ANALISA KASUS TEORI KAREN HORNEY JEFFREY DAHMER
Kelompok 1 – LH64
Diva Reva Belvana – 2602170846
Elfira Oktarina – 2602155605
Evelyn Vinthensia – 2602160416
Vanny Karyati – 2602155971
LATAR BELAKANG KASUS
Jeffrey Lionel Dahmer atau yang sering disebut dengan Jeffrey Dahmer, lahir pada 21 Mei 1960 di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. Jeffrey merupakan pembunuh berantai yang korbannya berjumlah 17 orang pria di tahun 1978 sampai dengan 1991. Ia ditangkap pada tahun 1991 dan diberikan hukuman 15 kali seumur hidup dipenjara. Kehidupannya diakhiri oleh sesama narapidana yang bernama Christopher Scarver pada tahun 1994. Ia merupakan anak dari pasangan yang bernama Lionel dan Joyce (Sicca, 2021). Jeffrey dibesarkan oleh orang tuanya, ibunya bekerja dan ayahnya melakukan studi untuk gelar kimia. Di masa kecilnya, Jeffrey terkenal ceria dan energik sampai di usianya yang berumur 4 tahun. Ibunya kaku, rakus akan perhatian, dan suka bertengkar dengan ayahnya bahkan tetangganya (Early Life, n.d.). Di saat Jeffrey mulai bersekolah, ibunya memiliki penyakit mental dan beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri, sehingga ayahnya hanya memberikan perhatian kepada ibunya dan fokus akan studinya (Breitowich, 2022). Akibatnya, Jeffrey pun kurang diberikan perhatian dan diabaikan oleh orang tuanya sehingga menjadi pendiam dan sangat tidak suka bersosialisasi (Early Life, n.d.). Jeffrey juga mengalami pelecehan seksual saat berusia 8 tahun (Breitowich, 2022).
Di masa remajanya, Jeffrey berubah menjadi liar, temperamental, dan kurang bersosialisasi. Dahmer menyatakan ia memiliki dorongan membunuh dan berhubungan seks dengan mayat sejak usia 14 tahun (Sicca, 2021). Di masa sekolah menengah atas, Jeffrey mulai mengonsumsi alkohol secara berlebihan dan mengidentifikasi dirinya sebagai seorang homoseksual (Early Life, n.d.). Ayahnya yang religius menentang homoseksualitas anaknya, ayahnya seringkali membuat komentar negatif mengenai orang-orang gay dan lesbian. Setelah orang tuanya bercerai, ibunya pergi membawa David, adik Jeffrey Dahmer. Saat itu, Jeffrey ditinggal sendirian di rumahnya tanpa ada makanan, uang, dan kulkas (Breitowich, 2022). Perceraian yang terjadi di antara kedua orang tuanya tersebut diperkirakan menjadi salah satu faktor penyebab yang membuat dorongannya menjadi tindakan nyata (Sicca, 2021).
Dalam salah satu wawancaranya, Jeffrey berkata “Saya kembali dari pusat perbelanjaan pada tahun ’78. Saya berfantasi tentang mengambil seorang penumpang, dan membawanya kembali ke rumah, lalu memiliki dominasi dan kendali penuh atas dirinya” (Inside Edition, 2018). Adapun alasan kami untuk membahas kasus ini dikarenakan adanya indikasi bahwa Jeffrey Dahmer memiliki basic hostility yang disebabkan pengabaian dari orang tuanya. Hal ini membuatnya menjadi seorang neurotic person dengan keinginan kuat untuk menguasai orang lain. Maka dari itu, kami tertarik untuk membahas kasus ini menggunakan teori milik Karen Horney yaitu Psychoanalytic Social Theory.
TEORI
Menurut Psychoanalytic Social Theory milik Karen Horney dalam Feist and Feist (2020), pengalaman masa kecil seseorang sangat penting karena pada tahap tersebut biasanya masalah muncul dan membekas untuk perkembangan di masa depannya. Umumnya, pengalaman tersebut dapat terjadi karena kurangnya cinta dan afeksi (lack of love and affection). Di masa kanak-kanak, jika seseorang kekurangan kasih sayang, maka muncul basic hostility yang sulit diungkapkan kepada orang tua. Basic hostility tersebut pun ditekan secara paksa sehingga basic anxiety muncul. Basic anxiety merupakan perasaan terisolasi dan tidak berdaya yang diatasi dengan neurotic needs. Neurotic needs terdiri 10 kategori, yaitu kebutuhan akan kasih sayang dan pengakuan, pasangan yang kuat, hidup secara tidak mencolok, kekuasaan, memanfaatkan orang lain, pengakuan sosial dan dihormati, dikagumi oleh orang lain, ambisi dan pencapaian pribadi, kemandirian dan kebebasan, serta kesempurnaan dan ketidakmungkinan untuk salah. Dalam mengatasi kecemasan atau basic anxiety, normal person maupun neurotic person mengadopsi 3 macam neurotic trends, yaitu moving towards people, moving against people, dan moving away from people. Perbedaan antara keduanya adalah normal person biasanya mengadopsi lebih dari satu neurotic trends. Sedangkan, neurotic person biasanya hanya menggunakan satu macam neurotic trends saja.
ANALISIS KASUS Basic Hostility
Dari pengalaman masa kecil Jeffrey, dapat terlihat adanya pengabaian terhadap dirinya. Hal ini membuat Jeffrey kekurangan love dan affection dari kedua orang tuanya. Dapat terlihat dari kesibukan kedua orang tuanya pada pekerjaan dan studi yang dijalaninya (Early Life, n.d.). Selain itu, dibuktikan juga dari ibunya yang sakit dan menderita depresi sehingga Jeffrey tidak mendapatkan perhatian dari ibunya dan juga ayahnya yang harus merawat ibunya. Olokan yang diterimanya dari sang ayah akibat homoseksualitasnya juga mendorong untuk muncul rasa benci. Jeffrey yang ditinggal sendirian tanpa makanan, uang, maupun kulkas setelah perceraian orang tuanya juga membuktikan adanya pengabaian dari ayah dan ibunya (Breitowich, 2022). Hal-hal tersebut menyebabkan munculnya rasa kebencian atau basic hostility.
Basic Anxiety
Pada masa kecilnya, Jeffrey yang tidak dapat meluapkan rasa amarahnya kemudian pergi ke hutan terdekat untuk memukuli batang pohon dengan dahan yang patah (Worthington & Tribune, 2021). Hal tersebut merupakan cara Jeffrey untuk menekan rasa kebenciannya atau basic hostility-nya. Basic hostility yang ditekan secara paksa akan menimbulkan adanya basic anxiety.
Defense Against Anxiety : Neurotic Defense
Sebagai cara untuk mengatasi rasa kecemasannya, Jeffrey Dahmer memiliki neurotic needs sebagai berikut :
● Kebutuhan akan kekuasaan.
Dalam salah satu wawancaranya, Jeffrey berkata “Saya kembali dari pusat perbelanjaan pada tahun ’78. Saya berfantasi tentang mengambil seorang penumpang, dan membawanya kembali ke rumah, lalu memiliki dominasi dan kendali penuh atas dirinya.” (Inside Edition, 2018).
● Kebutuhan akan memanfaatkan orang lain.
“Jeffrey Lionel Dahmer tidak gila, dan bukan seorang necrophiliac, tetapi seorang ‘a very sick man’ yang membunuh karena nafsu, keinginan untuk mengontrol dan kebutuhan untuk membebaskan dirinya dari ‘sumber daya tarik homoseksualnya.’,” ungkap Dr. George Palermo, seorang psikiater forensik dalam sidang kewarasan Dahmer (Worthington & Tribune, 2021b).
● Kebutuhan akan ambisi dan pencapaian pribadi.
”Saya sering berfantasi bahwa saya selalu bisa mendapatkan apa yang saya inginkan, kekuasaan, seks, dan uang. Saya membuat fantasi saya lebih kuat dari kehidupan nyata.”, kata Dahmer pada Palermo (Worthington & Tribune, 2021b).
Ketiga neurotic needs diatas termasuk ke dalam ciri-ciri orang yang mengadopsi neurotic trends moving against people. Ia juga masuk ke dalam kategori neurotic person, hal ini dikarenakan ia hanya mengadopsi salah satu neurotic trends saja, yaitu moving against people.
REFERENSI
Breitowich, A. (2022b, October 7). Did Jeffrey Dahmer’s Childhood Turn Him Into A Serial Killer? Psychologists Unpack His Traumas. Women’s Health. https://www.womenshealthmag.com/health/a41559253/jeffrey-dahmer-childhood-cre ate-serial-killer
Early life. (n.d.). Jeffrey Dahmer. https://jeffrey-dahmer.weebly.com/early-life.html
Feist, J. F., & Feist, G. (2020). Theories Of Personality (10th ed.). McGraw-Hill Education.
Giacomazzo, B. (2022). Jeffrey Dahmer’s Mother And The True Story Of His Childhood. All That’s Interesting. https://allthatsinteresting.com/joyce-dahmer
Inside Edition. (2018, November 27). Inside the Mind of Jeffrey Dahmer: Serial Killer’s Chilling Jailhouse Interview [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=iWjYsxaBjBI
Sicca, S. P. (2021, April 17). [Biografi Tokoh Dunia] Penjahat Seksual dan Pembunuh Berantai, Jeffrey Dahmer Halaman all – Kompas.com. KOMPAS.com. https://internasional.kompas.com/read/2021/04/17/120456970/biografi-tokoh-dunia-p enjahat-seksual-dan-pembunuh-berantai-jeffrey?page=all#page2
Worthington, B. R., & Tribune, C. (2021, August 10). DAHMER SANE BUT `VERY SICK,` PSYCHIATRIST FOR COURT TESTIFIES. Chicago Tribune. https://www.chicagotribune.com/news/ct-xpm-1992-02-07-9201120260-story.html
Tugas Personality Psychology kelas LH64 dengan dosen pengajar (Dr. Esther Widhi Andangsari, M.Si., Psi.)
Comments :