Kebanyakan orang tua memiliki banyak kekhawatiran yang dirasakan. Mulai dari khawatir tentang anak-anak nya, keluarganya, pekerjaan, dan masa depan. Rasa kecemasan atau khawatir yang dirasakan orang tua dapat disebut dengan parental anxiety. Anxiety adalah rasa kecemasan yang menghasilkan rasa takut akan terjadinya suatu masalah yang belum terjadi. Sementara rasa takut adalah reaksi seseorang terhadap suatu bahaya yang nyata atau terjadi didepan mata dan sedang terjadi. Parental anxiety merupakan sebuah istilah untuk kecemasan yang terkait dengan menjadi orang tua atau pengasuh, hal ini melibatkan kekhawatiran tentang kesehatan dan kesejahteraan anak, perkembangan anak, kinerja dan prestasi anak di sekolah, dan kehidupan sosial anak (Reynolds, 2022). Terdapat beberapa tanda dari parental anxiety, yaitu cenderung menyuarakan perasaan khawatir atau stres kepada orang lain termasuk seorang anak, memiliki pemikiran terus-menerus bahwa sesuatu yang buruk dapat terjadi pada seorang anak, menghabiskan waktu berlebihan untuk mengkhawatirkan detail kecil yang berkaitan dengan seorang anak (Reynolds, 2022). Parental anxiety dapat meningkatkan risiko anak mengembangkan kecemasan dan gangguan depresi jika sang orang tua memiliki anxiety disorder (Lawrence et al., 2019).Terkadang kecemasan ini akan berkurang atau hilang jika seseorang sudah selesai dan mampu menghadapi permasalahan tersebut. Kecemasan ini dinilai tidak berbahaya ketika tidak menganggu kehidupan seseorang dan kesehatan mental seseorang. Tetapi orang tua dengan kecemasan yang berlebih mungkin mengembangkan jenis kecemasan spesifik seperti generalized anxiety disorder 

Generalized Anxiety Disorder (GAD) merupakan salah satu jenis gangguan kecemasan dalah yang ditandai dengan rasa cemas yang tinggi, cenderung tidak dapat dikendalikan, dan cenderung bertahan dalam waktu yang lama. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders fifth edition (DSM-5) menyebutkan, individu dengan GAD setidaknya mengalami kecemasan yang tinggi yang berlangsung selama 6 bulan, dan individu biasanya mengalami setidaknya tiga dari gejala berikut yaitu kegelisahan, mudah lelah, kesulitan berkonsentrasi, pikiran menjadi kosong, iritabilitas, ketegangan otot dan gangguan tidur. Menurut Munir & Takov (2022) beberapa penyebab individu mengalami GAD antara lain, faktor genetik, kondisi fisik, faktor lingkungan, faktor psikologis seperti stres, trauma, depresi, dan faktor gangguan penggunaan zat (Munir & Takov, 2022). Dalam sebuah penelitian juga menemukan, bahwa orang tua yang memiliki GAD mungkin akan lebih overprotektif terhadap anak-anaknya, karena mereka mungkin terlalu peduli dengan keselamatan sang anak dan terlalu berhati-hati dengan anak-anak mereka, sehingga membatasi anak-anak mereka untuk menghadapi berbagai situasi (Aktar et al., 2017). Sehingga banyak orang tua yang memiliki GAD cenderung membatasi kemandirian anak-anak dan mengendalikan lingkungan anak mereka karena rasa kecemasan dan ketakutan yang mereka rasakan. 

Kecemasan yang dirasakan orang tua memang normal jika tidak menganggu keberlangsungan hidup. Kecemasan dapat membatu seseorang untuk tumbuh dan bertanggung jawab terhadap nilai yang mereka pegang. Tetapi jika rasa cemas sudah menganggu keberlangsungan hidup seperti membuat sulit berkonsentrasi, gelisah yang berlebih, mudah lelah, pikiran menjadi kosong, sulit mengontrol emosi, dan menganggu kualitas tidur maka kecemasan tersebut sudah dianggap tidak normal. Jika tidak dikelola dengan baik maka dapat menimbulkan gangguan mental seperti generalized anxiety disorder. Memang rasa cemas tidak dapat dihindari, tetapi rasa cemas dapat dikelola oleh setiap individu. Informasi lebih lanjut mengenai cara mengelola rasa cemas dapat Anda temukan dalam artikel ini: Merasa cemas? Coba lakukan beberapa tips ini – Psychology (binus.ac.id).

  

Referensi:

Aktar, E., Nikolić , M., & Bögels, S. (2017). Environmental transmission of generalized anxiety disorder from parents to children: worries, experiential avoidance, and intolerance of uncertainty. Generalized Anxiety Disorders, 19(2), 137–147. https://doi.org/10.31887/dcns.2017.19.2/eaktar 

Lawrence, P. J., Murayama, K., & Creswell, C. (2019). Systematic Review and Meta-Analysis: Anxiety and Depressive Disorders in Offspring of Parents With Anxiety Disorders. Journal of the American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, 58(1), 46–60. https://doi.org/10.1016/j.jaac.2018.07.898 

Munir, S., & Takov, V. (2022). Generalized Anxiety Disorder. PubMed; StatPearls Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441870/#_article-22130_s3_ 

Reynolds, A. (2022, April 27). Parental anxiety: Causes and effects. Www.medicalnewstoday.com. https://www.medicalnewstoday.com/articles/parental-anxiety#signs-of-anxiety 

 

Penulis:
Indah Ananda Asqolani 

Psychology, BINUS University @Bekasi Campus 

Indah.asqolani@binus.ac.id 

  

Editor: Dr. Pingkan C. B. Rumondor, M.Psi., Psikolog