DISUSUN OLEH :

1. Agnes Dini Pramesti (260208633)
2. Cantika Rizkia Putri(2602146954)
3.Jessen Diva Pramuja (2602140944)
4.Shintia Apriliany (2602062034)
5.Wahyu Zatmiko (2602139822)

Latar Belakang Singkat Marilyn Monroe
Marilyn Monroe lahir dengan nama Norma Jeane Mortenson, pada tanggal 1 Juni 1926, di Los Angeles, California. Seumur hidupnya, Marilyn Monroe tidak pernah bertemu dengan ayahnya sedangkan ibunya yang bernama Gladys Pearl Baker menderita sakit mental dan dirawat dalam rumah sakit jiwa, dan sering kali melakukan kekerasan terhadap Marilyn Monroe yang masih kecil. Bahkan salah satu memori yang paling diingat oleh Marilyn Monroe adalah ketika ibunya mencekiknya dengan bantal sebagai upaya membunuh Marilyn Monroe.

Jauh dari asuhan sang ibu, Marilyn Monroe harus dirawat oleh pihak panti asuhan dan sempat dirawat oleh keluarga Grace yaitu keluarga temannya. Namun ia kembali ke panti asuhan saat usia 7 tahun. Marilyn Monroe kerap kali mendapatkan pelecehan seksual di panti asuhan dan harus keluar dari sekolah di umur 15 tahun. Hidup yang begitu berat bagi Marilyn Monroe sejak kecil, dibayar melalui pernikahannya di usia 16 tahun bersama Jimmy Dougherty. Lalu bercerai dan menikah dengan Joe DiMaggio (1954) namun sayangnya pernikahan ini gagal, dan memilih menikah kembali dengan Arthur Miller (1956-1961).

Masa kecil yang kurang kasih sayang dan perhatian, kegagalan dalam pernikahan dan tekanan dalam industri Hollywood masa kecil yang kelam membuat Marilyn Monroe menderita beberapa permasalahan mental. Dia diagnosis PTSD dan self-esteem issues oleh psikiatri nya dan menjelaskan bagaimana dia melihat dirinya sendiri yang kurangan percaya diri dan tidak dapat menetapkan boundaries bagi dirinya sendiri. Marilyn Monroe meninggal di rumahnya di Los Angeles pada 5 Agustus 1962, pada usia 36 tahun. Dengan botol pil tidur kosong ditemukan di samping tempat tidurnya, dan terdiagnosa overdosis obat.

Kasus ini menarik untuk dianalisis karena ditinjau dari masa kanak-kanak Marilyn Monroe, dimana beliau belum pernah melihat sama sekali mengenai ayahnya dan pemberian perilaku agresif dari ibunya sendiri. Tak hanya itu, Monroe juga merupakan salah satu korban pemerkosaan saat beliau berusia 11 tahun. Ditambah lagi dengan kenyataannya bahwa Monroe adalah penentu trend ‘wanita seksi’ dan sangat terkenal pada jamannya ternyata memiliki masa kecil yang kelam. Pembeberan fakta tersebut menarik perhatian kami sebagai penganalisa psikoanalitik dalam esai ini terhadap kasus Monroe.

page2image39167936

Teori Psikoanalitik Karen Horney
Menurut teori Psikoanalitik Karen Horney, yang bertanggung jawab dalam pembentukan kepribadian dalam masa kanak-kanak yaitu pengaruh dari kondisi sosial dan budaya, kemudian individu yang kebutuhan akan cinta serta kasih sayang tidak terpuaskan selama masa berkembangnya maka individu tersebut dapat menumbuhkan basic holistic (permusuhan dasar) terhadap orang tua nya dalam bentuk rasa benci, yang lalu direpresikan dan akhirnya mengakibatkan anak tersebut menderita basic anxiety (kecemasan dasar). Individu yang memiliki basic anxiety (kecemasan dasar) akan mengadopsi tiga gaya dasar berhubungan dengan orang lain:

A. Bergerak ke arah orang (moving toward people), Di mana kebutuhan Erotik untuk melindungi diri sendiri dari ketakutan dan ketidakberdayaan artinya individu berusaha untuk mendapatkan kasih sayang dan persetujuan dari orang lain atau mereka mencari pasangan yang kuat yang akan bertanggung jawab atas kehidupan mereka.

B. Bergerak melawan orang (moving against people), Perilaku ini lebih didorong oleh dasar dari kecemasan yang dimotivasi oleh kebutuhan yang kuat untuk mengeksploitasi orang lain dan memanfaatkan mereka untuk keuntungan mereka

C. Menjauhi orang (moving away people), Kebutuhan yang notif ketika individu mencoba memuaskannya dengan secara kondusif membuat jarak emosional antara diri mereka sendiri dan orang lain.

Beberapa Kategori Kebutuhan neurotik yang memperlihatkan neurotik dalam upaya seorang individu untuk memerangi kecemasan dasar seperti:

● Kebutuhan neurotik akan pasangan yang kuat (The neurotic need for a powerful partner) dimana kurang kepercayaan diri di mana mencoba mengikat diri pada pasangan yang sangat amat kuat, kebutuhan ini merupakan penilaian cinta yang berlebihan saat aku sendirian akan ditinggalkan,

● Kebutuhannya untuk mengeksploitasi orang lain (The neurotic need for exploit others) dimana Mirotic sering untuk mengevaluasi orang lain atas dasar bagaimana mereka dapat digunakan atau di eksploitasi tetapi pada saat yang bersamaan mereka takut dieksploitasi oleh orang lain.

page3image39408128

Analisa Kasus
Teori Karen Horney menjelaskan kondisi sosial dan budaya membentuk kepribadian seseorang, dengan pemenuhan kebutuhan dasar seorang anak yang merupakan kasih sayang dan juga perhatian, terutama dari orang terdekat mereka yaitu orang tua. Ditinjau dari masa kecil Marilyn Monroe, kasih sayang dan perhatian tidak dapat dipenuhi oleh kedua orang tuanya. Marilyn Monroe seperti anak yang ditelantarkan oleh kedua orang tuanya dan sebagian besar hidupnya diasuh oleh pihak panti asuhan. Kekerasan seksual yang dialami oleh Marilyn Monroe sejak kecil menguatkan kisah hidup seorang Marilyn Monroe yang jauh dari perhatian dan kasih sayang. Hal ini membentuk kepribadian Marilyn Horney dimasa dewasanya sebagai seorang bintang hollywood.

Dikaitkan antara teori Karen Horney dengan biografi Marilyn Monroe, kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi oleh masa kecil Marilyn Monroe, memunculkan basic holistic atau rasa permusuhan terhadap orang tua yang tidak dapat diekspresikan oleh karena dianggap tidak pantas memunculkan kebencian terhadap orang tua. Maka dari itu, basic holisticdirepresikan kedalam bentuk basic anxiety (kecemasan dasar), dan hal ini dapat dilihat bagaimana Marilyn Monroe berinteraksi dengan orang lain.

Dengan cara moving toward people, dalam kisah Marilyn Monroe, dia melindungi diri sendiri dari rasa kecemasan dengan berusaha untuk mendapatkan kasih sayang, dengan mencari pasangan yang kuat yang akan bertanggung jawab atas kehidupan mereka. Pernikahan pertamanya juga dapat diperkirakan sebagai wujud cara Marilyn Monroe untuk mendapatkan perlindungan dari pasangannya yang lebih kuat untuk mendapatkan cinta, yang tak didapatkannya sejak kecil. Dan pernikahan selanjutnya dapat membuat sebuah gambaran bagaimana sosok pasangan begitu berarti bagi Marilyn Monroe untuk mendapatkan kasih sayang dan juga perhatian.

Marilyn Monroe di diagnosa dengan self-esteem issues, dia begitu benci terhadap diri yang telah dia buat. Marilyn Monroe merasa jika lelah dengan kepribadian “dumb blonde” sebagai caranya untuk mendapatkan kepopuleran dalam industri Hollywood, yang dianggap begitu berbeda dengan kepribadian aslinya sebagai wanita cerdas dan bertalenta. Dapat disimpulkan kebutuhan bagi Marilyn Monroe untuk dicintai yang berlebihan, diidentifikasikan dalam overvalue of love and affection, dari dunia yang kompetitif sehingga membuat dia merasa kesepian disebut sebagai isolation.

Daftar Pustaka

Feist, J., Feist, G. J., & Roberts, T. A. (2018). Theories of Personality. US: New York: McGraw-Hill Education.
Wilson, Josh. “What the Life of Marilyn Monroe Teaches Us about Mental Health and Success against All Odds.” Forbes,https://www.forbes.com/sites/joshwilson/2022/10/24/what-the-life-of-marilyn-monroe-te aches-us-about-mental-health-and-success-against-all-odds/?sh=148fd63c3985 . Accessed 1 June 2023.
Biography.com Editors. “Marilyn Monroe – Quotes, Movies & Death.” Biography, 13 Aug. 2020. https://www.biography.com/actors/marilyn-monroe