Yuk Intip Keseruan Playdate Binus University X Binus School Bekasi!
Apakah readers disini tahu, kalau anak – anak memiliki 4 tahapan perkembangan kognitif? menurut Jean Piaget, seorang Psikolog perkembangan anak berumur 2 – 12 tahun keatas memiliki tahapan kognitifnya tersendiri. Nah, pada kesempatan di tanggal 28 oktober 2023 kemarin, Mahasiswa BINUS University @Bekasi telah berhasil melakukan sebuah kolaborasi dengan BINUS School Bekasi untuk acara “Playdate Binus School x Binus University” yang bertemakan ekosistem laut. Dalam acara ini mahasiswa Psikologi Binus telah menjadi fasilitator dalam keberlangsungan acara. Pada acara “Playdate Binus School x Binus University”, keseluruhan acara telah dibagi menjadi tiga segmen penting, yaitu music and movement, interactive storytelling, dan sensory art. Acara dibuka dengan sambutan oleh Miss Eristyani dan perkenalan dari fasilitator acara yaitu mahasiswa Psikologi BINUS Bekasi. Ketika seluruh mahasiswa diperkenalkan, Miss Eristyani menanyakan apa saja manfaat yang akan didapatkan dari para anak-anak yang hadir dari acara yang telah dibuat dan bagaimana kontribusi acara tersebut dapat membantu tumbuh kembang anak yang hadir. Beberapa mahasiswakemudian menjelaskan bahwa fokus dari acara tersebut sebagai stimulasi untuk perkembangan sensorik, motorik, dan kognitif dari sang anak.
Acara kemudian dimulai dengan segmen pertama yaitu Music and Movement. Pada bagian ini, diawali dengan permainan Simon Says, dimana Kak Rizki dan Kak Samuel mencoba untuk menarik atensi dan melatih gerakan motorik dari para anak- anak yang hadir. Selain itu, dengan Simon Says ini juga dapat melihat seberapa baik para anak mengenal anggota tubuh mereka. Selanjutnya Kak Rizki dan Kak Samuel melanjutkan untuk menyanyikan dan memperagakan gerakan “kepala, pundak, lutut, dan kaki”. Terlihat anak-anak ikut bersemangat dan antusias untuk ikut bernyanyi dan memperagakan gerakan yang telah dicontohkan oleh Kak Rizki, Kak Samuel dan juga dari kakak volunteer lainnya. Setelah bermain Simon Says dan bernyanyi “Kepala, Pundak, Lutut, dan Kaki”, Kak Rizki dan Kak Samuel kemudian masuk dalam tema acara playdate yaitu lautan dan isinya. Sesuai dengan temanya, lagu yang selanjutnya diputar adalah lagu yang sudah familiar di dengar oleh anak karena irama dan gerakannya yang seru yaitu, “Baby Shark”. Anak – anak merasa sangat gembira ketika lagu ini diputar, seakan sudah hafal seluruh lirik dan gerakan dari lagu ini. Lagu selanjutnya yang diputar adalah “Balita Ikan”, sebuah lagu anak – anak yang sangat identik dengan laut dan ikan.
Acara kemudian dilanjut dengan segmen interactive storytelling yang dipandu oleh Kak Tiara dan Kak Sarah. Segmen ini mengajak anak-anak untuk mendengarkan dan berinteraksi dengan cerita singkat yang mengangkat tema pertemanan. Cerita tersebut berjudul “Pino Si Penyu dan Om Hiu” yang menceritakan tentang seekor penyu bernama Pino menjalin pertemanan dengan seekor hiu bernama Om Hiu dalam waktu yang tidak disangka, yaitu saat Pino sedang kesulitan. Adapun nilai moral yang disampaikan kepada anak-anak tersebut yaitu tidak boleh cepat menilai seseorang hanya berdasarkan rupanya. Cerita dibawakan dengan alat bantu peraga berupa boneka tangan (hand puppet) dan satu boneka yang menggunakan jari (finger puppet). Pino dibawakan oleh Kak Tiara dengan menggunakan finger puppet, Ibu Pino dibawakan oleh Kak Sarah dengan menggunakan hand puppet penyu yang lebih besar, serta dibantu oleh partisipasi dari Kak Rizki dalam membawakan karakter Om Hiu yang juga menggunakan hand puppet hiu. Selama cerita dibawakan, anak-anak terlihat tertarik dengan jalan ceritanya, terutama latar belakangnya yang berupa lautan. Bahkan terdapat beberapa anak yang maju ke depan untuk melihat secara lebih dekat sehingga Kak Tiara dan Kak Sarah juga mengajak mereka untuk berinteraksi dengan memberikan berbagai macam pertanyaan yang sekiranya mudah untuk anak-anak jawab, layaknya interaksi di acara Dora The Explorer. Anak-anak bisa menjawab dengan serempak dibantu oleh orang tuanya masing-masing dan terlihat senang telah mengikuti kegiatan storytelling tersebut dari awal hingga akhir.
Dan terakhir, acara ditutup dengan kegiatan sensory play yang dipandu oleh Kak Christa dan Kak Nadia. Pada sesi ini, anak-anak diminta untuk melakukan eksplorasi mengenai binatang laut dengan mencari binatang sesuai dengan instruksi yang diberikan. Mainan sensory play ini, dibuat dengan menggunakan agar berwarna biru dan juga biskuit yang dihancurkan sehingga memberikan gambaran seperti pantai akan tetapi tetap aman apabila tidak sengaja dikonsumsi oleh anak-anak. Selain itu, binatang-binatang laut yang berada di antara agar-agar, memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk menyentuh, merasakan, serta mengenal tekstur dari agar-agar dan biskuit tersebut. Yang dimana, agar-agar memiliki tekstur lembut dan licin, sedangkan biskuit memiliki tekstur yang kasar. Pertama-tama, anak-anak diberikan instruksi untuk mencari penyu yang sebelumnya muncul pada cerita “Pino Si Penyu dan Om Hiu” di sesi storytelling. Setelah menemukan penyu, anak-anak pun diminta untuk mencari Hiu yang menyelamatkan Pino pada cerita storytelling sebelumnya juga.
Instruksi pun dilanjutkan sehingga anak-anak dapat sepenuhnya melakukan eksplorasi permainan sensory tersebut. Melalui permainan ini para anak diharapkan dapat mengembangkan kemampuan sensorik, tujuh panca indra dan imajinatif yang mereka miliki. Dan sesi sensory pun diakhiri dengan Kak Christa dan Kak Nadia berkeliling untuk memastikan setiap anak sudah melakukan eksplorasi dan merasakan tekstur dari permainan sensory bertema laut tersebut.
REFERENSI:
Cherry, K. (2023). Penjelasan 4 Tahapan Perkembangan Kognitif Piaget. Verywell
Mind. https://www-verywellmind-com.translate.goog/piagets-stages-of-cognitive-development-2795457?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
Penulis:
Ananda Rizki Pratama – 2440085165
Angela Christa Rulita – 2502028752
Nadia Rahma Kamil – 2502045411
Samuel David Rulyando – 2502011846
Sarah Hadi Andrea -2440028565
Tiara Sastya Viani – 2540103276
Di unggah pada 9 November 2023
Comments :