Digital Humanities (DH) menggambarkan bidang yang didefinisikan secara luas, terbuka, dan menantang yang ada antara departemen humaniora, disiplin, dan tradisi epistemik, antara humaniora dan domain pengetahuan lainnya, serta antara dunia akademi dan dunia luar. Posisi ini didorong oleh keingin-tahuan intelektual, imajiner teknologi, kepekaan sejarah, tantangan ilmiah, kemauan untuk terlibat secara kritis, teknologi lintas isu, perspektif, dan kebutuhan yang relevan untuk memahami serta memperbaiki kondisi manusia. DH memfasilitasi berbagai mode keterlibatan antara humaniora dan digital –  membentang di seluruh spektrum humaniora dan juga di luar lingkup humaniora, serta berfungsi sebagai platform untuk humaniora. Menurut model ini, humaniora digital mengambil peran dengan digital sebagai alat, sebagai objek penyelidikan, dan sebagai media ekspresi. Cara-cara keterlibatan ini semakin perlu disatukan dalam paduan yang digerakkan secara intelektual dan sensitif secara material. Dengan cara ini, humaniora digital dapat mengatasi beberapa tantangan saat ini dan masa depan yang paling penting yakni mencapai kemajuan ilmiah yang jauh jangkauannya, menciptakan jejaring yang tak terbandingkan serta kaya ke seluruh bidang ilmu humaniora dan bidang lain, memajukan humaniora, mendorong pengembangan semua mode keterlibatan, dan berkontribusi pada berbagai upaya penyelesaian  masalah ilmiah dan metodologis yang dihadapi humaniora saat ini.

Humaniora digital tidak dapat dilihat secara terpisah dari bidang ilmu humaniora lainnya, akademi, dan planet yang kita huni. Meskipun bidang tersebut, yang secara tradisional telah melegenda, tidak stabil atau aman secara institusional, namun tetap memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang posisi dan tempat institusionalnya. Meningkatnya sentralitas institusional bidang ini selama sepuluh tahun terakhir dan kesadaran yang berkembang di dalam dan di luar ranah akademis bahwa digital, yang dipahami secara luas, penting secara intelektual, teknologi, dan manusia telah menciptakan tekanan pada bidang tersebut untuk terhubung lebih kuat dan beragam ke dunia luar (disiplin humaniora, berbagai bidang akademis, yang disebut tantangan besar) daripada di masa lalu. Ini bukan untuk mengatakan bahwa bidang tersebut sebelumnya tidak kolaboratif atau terlibat merengkuhnya; sebaliknya, kita mungkin membutuhkan kolaborasi yang berbeda dalam hal skala, kualitas, dan pertanyaan yang diajukan. Sementara humaniora digital tampaknya tidak mampu menjawab beberapa tantangan ini, banyak perkembangan dan masuknya perspektif baru tidak diragukan lagi telah terjadi selama dekade terakhir. Humaniora digital tidak hanya beradaptasi dengan realitas barunya, tetapi lawan bicara dan kolaboratornya telah beradaptasi dan saling terkait dengan inti humaniora digital.

Svensson, P. (2016). Big digital humanities: imagining a meeting place for the humanities and the digital (p. 301). University of Michigan Press.

Oleh:

Yosef Dedy Pradipto & Sekar Rizky Pradhani (2023)