Digital Humanities yang disingkat DH adalah sebuah telaah elaboratif interdisipliner yang menyatukan bahkan dari minimal dua bidang penelitian yang bisa jadi sangat berbeda, contohnya Ilmu Komputer dan bidang Ilmu Humaniora, serta banyak disiplin ilmu, metode, dan pertanyaan penelitian lainnya yang beragam. Interaksi produktif dari kolaborasi antara ilmuwan komputer dan peneliti humaniora ini menjadi salah satu peluang terbesar sekaligus tantangan terbesar dari DH. Sebagai contoh, yang sejak semula menjadi rintisan awal, teks otomatis dan penggunaan metode komputasi dapat menginspirasi penelitian baru di bidang humaniora. Sayangnya, penerapannya juga sering dianggap tidak penting apalagi juga memakan waktu sementara outputnya hanya mereproduksi sesuatu yang ternyata dapat dilakukan juga oleh metode ‘tradisional’. Kesan ini mengarah pada asumsi bahwa DH hanyalah tentang metodologi dan terlalu fokus pada sisi digital, menyoroti hasil yang diberikan oleh penerapan alat digital ke (kebanyakan) materi teks. Potensi inovatif penelitian interdisipliner semacam ini mudah diabaikan dan diremehkan. Meskipun sangat penting bahwa proyek penelitian di DH menawarkan perspektif yang menarik untuk Ilmu Komputer dan Humaniora, kecenderungan untuk terlalu menekankan nilai teknologi komputer baru dan canggih meremehkan pentingnya humaniora. Terlepas dari dugaan kemajuan yang datang dengan digitalisasi atau objektivitas yang seharusnya lebih tinggi yang melekat dalam data empiris, masih perlu dan akan tetap penting untuk menginterpretasikan hasil dari metode komputasi untuk sampai pada proposisi yang tepat.

Schwandt, S. (2020). Digital methods in the humanities: challenges, ideas, perspectives (p. 312). Bielefeld University Press.

Oleh:

Yosef Dedy Pradipto & Sekar Rizky Pradhani (2023)