Pada ranah pendidikan, layanan psikologi yang paling dekat dan umumnya ditemukan di setiap sekolah adalah bagian atau departemen Bimbingan Konseling (BK). Sementara ada peran lain yang juga hampir mirip dan bekerja sama dengan departemen bimbingan konseling ini, yaitu Psikolog sekolah (Kamaluddin, 2011). Meskipun keduanya terlihat sama, guru BK dan psikolog sekolah memiliki perbedaan. Psikolog sekolah merupakan profesi atau ahli dalam bidang psikologi pendidikan yang bertugas untuk membantu siswa, guru, dan orang tua mengatasi masalah pendidikan, sosial, interpersonal atau emosional yang mengganggu kemajuan siswa di sekolah, serta membantu dalam menentukansolusi untuk membuka jalan bagi pencapaian pribadi dan akademik siswa menggunakan basis ilmu psikologi. Selain itu,psikolog sekolah juga dapat berperan dalam mendesain ulang praktek pembelajaran. Hal tersebut mirip dengan apa yang dilakukan oleh guru BK, hanya saja bagi guru BK lebih kepada praktikal di lapangan, sementara peran Psikolog sekolah mengevaluasi dan kerjasama dengan  apa yang sudah dilaksanakan dan akan dilaksanakan oleh sekolah atau dalam hal ini guru BK dari segi keilmuan yang Psikolog mumpuni.

Berkaitan dengan hal di atas, secara konsep peran kedua elemen tersebut baik Psikolog sekolah ataupun guru BK sangat diperlukan adanya di sekolah. Umumnya siswa lebih mengenal peran BK, hal itu dinilai penting karena BKdapat memberikan pelayanan bimbingan dan konseling dengan upaya membantu siswa dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Namun, dalam pandangansiswa, BK seperti tempat yang sebaiknya dijauhi. Stigma ini muncul karena BK lebih sering menangani siswa yangbermasalah dan berujung hanya dianggap sebagai “polisi” sekolah (Bahri, 2020 & Badri, et.al., 2023,). Oleh karena itu, siswa seakan menutup mata akan peran BK yang sesungguhnya.

Pada 16 September 2023, kami–Naila, Nida, Sindy, dan Sucita–mahasiswa Psikologi semester 5 dari BINUS University–melakukan survey mengenai “Kepuasan Layanan Psikolog Sekolah dan/atau Guru Bimbingan Konseling(BK)” yang bertujuan untuk mengetahui (1) pandangan, (2) kepuasan, & (3) harapan para pelajar Indonesia terhadap layanan Psikolog Sekolah dan/atau Guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah. Kami melakukan pengambilan datadengan cara menyebarkan kuesioner berbentuk google forms kepada 34 pelajar SMP/SMA yang berstatus aktif disekolah Indonesia. Berdasarkan data demografi, 85,3% responden ternyata hanya memiliki guru BK, sedangkan 14,7% responden memiliki psikolog sekolah dan guru BK di sekolah mereka. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa saat ini, guru BK sebagian besar sudah ada di sekolah, sedangkan Psikolog Sekolah masih jarang keberadaannya di sekolah-sekolah Indonesia.

Berdasarkan hasil survey yang ingin mengetahui aspek (1) pandangan pelajar terhadap kebutuhan layanan psikologi jenis ini, 100% responden menganggap bahwa penting bagi sekolah untuk memiliki Psikolog Sekolah atau guru BK, karena menurut pandangan mereka, layanan ini memberikan manfaat atau sisi positif di lingkungan sekolah. Adapun sisi positif yang dimaksud, yaitu siswa dapat berkonsultasi dengan guru BK/psikolog sekolah untuk membantu siswa jika sedang menghadapi masalah serta memotivasi dan membimbing siswa menuju ke arah yang lebih baik. Namun, di sisi lain masih terdapat beberapa aspek yang perlu diperbaiki, yaitu ketegasan dalam membuat kebijakan dan memberi hukuman, tidak pilih kasih kepada murid-murid, sigap dan tanggap dalam memperhatikan psikologis murid-muridnya, kedekatan dengan para murid, cara guru BK berucap, hingga menjaga privasi para murid.

Kemudian, pada aspek (2) kepuasan, mayoritas responden–20 siswa–ternyata sudah puas dengan adanya layanan psikolog sekolah dan guru BK di sekolah mereka. Namun, masih banyak juga siswa yang netral atau tidakmerasakan kepuasan/ketidakpuasan yang signifikan–11 siswa.

Berdasaran pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden sebenarnya sudah merasakan hal positif dan kepuasan yang signifikan terhadap layanan ini. Namun, mereka juga memiliki (3) harapan terhadapkemajuan layanan Psikologi Sekolah dan BK untuk sekolah- sekolah Indonesia kedepannya yang diuraikan sebagai berikut:

Kesimpulannya, masih diperlukan dukungan dari berbagai pihak agar keberadaan psikolog sekolah dan guru BK dapat memberikan kepuasan dan manfaat lebih dalam membantu siswa di sekolah menangani permasalahan sosial danmeningkatkan prestasi akademik mereka.

Daftar Pustaka

Badri, Nurmaya. Lesman, Gusman. Fatanah, Amrina. (2023). Identifying Student Misconceptions About Guidance Counseling in Schools. https://doi.org/10.56495/jrip.v3i3.368

Bahri, Syaiful. (2020). Studi Evaluasi Kinerja Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah. https://jurnalpencerahan.org/index.php/jp/article/view/43

Kamaluddin, H. (2011). Bimbingan dan Konseling Sekolah. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan17(4), 447-454. https://doi.org/10.24832/jpnk.v17i4.4

Artikel ini ditulis oleh :

Naila Khairani Reswara, Nida Alima Dermawan, Sindy Firlita Muliandani, Sucita Dewi Wahyono, dengan bimbingan dosen M.Nanang Suprayogi

Di unggah : 6 November 2023