SEKITAR DIGITAL HUMANITIES – 14
Apa Digital Humaniora (DH) itu? Ini adalah pertanyaan tentang perdebatan yang sudah berlangsung lama dan terus bergerak cepat, antara mereka yang bekerja di dalam (dan terkadang di luar) bidang DH ini. Meskipun ada kesulitan untuk mendefinisikan DH kita dapat mulai dengan menyatakan bahwa DH ini terjadi di persimpangan antara komputasi dan warisan budaya. Hal tersebut bertujuan untuk mengubah bagaimana artefak (seperti manuskrip) dan fenomena (seperti sikap) yang dipelajari berbagai bidang ilmu Humaniora dapat ditemui, ditransmisikan, dipertanyakan, ditafsirkan, dipermasalahkan, dan dibayangkan dengan perangkat komputasi. Dengan demikian DH cenderung membedakan dirinya dari penggunaan perangkat komputasi dalam penelitian dan pengajaran, misalnya, email dan aplikasi atau program pengolah kata. Digital Humaniora terkadang digambarkan sebagai perkembangan terkini. Kirsch, misalnya, menasihati para ilmuwan Humaniora untuk menghindari bidang ‘yang baru lahir’ agar mereka ‘bangun pada suatu pagi untuk mengetahui bahwa mereka telah menjual hak kesulungan mereka untuk aplikasi yang berantakan’ (2014).
Kalau dirunut, DH biasanya rintisannya dianggap berasal dari Pater Roberto Busa S.J. (lih. Vanhoutte 2013; Rockwell 2007). Sekitar tahun 1949, Busa, bekerja sama dengan IBM, memulai pekerjaan persiapan untuk menyusun beragam (variorum) indeks (atau konkordansi) sekitar 11 juta kata bahasa Latin abad pertengahan dalam karya St. Thomas Aquinas dan beberapa penulis terkait (Busa, 1980). Pada tahun-tahun berikutnya bidang tersebut telah menggunakan banyak nama, termasuk Humanis Informatika, Komputasi Sastra dan Linguistik dan – lebih umum – Komputasi Humaniora. Istilah atau nama-nama tersebut mengerucut kemudian menjadi DH sejak sekitar tahun 2006 (Kirschenbaum, 2010) dan selanjutnya sebagian besar menggunakan nama atau istilah DH ini sejak saat itu. Istilah DH sekarang sudah biasa digunakan untuk merujuk pada karya lapangan sejak tahun1949 dan ini adalah konvensi yang akan digunakan di seluruh buku ini. Namun demikian, perbedaan antara Komputasi Humaniora (yaitu periode dari tahun 1949 hingga 2006, kadang-kadang juga termasuk fase incunabular – ketika komputasi masih menjadi keingintahuan dan aplikasi bisnis belum mendominasi wacana publik (Rockwell et al. 2011, hal. 207) – dan DH (pasca 2006) dapat ditemukan. Dengan demikian, untuk tujuan memberikan garis besar perkembangan krinologis dari awal hingga saat ini, perbedaan antara dua fase ini sekarang akan dibuat (dan istilah DH yang lebih umum kemudian akan dikembalikan kecuali ketika perbedaan antara DH dan Komputasi Humaniora diperlukan untuk kejelasan).
Nyhan, J., & Flinn, A. (2016). Computation and the humanities: towards an oral history of digital humanities. Springer Nature.
Oleh:
Yosef Dedy Pradipto & Sekar Rizky Pradhani (2023)
Comments :