kak Rizki bertugas untuk mengajak adik – adik balita untuk bernyanyi dan menari bersama. Segmen ini diawali dengan memperkenalkan diri dan menyapa adik – adik balita, kemudian Kak Sarah dan Kak Rizki mencoba untuk menarik perhatian dan mengajak para adik balita untuk berdiri, lalu mengarahkan para adik balita untuk mengikuti gerakan sesuai urutan lagu yang akan dibawakan. Tujuan dari kegiatan Music and Movement ini ialah melatih gerakan motorik dari para adik balita yang hadir serta menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan untuk mempermudah dan membantu para adik balita untuk meningkatkan tingkat konsentrasi selama kegiatan Playdate berlangsung.
Lagu pertama yang dibawakan oleh Kak Sarah dan Kak Rizki adalah “Bila kau senang hati tepuk tangan”, para adik balita sangat senang dan sangat bersemangat untuk memperagakan perintah yang disebutkan dari lagu tersebut. Kak Sarah dan Kak Rizki juga sesekali mengajak para adik balita untuk maju kedepan setelah melihat antusias yang ditunjukkan dari adik – adik balita. Selanjutnya, setelah melihat semangat dari para adik balita, Kak Sarah dan Kak Rizki menyambung acara Music and Movement dengan bernyanyi dan memperagakan gerakan dari lagu kedua yaitu “Kepala pundak lutut kaki”, yang dimana laguini dapat menilai seberapa baik pengetahuan para balita tentang anggota tubuh mereka dengan melihat gerakan yang diperagakan oleh adik – adik balita sesuai dengan gerakan yang ada pada lagu tersebut. Melihat kesenangan dan antusias yang tinggi dari para adik balita, Kak Sarah dan Kak Rizki pun semakin semangat dalam melanjutkan kegiatan Music and Movement ini. Rangkaian selanjutnya dari segmen Music and movement kemudian ditutup dengan menyanyikan dan memperagakan gerakan dari lagu ketiga yaitu “Baby shark”. Walaupun lagu ini merupakan lagu terakhir, tetapi para adik balita masih bersemangat dan ikut menari dengan baik, bahkan lagu ini sampai diulang sebanyak dua kali. Hingga pada akhirnya segmen Music and movement sudah berakhir, Kak Sarah dan Kak Rizki kemudian melakukan penutupan dengan memuji para adik balita dan mengucapkan terima kasih atas antusias dan partisipasi mereka. Playdate ini mengambil tema lautan maka lagu – lagu yang dibawakan oleh Kak Sarah dan Kak Rizki sangat cocok untuk digunakan terlebih lagu ini sudah sangat terkenal dikalangan anak-anak berumur dua sampai tiga tahun ke atas.
2. Story Telling
Segmen Interacting Story Telling dipandu oleh Kak Syifa dan Kak Diva yang bertujuan untuk melatih kemampuan anak dalam berimajinasi, mendengarkan, memperoleh informasi dari cerita, dan memperluas pengetahuan moral serta budaya. Kak Syifa yang berperan sebagai Lulu si Lumba-lumba dan Kak Diva yang berperan sebagai Bruno si Hiu menggunakan alat peraga yang terbuat dari tangkai sumpit yang ditempelkan dengan gambar Hiu dan Lumba-lumba. Tema cerita yang diangkat dalam segmen Interactive Storytelling adalah pertemanan, menceritakan Lulu dan Bruno sebagai sahabat dengan kepribadian yang sangat bertolakbelakang namun tetap dapat berteman. Bruno dengan segala kerakusannya dalam memangsa ikan untuk dimakan dan Lulu yang selalu makan secukupnya. Akibat makan terlalu banyak, Bruno tidak dapat berenang dengan cepat ketika ada nelayan yang menebarkan jaring disekitarnya. Berbeda dengan Bruno, Lulu dapat menyelamatkan diri dengan cepat menghindari dari jaring tersebut. Adapun nilai moral yang disampaikan kepada anak-anak yaitu tidak boleh menjadi individu yang serakah, mubazir, mengambil hak milik orang lain, dan makan secukupnya. Selama storytelling berlangsung, balita dengan penuh antusias mendengarkan cerita yang disampaikan oleh Kak Syifa dan Kak Diva. Mereka juga sangat bersemangat saat ditantang dengan pertanyaan trivia seperti “Apakah ada yang tahu ini hewan apa?”. Meskipun pada awalnya banyak anak yang merasa kesulitan menjawab, Kak Syifa dan Kak Diva membantu mereka dengan memberikan clue, seperti menyebutkan awalan nama hewan tersebut. Pencerita juga menambahkan unsur interaktif dalam cerita, dengan mengajukan pertanyaan tentang tindakan atau respons yang seharusnya dilakukan dalam suatu kondisi atau situasi. Misalnya, “Kalau kita ditolong oleh orang lain, kita harus menjawab apa?” Pada momen tersebut, balita dan pencerita bersama-sama mengucapkannya sekaligus bertujuan untuk mengajarkan kepada balita dengan cara yang lebih menyenangkan. Namun, terdapat juga balita yang hanya menyimak tanpa memberikan jawaban, terutama di antara mereka yang berusia di bawah tiga tahun dan masih sangat bergantung pada orang tua mereka.
3. Sensory Play
Pada segmen ini yaitu Sensory Play yang dipandu oleh Kak Rhania dan Kak Fadila. Segmen ini memiliki tujuan serta fungsi bagi anak-anak. Seorang anak pasti akan memiliki naluri untuk menjelajah dan belajar tentang dunia sekitar dengan memanfaatkan indra mereka. Melaui sensory play anak akan bereksplorasi melalui 7 panca indranya yaitu peraba (kulit), Pengecap (lidah), penglihatan (mata), pendengaran (telinga) dan penciuman (hidung). Hal ini bertujuan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu memiliki manfaat yaitu menambah kosakata anak, melatih keterampilan motorik kasar, mengasah keterampilan motorik halus, mengembangkan kognitif anak dan dapat mengontrol emosi anak. Karena kegiatan playdate ini menggunakan tema lautan, digunakan sensory board berisi jelly yang dibentuk seakan seperti laut dan remahan biskuit yang dibuat seperti pasirpantai. Tidak hanya itu, ditambahkan mainan binatang-binatang laut yang ditaruh di dalam jelly dan remahan biskuit dengan harapan dapat merangsang rasa ingin tahu anak untuk menjelajahi sensory board tersebut. Mainan binatang yang digunakan pada sensory board yakni lumba-lumba, paus, gurita, lobster, penyu, dan kerang. Melalui sensory play, anak mendapatkan informasi baru yang kemudian akan anak simpan di dalam otaknya untuk dapat digunakan lagi dikemudian hari. Pada kegiatan sensory play ini, Kak Fadila dan Kak Rhania bertugas dalam membantu anak memperoleh pengalaman dan pengetahuan mengenai berbagai tekstur, bentuk, suhu, atau warna sehingga anak memiliki kesempatan dalam belajar mendeskripsikan hal-hal tersebut dan pada akhirnya anak dapat menggunakan kata-kata yang lebih deskriptif dan komunikatif.
Selama sensory play berlangsung, anak-anak dengan penuh semangat mencoba menyentuh tekstur dari sensory board yang dimiliki oleh masing-masing dari mereka. Walaupun pada awalnya ada beberapa anak yang menunjukan ekspresi takut dan juga enggan untuk menyentuhnya, tetapi dengan bantuan Kak Rhania dan Kak Fadila mereka lambat laun menikmati sensory board yang disajikan. Mereka bahkan berinisiatif menunjukan hewan- hewan laut yang ada didalamnya dan juga mereka aktif bertanya hewan apa yang sedang mereka genggam. Keaktifan dari beberapa anak memunculkan semangat dan rasa ingin tahu anak yang lain untuk lebih mengeksplorasi sensory board. Tak terasa, segmen sensory play ini pun menjadi kegiatan penghujung acara Playdate. Anak-anak yang telah selesai bermain sensory play diajak oleh para facilitator untuk membersihkan tangannya masing-masing sebagai salah satu cara untuk melatih kemandirian anak dalam menjaga kebersihan. Kakak-kakak facilitator mengantar anak-anak meninggalkan ruangan bermain dengan melakukan high-five dan bye-bye!
Referensi: Santi, T. (2023). Mengenal Tahapan Golden Age Anak beserta Peran Orang Tua. Rumah Sakit Dengan Pelayanan Berkualitas – Siloam hospitals. https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/golden-age-pada-anak-dan- tahapan-pentingnya.
Di unggah pada:
30 November 2023
Comments :