Dua bidang yang secara sekilas tidak terdapat keterhubungan sama sekali. Namun, ketika astronomi yang dibahas berkaitan dengan isu perubahan iklim, di sinilah Psikologi memiliki peran besar.

Dari kerangka pikir inilah cerita saya dimulai dalam mengikuti ajang IAF GLOC 2023. GLOC (Global Space Conference on Climate Change) 2023 merupakan ajang konferensi pertama yang diselenggarakan oleh IAF (International Astronautical Federation) yang secara terutama membahas mengenai masalah perubahan iklim. Konferensi ini dilaksanakan di Oslo, Norwegia pada 23-25 Mei 2023. Melalui ajang ini, para ahli serta aktivis dan penggiat bidang space and technology berkumpul dan berdiskusi terkait pemanfaatan layanan dan aplikasi angkasa dan astronomi dalam meminimalisir permasalahan iklim global.

Ketika pertama kali mendapatkan informasi mengenai ajang ini dan program hibah yang ditawarkan bagi pelajar, tidak terbayang bahwa saya akan menjadi salah satu penerimanya. Excited dan nervous, sekaligus bangga bercampur menjadi satu. Terlebih, bidang yang dibahas di conference ini cukup berbeda jauh dengan Psikologi meskipun secara topik yang diangkat termasuk dalam minat saya, yaitu climate change.

Pada program seleksi untuk hibah pelajar ini, peserta diminta untuk menawarkan gagasan atau ide mengenai isu climate change. Dalam tulisan saya, saya mengangkat permasalahan food waste, di mana limbahnya akan menghasilkan gas metana, gas rumah kaca yang 86 kali lebih kuat daripada karbon dioksida. Permasalahan ini semakin membesar dengan jumlah sampah makanan yang terus meningkat setiap tahunnya. Untuk itu, saya menawarkan gagasan untuk menerapkan prinsip belajar atau learning untuk menciptakan habit atau kebiasaan untuk selalu menghabiskan makanan dan mengambil porsi makan secukupnya.

Gagasan tersebut yang kemudian mengantarkan saya mendapatkan hibah untuk menghadiri konferensi di Oslo bersama dengan 11 penerima hibah lainnya. Tentunya, pencapaian ini tidak akan bisa terjadi tanpa adanya bantuan dari jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara. Saya secara pribadi juga menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada Ibu Dr. Anggita Dian Cahyani, S.Psi., M.A. dan Ibu Dr. Esther Widhi Andangsari, M.Si., Psi. atas bantuan, dukungan, arahan, dan tuntunan yang diberikan.

Meskipun singkat, pengalaman ini sangat bermakna bagi saya. Selain mendapatkan wawasan baru lintas bidang, saya juga bisa berkenalan dengan teman dari berbagai latar belakang dan tentunya budaya yang berbeda-beda karena berasal dari berbagai negara di dunia.

Untuk itu, saya ingin mengajak para Psytroopers untuk berani dalam mengambil langkah baru. Sebagaimana kutipan dari seorang penulis bernama Seth Goiding, “The only thing worse than starting something and failing… is not starting something.” Menurut saya, dengan berani mencoba hal baru, kita bisa membuka banyak peluang yang ada di depan. Tapi, kalau tidak berani mencoba, bagaimana peluang tersebut bisa terbuka?

Penulis

Elen Novianti