Salam sehat, Psytroopers semua!
Bagaimana kabarmu hari ini? Semoga selalu dalam keadaan baik dan bahagia ya!

Sehubung dengan pertanyaanku di atas nih teman-teman, bagaimana sih caramu dalam mengekspresikan keadaanmu? Bagaimana caramu dalam mengekspresikan emosimu?

Halo! Perkenalkan aku Dinanda Rizqiannisa Putri salah satu Psytroopers Binusian 2025 yang mempunyai cara pengekspresian keadaan atau emosi yang dirasa melalui untaian kata dalam bentuk puisi. Selama tanggal 19 sampai 26 Agustus 2023 kemarin pada akhirnya aku memberanikan diri untuk mengikuti perlombaan Cipta Puisi PSYLENT 2023 yang diadakan oleh Universitas Pancasila. Pada kesempatan itu, aku menciptakan untaian kata sebagai bentuk representasi keadaan manusia yaitu “Tirtha dan Deepha”. Apa sih yang dimaksud dengan “Tirtha dan Deepha”? Kedua kata tersebut pada dasarnya merupakan bahasa Sansekerta yang berarti “Air dan Cahaya”. Kedua kata tersebut dianalogikan sebagai lambang kebijaksanaan, harapan, dan energi positif yang dimiliki oleh individu. Tema tersebut diperuntukkan untuk para pemuda-pemudi Indonesia dalam menjalani dunia akademiknya. Sehingga jika diimplementasikan kepada pemuda-pemudi Indonesia, individu dapat melakukan pembelajaran dengan cara yang baik, tenang, tepat, dan bersungguh-sungguh guna meraih masa depan yang secerah cahaya. Namun sebaliknya ketika individu tidak bertindak seperti itu, maka tidak menutup kemungkinan pemuda-pemudi Indonesia dapat tenggelam dan hanyut setenang dan sedalam air. Alih-alih membahas tema dalam perlombaan tersebut, lalu bagaimana aku dapat membuat untaian kata dalam mengekspresikan tema terkait?

Jika dalam tema kita membahas “Secerah Cahaya” dalam puisiku aku ingin menunjukkan bahwa “Secercah Cahaya” juga merupakan hal yang patut kita apresiasi. Menurutku, “Secercah Cahaya” merupakan awal individu dapat meraih dan menikmati Cahaya secara keseluruhan. Sehingga pada puisiku, aku ingin mengaitkan “Secercah Cahaya” itu dengan pentingnya kembali pada sang Pencipta. Untuk itu, kuperkenalkan puisiku yang berjudul “Elegi Nestapa”. “Elegi Nestapa”, atau yang berarti kematian hati yang lara, merupakan sebuah rangkaian kata yang menceritakan tentang seorang pelajar yang menyerah akan hidupnya karena hasil akademik yang didapatkannya. Puisi yang aku ciptakan dengan perasaan haru nan tenang ini menggambarkan sistem kultural pendidikan di Indonesia yang hanya mengutamakan pencapaian akademik dibandingkan pencapaian non akademik. Dalam puisi ini pula, ingin aku representasikan bagaimana pentingnya mendekatkan diri kepada sang Pencipta walaupun dalam keadaan yang baik maupun keadaan lemah, dalam kebahagiaan maupun keterpurukan, dan dalam usia muda maupun usia tua. Untuk itu, puisi ini mempunyai syair-syair yang berarti cukup dalam dan relevan dengan permasalahan pemuda-pemudi Indonesia saat ini yang sedang memperjuangkan masa depan demi dirinya, keluarga, bangsa, hingga negara. Dengan puisi yang kubuat sepenuh hati ini, aku memperoleh Juara 1 dalam kategori perlombaan Cipta Puisi PSYLENT 2023.

Nah, bagaimana nih teman-teman Psytroopers? Apakah Psytroopers tertarik dalam menuangkan hobi hingga bakat teman-teman pada kompetisi? Jika teman-teman Psytroopers tertarik teman-teman dapat turut bergabung di Psyfeeds sebagai langkah awal teman-teman dalam memperoleh informasi serta mempersiapkan diri sebelum kompetisi berlangsung dengan dukungan penuh dari HIMPSIKO hingga Jurusan!

Penulis: Dinanda Rizqiannisa Putri
Diunggah pada: 24 Oktober 2023