Kegiatan Pembelajaran Membosankan? Yuk Coba Metode Jigsaw!
Pada kegiatan belajar di mata kuliah Innovative Teaching Strategy yang diampu oleh Dosen Muhammad Nanang Suprayogi dilakukan pembelajaran dengan metode Jigsaw. Metode ini dilakukan guna mengaplikasikan materi yang berhubungan dengan strategies for innovation. Pelaksanaan metode ini, mengharuskan siswa untuk terlibat lebih aktif selama pembelajaran berlangsung, sehingga diharapkan kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan lebih efektif. Menarik bukan? Yuk, ketahui lebih dalam apa itu metode Jigsaw dan bagaimana penerapannya pada saat kegiatan pembelajaran kemarin!
Metode Jigsaw adalah strategi pembelajaran kooperatif yang menghubungkan skema pengetahuan dan pengalaman siswa dengan informasi baru yang ia terima, sehingga informasi tersebut dapat lebih bermakna (Lie, 2008), metode ini juga menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guna mengakomodir keragaman siswa (Suprayogi, 2017; Subban 2006). Metode pembelajaran ini dilakukan dengan membagi sekumpulan orang menjadi beberapa kelompok untuk membahas suatu hal, lalu setiap orang di dalam kelompok terdiri dari perwakilan kelompoknya masing-masing, di mana mereka bertugas untuk menjelaskan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan sebelumnya dan melakukan pertukaran informasi.
Dalam penerapan metode Jigsaw, mahasiswa di kelas LB64 dibagi menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok mahasiswa, ditugaskan untuk membuat skema dari suatu ide inovatif yang nantinya akan mereka presentasikan kepada gabungan kelompok baru. Ide inovatif yang setiap kelompok buat sangatlah beragam dan menarik. Kelompok 1 membuat ide inovasi program dengan nama “Bring It English!” yaitu program pembelajaran bahasa Inggris untuk anak-anak di Indonesia, sebagai upaya agar anak Indonesia lebih percaya diri dalam berbicara bahasa Inggris. Program ini disusun dengan adanya pertukaran budaya ataupun language exchange di dalamnya. Sementara itu, Kelompok 2 membuat ide inovasi kegiatan pembelajaran bahasa Inggris dengan memanfaatkan virtual reality dan juga mengundang native speaker sebagai pengajar untuk Universitas Bina Nusantara, dengan nama “BEV(Binus English Virtual Reality) ”. Inovasi yang cukup menarik bukan?
Tidak hanya itu saja, inovasi lainnya datang dari Kelompok 3, mereka memberikan ide inovasi berupa aplikasi bernamakan “Safe Ring”. Aplikasi “Safe Ring” digunakan untuk membantu memberantas dan mengurangi permasalahan bullying di Indonesia, sehingga apabila korban takut untuk mencari perlindungan atau kesulitan untuk speak up, aplikasi ini menyediakan forum untuk mencari perlindungan dan menangani permasalahan bullying yang terjadi. Selain ide inovasi dari Kelompok 3 yang sangat membantu, Kelompok 4 juga memberikan ide inovasi yang tidak kalah membantunya, lho! Kelompok 4 memberikan ide inovasi berupa program pembelajaran bernamakan “Big Deal”, di mana tujuan dari program pembelajaran ini adalah agar siswa-siswi di Indonesia dapat mengimplementasikan teori yang telah mereka pelajari ke dalam kehidupan sehari-hari secara langsung. Adapun pelaksanaan program ini adalah dengan melakukan study tour ke daerah-daerah di Indonesia untuk menerapkan teori-teori yang telah dipelajari secara nyata. Menarik bukan?
Setelah memberikan ide-ide inovasi yang menarik, keseluruhan anggota kelompok akan dipecah menjadi kelompok baru, dimana masing-masing orang dalam kelompok baru bertugas untuk menjelaskan dan mempresentasikan ide inovasi yang telah mereka susun dalam kelompok sebelumnya. Dengan kata lain, dalam metode Jigsaw setiap orang menjadi delegasi dalam kelompoknya masing-masing untuk menjelaskan ide yang telah mereka buat dan diharuskan berpartisipasi aktif agar materi yang telah dipaparkan menjadi lebih hidup dan tidak hilang begitu saja.
Gimana nih, Readers? Metode Jigsaw sangat asyik, bukan?! Fun fact nya, penerapan dari metode Jigsaw dalam kelas LB64 itu sendiri merupakan salah satu bentuk innovative teaching strategies yang dapat kita terapkan juga di mata kuliah lainnya. Mengapa demikian? Karena metode ini sangatlah menarik dan juga efektif agar siswa tidak pasif mendengarkan saja, namun juga melatih kemampuan komunikasi dan percaya diri yang setiap siswa miliki. Jadi tunggu apalagi, yuk coba menerapkan metode Jigsaw!
Daftar Pustaka
Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning :Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.
Subban, P. (2006). Differentiated instruction: A research basis. International education journal, 7(7), 935-947.
Suprayogi, M. N., Valcke, M., & Godwin, R. (2017). Teachers and their implementation of differentiated instruction in the classroom. Teaching and teacher education, 67, 291-301.
Comments :