Menurut Flanders dan Jannidis (2018) humaniora digital (DH) mewakili kerangka kerja konseptual dan praktis yang muncul untuk kurasi digital dimana teori, praktik, kolaborasi, dan konten digital berkontribusi pada fondasi yang kaya untuk pengetahuan baru. Dasar ini berakar pada aliansi lama antara data yang terarsipkan dan khasanah humaniora, yang telah berubah secara signifikan selama dua dekade terakhir. Sepanjang sejarah, banyak ahli sejarah, yang mengarsipkan banyak hal, dan para ahli pengarsipan telah mengkurasi, dalam arti menilai, memilih, menyusun, mendeskripsikan, dan melestarikan materi warisan dan catatan sejarah baik individu maupun institusi dan organisasi. Pekerjaan sejarawan dan peneliti lain di bidang humaniora, pada gilirannya, berfokus pada analisis dan interpretasi data dan informasi dari catatan yang selama ini disimpan.
Source: Flanders, J., & Jannidis, F. (Eds.). (2018). The shape of data in digital humanities: modeling texts and text-based resources. New York: Routledge.