Kelompok 2 :
Adeta Feby Nabila Putri – 2602206650
Emeralda Adiva Arthanovia – 2602206833
Helensy Putri Mulyono – 2602206644
Siti Hanat – 2602207621
Yupita Nazwa – 2602209021

LATAR BELAKANG KASUS

Adolf Hitler, sang pemimpin partai Nazi di Jerman pada tahun 1934-1945 yang menyulut adanya perang dunia II adalah pemimpin yang kejam dan tidak berkemanusiaan, terjadi karena hasil didikan dari ayahnya pada masa kecil. Saat masa kecil, Hitler menjadi sasaran temperamen sang ayah. seperti Ayahnya tidak segan untuk memukuli Adolf Hitler jika ia tidak melakukan apa yang ayahnya perintahkan sebab ia ingin Hitler menjadi orang yang sukses.

Peristiwa Holocaust adalah salah satu peristiwa yang dipimpin oleh Hitler yang sangat kejam. Hitler sangat membenci kaum Yahudi sejak remaja, sangat terobsesi dengan superioritas bangsa Jerman, dan memandang orang Yahudi adalah ras rendah yang menjadi ancaman bagi kemurnian bangsa Jerman. Hitler mengisolasi kaum Yahudi yang berada di Jerman dan menyatukannya dalam sebuah tempat tinggal khusus Yahudi, ghetto. Setelah itu, terjadilah pembunuhan massal menggunakan gas beracun. Pada tanggal 30 April 1945 Hitler meninggal melalui bunuh diri bersama istrinya, Kegilaan Hitler pun berakhir, bahkan walaupun ia sudah tiada, kekejamannya akan Holocaust yaitu pembantaian Yahudi dan pembantaian orang yang tidak bersalah, masih meninggalkan luka bagi berbagai pihak.

TEORI

Menurut Horney, setiap manusia membutuhkan kondisi yang mendukung dirinya untuk berkembang, yaitu kondisi yang hangat, penuh cinta, perasaan yang aman, dan saling mengasihi. Dengan kondisi tersebut memungkinkan manusia akan tumbuh sesuai dengan diri mereka yang sebenarnya. Namun, tidak sedikit jumlah pengaruh buruk yang dapat mengganggu kondisi tersebut contohnya ketidakmampuan orang tua dalam mengasihi atau mencintai mereka. Orang tua sering kali mendominasi, melarang, terlalu melindungi, menolak, bahkan terlalu memanjakan anak karena kebutuhan neurotik mereka sendiri. Dengan kondisi seperti ini, kebutuhan seorang anak tidak bisa terpenuhi. Contohnya yaitu anak tidak mendapatkan kasih sayang, keamanan, dan kepuasan, yang sehingga menimbulkan rasa basic hostility atau rasa benci terhadap orang tuanya sendiri seakan orang tua mereka adalah musuh. Kemudian rasa benci berkembang menjadi perasaan tidak aman (insecurity) dan kecemasan, disebut sebagai basic anxiety. Sehingga, untuk membentuk pertahanan diri dari kecemasan yang dialami, terdapat tiga macam pertahanan diri, seperti moving toward people, moving against people, dan moving away from people. Individu yang memiliki pertahanan diri yang

normal, dapat menggunakan ketiga pertahanan diri secara fleksibel sesuai dengan situasi yang terjadi. Namun, jika memiliki pertahanan diri yang neurotik, individu hanya terpaku pada satu pertahanan diri saja di berbagai situasi, hal tersebut terjadi karena individu memiliki kebutuhan neurotik yang harus terus terpenuhi. Berikut tiga neurotic trends yang dikemukakan Horney,

● Moving towards people, mendekati orang lain untuk memenuhi kebutuhan neurotik sebagai perlindungan diri dari perasaan ketidakberdayaan. Berusaha untuk mendapatkan kasih sayang dan penerimaan dari orang lain, mencari pasangan yang kuat sehingga mereka dapat bertanggung jawab atas hidupnya atau bisa disebut “ketergantungan”.

●  Moving against people, bersikap agresif, kuat, sempurna, dan unggul sebagai perlindungan dirinya. Berusaha mencari kekuasaan, memanfaatkan orang lain untuk kebutuhan dirinya, memperoleh penghargaan berupa gengsi, dan sangat ingin dikagumi.
●  Moving away from people, menarik diri dari orang lain secara terus-menerus untuk mendapatkan kebutuhan neurotik yaitu kemandirian, kebebasan, dan jauh dari orang lain. Selain itu, individu dengan neurotic trends ini sering fokus hanya kepada diri mereka sendiri, menolak jika orang lain berusaha untuk mendekati dirinya, serta sering menyendiri hingga cenderung sulit didekati.

ANALISA KASUS

Pada Kasus yang terjadi pada Adolf Hitler ini berkaitan dengan teori Horney mengenai vicious cycle: basic anxiety & basic hostility. Hitler pada saat masa kecil terlalu didominasi oleh ayahnya, hingga munculah perasaan basic hostility terhadap ayahnya, perasaan ini di- repress sehingga menghasilkan basic anxiety. Namun, Hitler menerapkan pertahanan diri untuk melindungi dari basic anxiety dengan moving against people dengan neurotik dan terus membutuhkan power, prestige, and possession. Beliau melindungi diri dari kecemasan tersebut saat sudah menjadi dewasa dengan menjadi pemimpin partai Nazi yang sangat berkuasa di Jerman. Memanfaatkan orang lain untuk membantunya menjadi orang yang paling kuat dan menghancurkan kaum yang tidak disukainya, berusaha menjadi orang pertama dan orang yang paling penting demi mendapatkan penghargaan sosial atau gengsi. Ambisi untuk dikagumi oleh bangsa Jerman saat itu dengan mengisolasi kaum Yahudi dan membunuhnya, untuk menunjukkan superioritas bangsa Jerman.

Oleh karena itu, menurut kami, Adolf Hitler yang memiliki sifat kaku terhadap satu pertahanan diri, yaitu moving against people dan terus memenuhi neurotic needs pada diri kita adalah termasuk coping yang tidak sehat. Maka dari itu, coping yang seharusnya dilakukan oleh Hitler sebagai bentuk pertahanan dari rasa kecemasan yang dialaminya adalah dengan menggunakan ketiga pertahanan diri tersebut dan disesuaikan dengan situasi yang sedang dihadapi. Contohnya menggunakan moving toward, ketika menjadi pemimpin harusnya ramah, penuh cinta dan kasih untuk tidak membeda-bedakan warga negara Jerman dan Yahudi. Menggunakan moving away from people untuk menjadi lebih tenang dalam menyelesaikan suatu masalah, jadi tidak memakai kekerasan yang biasa dilakukannya.

DAFTAR PUSTAKA

Feist, G. J., Roberts, T.-A., & Feist, J. (2021). Theories of Personality (10th ed., pp. 184–189). McGraw-Hill Education.

Iswara, A. J. (2021). Hari Ini dalam Sejarah: Adolf Hitler Meninggal Bunuh Diri

Usai 36 Jam Menikah Halaman all. KOMPAS.com. https://internasional.kompas.com/read/2021/04/30/151305170/hari-ini-dalam-

page5image49262784

sejarah-adolf-hitler-meninggal-bunuh-diri-usai-36-jam?page=all

Ningsih, W. L. (2021). Holocaust, Pembantaian Jutaan Yahudi oleh Hitler Halaman

all.KOMPAS.com.https://www.kompas.com/stori/read/2021/10/18/08000087 9/holocaust-pembantaian-jutaan-yahudi-oleh-hitler?page=all

Simkin, J. (2011). Adolf Hitler. Spartacus Educational. https://spartacuseducational.com/GERhitler.htm

VOI. (2021). Masa Kecil Hitler yang Pedih dan Menjadi Akar Kekejamannya. VOI –

Waktunya Merevolusi Pemberitaan. https://voi.id/memori/45846/masa-kecil- hitler-yang-pedih-dan-menjadi-akar-kekejamannya

Yasinta, V. (2018). Biografi Tokoh Dunia: Adolf Hitler, Pria Austria Pemimpin Nazi

Jerman Halaman all. KOMPAS.com. https://internasional.kompas.com/read/2018/04/20/17054281/biografi-tokoh- dunia-adolf-hitler-pria-austria-pemimpin-nazi-jerman?page=all

Tugas Personality Psychology kelas LE64 dengan dosen pengajar (Dr. Pingkan Cynthia Belinda Rumondor, S.Psi, M.Psi)