Pengalaman Magang di Unit Kerja Desk Corporate University PT TASPEN (PERSERO)
Kehidupan menjadi mahasiswa memang serasa di ambang. Kadang kala mungkin kita masih merasa seperti anak sekolah, yang harus belajar dengan giat untuk memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya. Namun, mahasiswa juga harus mulai berfikir mengenai prospek kerja, karena ketika lulus maka mahasiswa akan langsung dihadapkan dengan dunia nyata. Oleh sebab itu, saya menyebut kehidupan mahasiswa seakan berada di ambang. Antara anak muda yang masih harus giat belajar, dan orang dewasa yang harus mempersiapkan masa depan. Kendati demikian, setelah menghabiskan sebagian besar waktu dengan belajar mulai dari pendidikan dasar hingga mencapai perguruan tinggi, definisi belajar pun mulai berubah. Belajar tidak hanya apa yang kita baca dari buku atau kita dengar dari kelas. Mendengarkan sekitar juga termasuk belajar, memahami orang lain juga termasuk dalam belajar. Belajar tidak lagi sekedar memahami buku teks tapi juga memperhatikan lingkungan sekitar. Disinilah
menurut saya program enrichment benar-benar dibutuhkan.
Untuk memenuhi semester genap 2021/2022, saya memilih track internship, yang saya jalankan selama kurang lebih enam bulan di PT TASPEN (Persero). PT TASPEN merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang asuransi tabungan hari tua dan dana pensiun bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan juga Pejabat Negara lainnya. Program magang saya lakukan di Unit Kerja Desk Corporate University, salah satu divisi di PT TASPEN yang khusus dikerahkan untuk menangani pengembangan kapabilitas di perusahaan.PT TASPEN sendiri telah berdiri sejak 17 April 1963, dengan Visi “untuk menjadi PerusahaanAsuransi Sosial dan Dana Pensiun yang unggul, terpercaya, dan berkelanjutan demi mewujudkan kesejahteraan peserta untuk meningkatakan nilai ekonomi dan sosial Indonesia”.Visi tersebut didukung oleh Misi PT TASPEN, yaitu “memastikan terwujudnya layanan terbaikdan investasi yang andal serta kepemimpinan inovasi bisnis dan transformasi digital dengan didukung oleh Sumber Daya Manusia yang Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (AKHLAK)”. Untuk memenuhi visi dan misi tersebut, tentunya perlu didikungoleh Sumber Daya Manusia yang baik dan berpengetahuan luas, dan disinilah
peran Desk Corporate University mulai ditunjukkan.
Bagi teman-teman yang mengambil peminatan Psikologi Industri dan Organisasi (PIO),mungkin konsep Corporate University dapat dikaitkan dengan Training and Development. Dimana, fokusnya adalah untuk memenuhi tuntutan kompetensi Sumber Daya Manusia baik dari segi kebutuhan bisnis perusahaan, maupun untuk memenuhi tuntutan di masa depan dan perubahan zaman. Contohnya saja dengan perkembangan digital. Dulunya mungkin tidak diperlukan Sumber Daya Manusia yang dapat mengoperasikan media video call dengan baik, namun sejak adanya pandemi maka semua orang dituntut untuk dapat mengakses video call karena seluruh kegiatan bisnis dilakukan secara online. Hal tersebut juga berlaku di PT TASPEN. Sejak berdiri di 17 April 1963, PT TASPEN telah mengalami tiga kali pergantian nama yang dilakukan untuk menyesuaikan dengan peraturan baru, dimana perusahaan dituntut untuk bertransformasi menjadi Perusahaan Umum karena adanya peningkatan jumlah PegawaiNegeri dan semakin meluasnya cakupan layanan, dan untuk meyeimbangkan kompetensi pegawai dengan perubahan yang ada, maka diperlukan proses pembelajaran.
Perlu diingat, masalah yang dapat diselesaikan dengan pembelajaran adalah masalah- masalah yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman yang menyebabkan turunnya performakerja (Noe, 2017). Oleh sebab itu, fokus Desk Corporate University adalah dengan menyelenggarakan pembeljaran saja. Bila ada dampak dari perubahan yang tidak disebabkan oleh adanya gap competency, maka masalah tersebut tidak dapat diselesaikan dengan pembelajaran. Disinipun perspektif saya makin bertambah. Persaingan kerja di era saat ini sudah bukan main-main lagi. Untuk mempersiapkan lamaran kerja, tidak jarang orang belajar giat, bersekolah tinggi, bahkan hingga mengikuti kursus untuk mendapatkan sertifikasi. Mendapatkan surat penerimaan kerja merupakan sebuah hadiah yang terasa begitu membanggakan. Tapi, dalam bekerja juga masih harus belajar lagi agar dapat menyesuaikan dengan tuntutan bisnis dan juga perkembangan zaman. Selama magang, saya juga belajar apa saja skills yang harus saya tingkatakan dengan berkaca pada perencanaan pembelajaran yang saya kerjakan selama melaksanakan magang di Desk Corporate University PT TASPEN (Persero).
Hal utama yang saya kerjakan selama magang adalah perencanaan pembelajaran. Perencanaan ini dilakukan setiap bulannya untuk mempersiapkan pembelajaran di bulan berikutnya. Judul-judul pembelajaran yang tersedia merupakan hasil dari Training Need Analysis (TNA) yang dilakukan tiap satu tahun sekali. Proses ini dilakukan untuk mengidentifikasikan apa saja pembelajaran yang diperlukan di tiap Unit Kerja. Selain dari TNA,tiap-tiap Unit Kerja juga dapat mengajukan langsung kepada Desk Corporate University mengenai pembelajaran apa yang mereka rasa perlu, dan kemudian akan di review kembali apakah pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan atau tidak. Setelah mendapatkan judul pembelajaran, maka tahapan berikutnya adalah mencari vendor yang sesuai untuk pembelajaran tersebut, baik dari segi materi maupun metode pembelajaran, dan juga biaya investasinya. Evaluasi kelayakan vendor dilakukan secara formatif, dengan meminta feedback dari calon peserta pembelajaran dan rekan kerja untuk melihat apakah materi dan metode pelatihan yang akan digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Bila sudah menemukan vendor yang tepat, maka langkah selanjutnya adalah menyusun Instructional Structure Design (ISD). ISD sendiri merupakan rangkaian proses untuk mendisain dan mengembangkan program pelatihan (Noe, 2017). Hal terpenting berikutnya dalam perencanaan pembelajaran adalah menyusun evaluasi yang sesuai. Evaluasi dapat berbeda berdasarkan hasil yang ingin di capai, maka pembuatan indikator yang tepat juga diperlukan. Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan feedback dari peserta terkait dengan pembelajaran yang diselenggarakan. Secara keseluruhan, terdapat lima jenis evaluasi yang dilakukan pada penyelenggaraan pembelajaran di PT TASPEN (Persero). Evaluasi tersebut terdiri dari evaluasi untuk mengukur reaksi atau kepuasan peserta; pengukuran kemampuan peserta setelah mengikuti pembelajaran; pengukuran rencana aksi peserta; pengukuran apakah peserta dapat mencapai KPI (Key Performance Indicator) atau sasaran kinerja setelah mengikuti pembelajaran; dan kemampuan peserta melakukan ROI (Return of Invesment) kepada perusahaan. Bila dilihat dari tujuan dan alur pengerjaannya, proses bisnis di Desk Corporate University mungkin juga akan sedikit familiar bagi teman-teman yang mengambil peminatan Psikologi Komunitas. Pada Psikologi Komunitas, diajarkan mata kuliah Psikologi Intervensi I & II, yang berfokus pada penyusunan program intervensi yang fokusnya adalah pada perubahan perilaku individu. Dalam prosesnya, intervensi dilakukan dengan mengikuti alur PATH (Problem, Analysis, Test, dan Help). Keterikatan ilmu antar disiplin ini juga yang membuat saya percaya bahwa selama ada manusia, maka ilmu yang saya pelajari di Psikologipasti akan berguna pada saatnya.
Selain perencanaan pembelajaran, saya juga belajar proses administrasi mulai dari administrasi keuangan, hingga proses perekaman sertifikat hasil pembelajaran. Saya merasakan peningkatan hard skills yang cukup besar ketika melakukan proses
administrasi, dengan menggunakan perangkat lunakyang sebelumnya saya tidak tahu. Kemudian, untuk memperlancar kegiatan proses kerja, tentunya diperlukan soft skills. BINUS sendiri telah menetapkan delapan key soft skills yang terdiri dari digital and
technology digital; critical and creative thinking; applied management skills; adaptability; initiative; growth mindset; collaboration; dan social awareness. Seluruh soft skills tersebut saya rasa perlu untuk digunakan dalam dunia kerja, contohnya saja bagaimana kita bisa berbaur dan menyesuaikan di tempat kerja yang baru bila tidak memiliki soft skill adaptability? Atau bagaimana bisa berdiskusi mengenai materi mana yang baik digunakan untuk divisi A, bagaimana bisa bekerjasama dengan vendor bila tidak menyampaikan maksud kerjasama, bagaimana bisa menyampaikan ide tanpa adanya communication skill yang baik? Soft skills sangat penting untuk dikembangkan karena dapat memperlancar proses pekerjaan. Menurut saya, soft skills dapat dengan mudah ditingkatakan dengan pengalaman, yang membuat program enrichment sangat penting bagi mahasiswa.
Kesimpulan yang bisa saya tarik dari program enrichment ini adalah bahwa belajar tidak akan ada habisnya. Tapi belajar juga bukan berarti harus duduk membaca buku atau mendengarkan kelas. Belajar bisa juga kita dapat dari pengalaman. Belajar dari interaksi dengan orang di sekitar kita. Belajar dengan mengamati, atau mungkin yang lebih familiar dengan istilah modelling yang dikemukakan oleh Bandura. Selama waktu masih berjalan, makainovasi juga masih akan terus bertamah, tren akan terus berubah, dan untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman, maka kita harus terus belajar baik dari buku, maupun dengan mengamati sekitar. Program magang ini memberikan banyak sekali insight bagi saya bukan hanya dari sekedar ‘mencicipi’ dunia kerja, tapi saya juga belajar dari komunikasi dengan orang baru yang saya temui di tempat magang, dan saya percaya bahwa pengalaman yang sayadapatkan selama magang merupakan pengalaman berharga dan mungkin tidak bisa saya dapatkan dengan hanya duduk di rumah dan membaca buku teks saja.
Referensi:
Noe, R. A. (2017). Employee Training and Development [7th Edition]. New York:
McGraw-Hill Education.