“BODY NEUTRALITY AND SELF-REALIZATION: ENCOUNTERING NEGATIVE BODY IMAGE AND UNREALISTIC BEAUTY STANDARDS”
Kelas LF64 – Kelompok 5
Ayasha Naia Nandaru – 2602214942
Azizah Ainu Rifqi – 2602216494
Azizah Mumtaz – 2602221960
Carissa Putri Aurellia – 2602178810
Jeshlyn Amelia Cassienna – 2602238583
Dalam era modern ini, Body Image (pikiran, prersepsi dan perasaan seseorang tentang tubuhnya sendiri) sering menjadi perhatian utama kehidupan sehari-hari. Ketidakpuasan terhadap penampilan tubuh telah menjadi masalah umum di masyarakat, dengan dampak negatif pada kesejahteraan fisik dan mental individu. Ketika individu merasa tidak puas dengan penampilan tubuh, ini dapat mengarah pada Negative Body Image. Tujuan dari makalah ini adalah memberi gambaran komprehensif mengenai Negative Body Image disertai analisis menggunakan teori Konflik Intrapsikis dan Idealized Self-Image oleh Karen Horney dan memberikan solusinya yaitu Body Neutrality yang mendukung Self-Realization.
Negative Body Image adalah ketidakpuasan umum terhadap penampilan tubuh diri dan keinginan mengubah ukuran atau bentuk tubuh diri. Ini melibatkan fokus berlebih pada membandingkan tubuh dengan standar yang tidak realistis. Gejalanya meliputi perbandingan diri dengan orang lain dan merasa tidak cukup, secara kompulsif sering memantau tubuh melalui pengukuran atau pemeriksaan cermin, merasa malu atau terhina, merasa tidak nyaman dengan tubuh sendiri, menghindari melihat tubuh sendiri, menggunakan makeup berlebih, pakaian untuk menyembunyikan tubuh, operasi plastik berlebih, memakai kata kasar untuk menggambarkan tubuh, dan emosi negatif yang kuat saat memikirkan tubuh. Negative Body Image dapat muncul sejak usia dini dan meningkat pada masa pubertas. Menurut laporan dari StatPearls, 40-50% siswa tidak puas terhadap beberapa aspek tubuh mereka. Penelitian menunjukkan 35%-81% perempuan dan 16%-55% laki-laki merasa tidak puas dengan tubuh mereka.
Faktor dari Negative Body Image meliputi pengaruh budaya dan lingkungan. Budaya berpengaruh pada citra tubuh melalui pandangan masyarakat terhadap gender, usia, ukuran dan bentuk tubuh, warna kulit, rambut, dan pakaian. Media, teman, dan keluarga memengaruhi citra tubuh dengan mempromosikan standar yang tidak realistis. Media sosial juga berdampak negatif pada citra tubuh dengan paparan citra tubuh “ideal” yang menyebabkan perbandingan diri yang tidak sehat. Penelitian menunjukkan semakin banyak waktu yang dihabiskan di media sosial dan semakin sering membandingkan diri dengan orang lain, semakin tidak puas dengan penampilan tubuh sendiri. Penggunaan editing dan filter pada foto-foto di media sosial juga menciptakan citra tubuh ideal yang tidak realistis dan persepsi negatif terhadap citra tubuh.
Negative Body Image juga dipengaruhi persepsi diri serta penilaian terhadap bagian tubuh yang juga dipengaruhi oleh lingkungan. Citra tubuh ideal yang digambarkan media dan budaya dijadikan individu sebagai citra diri yang diidealkan untuk tubuh sendiri. Hal ini sejalan dengan Konflik Intrapsikis oleh Karen Horney dimana seseorang memiliki Idealized Self-Image, gambaran diri yang diharapkan dan berusaha dicapai seseorang, melibatkan citra diri yang sempurna yang tidak mungkin sesuai dengan realitas. Seseorang dengan Idealized Self-Image merasakan ketidakpuasan dan Self-Hatred (kebencian terhadap diri) dikarenakan dirinya di realita tidak sesuai dengan apa yang diidealisasikan. Dengan menjadikan gambaran tubuh ideal dari budaya dan media sebagai citra tubuh ideal diri dan mengharuskan diri (tyranny of the shoulds)
untuk memenuhi standar tersebut, dapat membuat individu merasa tak puas dengan tubuhnya dan memunculkan enam tanda dari konsep Self-Hatred oleh Karen Horney yaitu menuntut diri secara terus menerus (untuk mencapai citra diri ideal), menyalahkan diri secara kejam (jika tidak dapat mencapai ideal), menghina diri, membuat diri tersiksa, mengurangi kesenangan duniawi karena ideal diri, dan melakukan tindakan Self-Destructive jika tidak dapat mencapai citra diri ideal. Penelitian pada remaja juga menunjukkan citra tubuh dan harga diri merupakan faktor penting yang berkontribusi tehadap perilaku Self-Harm dan bahwa semakin rendah skor citra tubuh seseorang, semakin besar kemungkinannya terlibat dalam perilaku Self-Harm.
Konsekuensi utama yang terjadi ketika seseorang merasakan Negative Body Image adalah hilangnya kepercayaan atas dirinya sendiri, sehingga mentalnya akan terganggu karena merasa cemas dan khawatir sehingga merasa bahwa dirinya selalu kurang serta meningkatkan risiko Body Dysmorphic Disorder (BDD). Selain itu, Negative Body Image juga akan membuat seseorang membanding-bandingkan dirinya pada orang lain yang membuat ia menjauh dari lingkungan sosial. Dikutip dari artikel Fadhillah Khairunnisa (2021), sulit mencintai diri sendiri juga menjadi dampak pada seseorang yang merasa dirinya kurang ideal.
Body Neutrality adalah praktik dimana individu menerima kondisi tubuhnya secara apa adanya sekaligus mensyukuri berbagai fungsi serta kemampuan yang bisa dilakukan tubuh dan tidak berfokus pada penampilan saja. Prinsip-prinsip dari Body Neutrality adalah melakukan hal positif untuk diri sendiri, fokus pada apa yang dapat tubuh lakukan untuk kita, mengapresiasi tubuh, serta melawan Negative Self-Talk. Body Neutrality dan Body Positivity memiliki perbedaan dalam memberikan sebuah pandangan terhadap diri. Body Positivity mengacu pada pandangan yang positif terhadap tubuh fisik terlepas dari bentuk, ukuran, atau atribut fisik lainnya. Penerapan Body Positivity dapat memperkuat perspektif bahwa setiap orang berhak atas martabat, rasa hormat, dan perlakuan yang adil terlepas dari bentuk dan ukuran tubuh. Sedangkan Body Neutrality adalah sebuah pemikiran bahwa kita lebih dari sekadar tubuh, kita manusia yang kompleks dengan berbagai dimensi dan sebagian besar atribut fisik berada diluar kendali karena hal tersebut sebagian besar ditentukan oleh genetika. Body Neutrality tidak hanya tentang mencintai diri tetapi lebih mengarah pada rasa syukur dalam penerimaan diri dan memfokuskan dalam kemampuan tubuh dan karakteristik non-fisik. Body Neutrality dianggap lebih menguntungkan karena dapat membuat individu menjadi lebih menghargai semua hal yang diperbolehkan tubuh, melibatkan aktivitas fisik maupun aktivitas favorit, atau bahkan sesuatu yang sederhana seperti memeluk orang yang dicintai. Dengan kata lain, body neutrality membuat diri lebih menghargai apa yang dapat dilakukan oleh tubuh kita dibandingkan penampilan kelihatannya. Manfaat lain dari Body Neutrality adalah membantu memahami diri dan orang lain sebagai manusia seutuhnya dan dalam membentuk konsep nilai dan identitas diri, serta membantu menghilangkan standar kecantikan yang terjadi di masyarakat. Contoh dari Body Neutrality seperti memakai pakaian yang membuat diri nyaman dan bersyukur memiliki tubuh yang sehat dan kuat sehingga bisa melakukan aktivitas yang diinginkan. Hal ini membuat kita dapat lebih memikirkan kenyamanan dan keinginan diri sendiri tanpa perlu
memikirkan tanggapan orang lain atau standar kecantikan masyarakat terlebih dahulu. Praktik dari Body Neutrality juga termasuk memberikan afirmasi diri seperti “Aku lebih dari sekadar penampilan, berat, dan bentuk tubuhku”, “Aku menghormati dan menghargai tubuhku dan apa yang dilakukannya untukku”, “Aku mencintai kaki ku karena ia membantuku untuk berjalan dan berlari”, “Tubuhku memungkinkanku untuk hidup dan mengalami dunia ini”, “Terima kasih pada tubuhku, aku bisa melakukan hal yang aku suka dan berinteraksi dengan orang yang aku sayang”, “Aku berharga tanpa perlu mempertimbangkan aspek penampilanku” dan “Nilai diri ku tidak berpaut hanya pada penampilanku, berat badanku, atau apa yang aku kenakan.”
Body Neutrality sejalan dengan konsep yang diterapkan dalam terapi Karen Horney, yaitu Self- Realization dimana seseorang memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai emosi, keyakinan, dan keinginan diri mereka, dengan melepaskan Idealized Self-Image dan menghentikan pencarian neurotik, serta mengubah Self-Hatred menjadi Self-Acceptance. Self-Realization dicapai dengan memiliki kesadaran diri yang realistis dan pemahaman mengenai diri termasuk kelebihan dan kekurangan diri. Dengan Body Neutrality, seseorang menerima dan menghargai tubuh apa adanya serta kelebihan yang dapat dilakukan tubuh, melepaskan dari keharusan memenuhi standar kecantikan masyarakat atau kesempurnaan, sehingga dapat melihat dan menghargai diri atas kualitas dirinya secara utuh, tidak hanya dari penampilan fisik saja. Individu memiliki kesadaran realistis dan penghargaan terhadap tubuh dengan menyadari nilai dan identitas mereka lebih dari penampilan fisik semata. Dengan Body Neutrality, individu bisa membangun hubungan yang lebih sehat dengan tubuh mereka, terbebas dari Negative Body Image dan pengejaran Idealized Self- Image. Body Neutrality mendukung Self-Realization dengan fokus pada penerimaan diri, perawatan diri, menyadari kualitas positif dan negatif diri secara realistis, dan fokus pada kesejahteraan secara keseluruhan. Body Neutrality dan Self-Realization saling melengkapi dengan mementingkan menerima dan menghargai tubuh sebagai komponen penting diri namun bukan satu-satunya komponen diri, sembari menyadari dan menghargai komponen lain seperti kepribadian dan kemampuan diri. Penelitian tahun 2021 menunjukkan bahwa menolak ideal kecantikan, mengurangi penekanan pada pentingnya penampilan, dan menghargai tubuh sendiri dapat berkontribusi pada citra tubuh yang positif. Perubahan pola pikir ini dapat membawa perbaikan pada citra tubuh dan kesejahteraan keseluruhan individu.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa Body Image yaitu persepsi seseorang terhadap tubuhnya sendiri dapat menjadi Negative Body Image jika persepsi tersebut merupakan sebuah ketidakpuasan terhadap tubuh sendiri. Negative Body Image dapat terjadi karena adanya faktor yang budaya, lingkungan, dan persepsi diri mengenai citra tubuh yang ideal. Dampaknya adalah hilangnya kepercayaan diri yang berdampak buruk pada mental. Body Neutrality merupakan penerimaan kondisi tubuh apa adanya dan mensyukuri berbagai fungsi dan kemampuan tubuh, tidak berfokus pada penampilan saja, hal ini tentunya dapat membuat perspektif akan rasa hormat, perlakuan adil, pemahaman mendalam dan realistis mengenai diri serta mengakui bahwa identitas diri tidak hanya terpaku pada penampilan fisik, sehingga dapat mendukung Self-Realization.
Daftar Pustaka
6 Tanda gangguan citra tubuh (Bukan Sekadar Kurang Pede). Hello Sehat. (2021, August 16).https://hellosehat.com/parenting/remaja/kesehatan-mental-remaja/gangguan-citra-tubuh/
Anggraini R. (2023, April 30). Pentingnya Netralitas Tubuh untuk Mengubah Pola Pikir Citra Diri.
https://www.beautynesia.id/life/pentingnya-netralitas-tubuh-untuk-mengubah-pola-pikir- citra-diri/b-273653
Brazier, Y. (2023, May 25). What is body image? Medical News Today.
https://www.medicalnewstoday.com/articles/249190#definition
Crane, M. (2023, February 16). 22 body neutral affirmations. https://withinhealth- com.translate.goog/learn/articles/body-neutral- affirmations?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en
Feist, J., Feist, G. J., & Roberts, T. A. (2018). Theories of Personality. US: New York: McGraw- Hill Education
Heger, E. (2022, May 20). The sneaky ways social media can sabotage your body image – and 3 easy tips to help you break the cycle. Insider. https://www.insider.com/guides/health/mental- health/how-social-media-affects-body-image
Intan, R. (n.d.). Mengenal Body Neutrality, Menerima Tubuh Apa Adanya Tanpa Harus Selalu Mencintainya. https://id.theasianparent.com/body-neutrality
Khairunnisa, F. (2021, December 7). 4 Dampak negatif citra tubuh bagi kesehatan mental remaja. suara.com. https://yoursay.suara.com/health/2021/12/07/142831/4-dampak-negatif-citra- tubuh-bagi-kesehatan-mental-remaja
Kneeland J. (2023, May 12). Why Body Neutrality Works Better Than Body Positivity.
https://time-com.translate.goog/6279423/body-positivity-vs- neutrality/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en
Kristen Fuller, MD. (2022, Juni 30). Body Positivy vs. Body Neutrality. What Each One Is and How a Dual Approach May Be Best. https://www-verywellmind-com.translate.goog/body- positivity-vs-body-neutrality-5184565?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en
Manoban, B. (2022, August 4). Mengenal Citra Tubuh Negatif dan Cara Menghadapinya. IDN Times. https://www.idntimes.com/health/fitness/seo-intern/mengenal-citra-tubuh-negatif- dan-cara-menghadapinya?page=all
Mengenal Body Neutrality dan Manfaatnya bagi Kesehatan Mental. Alodokter. (2021, December 15). https://www.alodokter.com/mengenal-body-neutrality-dan-manfaatnya-bagi- kesehatan-mental
Oktan, V. (2017). Self-Harm Behaviour in Adolescents: Body Image and Self-Esteem. Journal of Psychologists and Counsellors in Schools, 27(2), 177-189. doi:10.1017/jgc.2017.6
Poirier, A. (n.d.). 5 Steps to Body Neutrality. National Eating Disorders Association. https://www.nationaleatingdisorders.org/blog/5-steps-body-neutrality
Putri. (2022, January 05).5 Manfaat Netralitas Tubuh Bagi Kesehatan Mental, Yuk Coba Praktikan! IDN Times. https://www.idntimes.com/life/inspiration/putri-rahayu-2/manfaat- netralitas-tubuh-c1c2-1
Stanborough, R. J. (2020, November 25). What to Know About a Negative Body Image and How to Overcome It. Healthline. https://www.healthline.com/health/negative-body- image#related-issues
Tanya, R. (n.d.).Apa itu Body Neutrality Atau Netralitas Tubuh? Healmind Indonesia. https://healmind.id/netralitas-tubuh/
WP Company. (2022, September 8). You don’t have to love or hate your body. here’s how to adopt “body neutrality.” The Washington Post. https://www.washingtonpost.com/wellness/2022/02/25/body-neutrality-definition/
Tugas Personality Psychology kelas LF64 dengan dosen pengajar (Danika Nurkalista, M.Si., Psi.)
Comments :