Oleh: Jelianry Nikita Gratsia dan Tasha Almyra

Mahkamah Agung menjadi tonggak dalam pelaksanaan reformasi birokrasi dengan meningkatkan kinerja dan memiliki semangat dalam masa pengabdiannya. Dengan adanya sistem birokrasi satu atap yang telah menjadi platform reformasi birokrasi, Mahkamah Agung menjadi lembaga yang terbuka dan dapat menjadi dinamis. Hubungan antar lembaga penegakkan hukum terus diupayakan supaya dapat mengimbangi kebutuhan yang ada untuk meningkatkan kapasitas dalam melaksanakan pembaruan.

Semangat reformasi birokrasi yang telah dibangun Mahkamah Agung telah terbentuk sistem “kamar” dalam dunia peradilan yang merupakan pengelompokkan perkara berdasarkan pada lembaga yang berada di lingkungan Mahkamah Agung. Dalam pelaksanaannya dapat dilakukan secara administratif, pelaksanaan lebih sederhana, dan terarah (Perpustakaan Mahkamah Agung).

Visi dan Misi Mahkamah Agung

Visi dari Mahkamah Agung adalah Terwujudnya badan peradilan Indonesia yang agung (Perpustakaan Mahkamah Agung). Sedangkan Misi dari Mahkamah Agung adalah sebagai berikut (Perpustakaan Mahkamah Agung) :

  1. Menjaga kemandirian badan peradilan
  2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan
  3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan di lingkungan peradilan
  4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan

Struktur Organisasi

Gambar 1. Struktur Organisasi Mahkamah Agung (Wikipedia)

Mahkamah Agung terdiri dari pimpinan, hakim anggota, kepaniteraan dan sekretariat. Pimpinan dan hakim anggota merupakan bagian dari hakim agung. Jumlah hakim agung yang paling banyak berjumlah 60 orang.

Posisi dan Peran Mahasiswa

Posisi mahasiswa dalam kegiatan internship ini adalah di bagian Panitera Muda yang berada di Departemen Bagian Khusus yang membantu anggota-anggota di bagian kepaniteraan yaitu dengan membantu menulis buku kasasi dan membantu dalam keperluan registrasi yang dibutuhkan dalam menentukan putusan Mahkamah Agung.

Softskill yang didapat penulis selama mengikuti kegiatan internship yaitu applied management skill dimana penulis harus dapat berinteraksi dengan sesama peserta internship lainnya, initiative dimana penulis harus memiliki inisiatif dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, dan adaptability yaitu penulis dapat menyesuaikan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan karena tugas yang diberikan oleh atasan berbeda dengan tugas yang diberikan sebelumnya dan penyesuaian antara shift WFO dengan WFH.

Hasil dari kegiatan internship akan berguna untuk dipakai ketika bekerja nanti dan menambah pengalaman-pengalaman lain. Pengalaman yang akan didapat yaitu dapat menganalisis permasalahan yang terjadi di dalam perusahaan berdasarkan pada teori psikologi, dapat menggunakan software yang dapat digunakan dengan menggunakan ilmu psikologi, dan dapat berkomunikasi baik lisan maupun tertulis secara efektif dalam psikologi profesional.

Kegiatan internship dilakukan dengan mengikuti jadwal mengikuti jadwal antara WFO (Work From Office) dan WFH (Work From Home) dilakukan secara bergantian dan telah ditentukan.

Kesesuaian dengan Learning Plan

Berikut merupakan learning plan yang akan dilakukan berdasarkan pada pengembangan soft skills :

  • Digital and Technology Fluency

Dengan masuknya teknologi dan digital dalam berbagai aspek kehidupan manusia termasuk dalam dunia pekerjaan. Dengan adanya era digital ini, penulis dituntut untuk mengembangkan keterampilan softskill. Dengan berkembangnya teknologi dan digital memungkinkan terjadinya interaksi dengan pekerja lain. Pada saat ini, karyawan dapat melakukan interaksi dengan sesama karyawannya dengan memanfaatkan teknologi dan digital yang sudah berkembang pada saat ini (Marsa, 2019).

  • Critical and Creative Thinking

Cara penulis mengembangkan berpikir kritis di tempat kerja adalah membaca berkas-berkas perkara kasasi dan teori-teori yang berkaitan dengan kondisi lingkungan kerja. Cara lain untuk mengembangkan berpikir kritis adalah melakukan interaksi dengan sesama peserta internship dan karyawan yang berada di tempat kerja dengan cara berdiskusi dengan kondisi lingkungan kerja yang terjadi pada saat ini. Cara mengembangkan berpikir kreatif seseorang yang berada di tempat kerja adalah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi ketika suatu perusahaan mengalami masalah dan memikirkan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut (Rahayu, 2021).

  • Applied Management Skills

Pengaplikasian manajemen skill di tempat kerja yang sesuai dengan learning plan adalah kemampuan untuk berinteraksi sosial. Ketika sudah memasuki sebuah perusahaan, seorang peserta internship tidak bekerja sendirian dan terdapat beberapa peserta internship lainnya. Jika salah satu peserta internship tidak melakukan interaksi sosial di tempat kerja dengan baik, maka akan mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Walaupun pada saat ini masih memasuki era Pandemi Covid-19 dan tidak setiap hari karyawan WFO, interaksi sosial secara langsung harus tetap dilakukan. Karena dengan melakukan interaksi sosial secara langsung, seorang peserta internship dapat bertatapan langsung dengan peserta internship lainnya sehingga dapat melihat reaksi peserta internship lainnya melalui raut wajah peserta internship lainnya (Raharjo, 2018).

  • Growth Mindset

Growth mindset merupakan pola pikir yang selalu berkembang dimana seseorang memiliki kepercayaan bahwa kesuksesan dapat diperoleh dengan bekerja keras. Selalu belajar dan bekerja keras merupakan hal yang harus dilakukan untuk mendapat keterampilan yang mengantar pada kesuksesan peserta internship. Oleh sebab itu, peserta internship diharapkan dapat mendorong dirinya sendiri untuk memiliki keberanian dan dapat mencoba hal-hal baru. Proses yang akan diikuti oleh peserta internship dengan mengikuti program internship dapat menjadi pembelajaran untuk diterapkan pada saat memasuki dunia pekerjaan (Ismi, 2021).

  • Initiative

Kemampuan inisiatif adalah kemampuan ketika seseorang memulai suatu kegiatan tanpa menunggu perintah dari orang lain. Dengan memiliki kemampuan berinisiatif, penulis dapat menjadi seorang yang memiliki rasa percaya diri, menjadi orang yang dibutuhkan oleh atasan karena selalu memulai pekerjaan terlebih dahulu sebelum dilakukan oleh orang lain. Hal ini menyebabkan seorang peserta internship lebih mudah untuk diterima di lingkungan kerja dan ketika memasuki dunia kerja, seseorang lebih mudah untuk diterima ketika sedang melamar pekerjaan (Yolanda, 2019).

  • Adaptability

Penulis dituntut untuk mengembangkan soft skill lainnya yaitu dengan mengembangkan kemampuan beradaptasi dengan baik. Pada awal memasuki kegiatan internship, setiap pekerjaan yang diberikan oleh atasan akan terasa berat pada awal memasuki kegiatan internship dan jika penulis belum terbiasa dengan pekerjaan yang berada di Mahkamah Agung yang mengharuskan penulis untuk mempelajari kondisi lingkungan di Mahkamah Agung. Dengan memiliki skill beradaptasi yang baik, penulis akan melewati masa sulit pada awal-awal mengikuti kegiatan internship.

Interaksi Sosial

Interaksi sosial menjadi faktor utama dalam kehidupan sosial dan dalam kehidupan sosial tidak bisa lepas dengan interaksi sosial. Interaksi sosial dapat dikatakan sebagai proses sosial karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi sosial merupakan hubungan yang terjalin antar individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain dalam hubungan antar individu.

Konsep interaksi sosial menurut William I. Thomas (dalam Subadi, 2008) seseorang tidak langsung memberi reaksi jika mendapatkan reaksi dari luar. Hal ini berarti tindakan yang dilakukan oleh seseorang selalu melakukan penilaian dan pertimbangan terlebih dahulu, rangsangan yang datang dari luar diseleksi melalui proses yang disebut dengan definisi situasi. Dalam proses seperti ini, penulis sebagai anggota internship, tidak langsung menyapa semua anak-anak yang melakukan kegiatan internship. Oleh karena itu, penulis perlu mengenal kondisi lingkungan yang berkaitan dengan tempat untuk melakukan kegiatan internship dan butuh waktu untuk memperkenalkan diri kepada sesama mahasiswa yang melakukan kegiatan internship.

Proses interaksi sosial yang terjadi di Mahkamah Agung adalah menggunakan proses asosiatif dan bentuk-bentuk interaksi sosial yang terjadi di Mahkamah Agung adalah kerjasama, akomodasi dan asimilasi. Kerjasama merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh orang perorangan untuk mencapai satu tujuan yang sama. Bentuk kerjasama dapat berkembang jika seseorang dapat digerakkan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus memiliki kesadaran bahwa tujuan yang telah dicapai mempunyai manfaat untuk semua pihak di kemudian hari. Di Mahkamah Agung, harus mempunyai iklim yang menyenangkan atas pembagian kerja dan balas jasa yang akan diterima oleh anggota internship.

Pada perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian yang dimiliki oleh peserta internship dibutuhkan bagi peserta internship yang melakukan kerjasama supaya rencana untuk melakukan kerjasama dapat berjalan dengan baik. Akomodasi yang berfokus pada keadaan artinya terdapat suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorang yang berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Asimilasi merupakan usaha yang dilakukan untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan dan terdapat usaha-usaha untuk meningkatkan kesatuan dalam bertindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan bersama. Proses asimilasi ditandai dengan pengembangan sikap yang sama, walaupun kadang-kadang bersifat emosional yang memiliki tujuan untuk mencapai kesatuan atau mencapai integrasi pada organisasi, tindakan, dan pikiran. Proses asimilasi yang muncul pada kegiatan internship ini adalah orang-perorangan sebagai peserta internship berinteraksi secara langsung dan intensif.

Jenis interaksi sosial yang akan dibahas dalam penulisan laporran ini adalah interaksi antara individu dengan individu. Pada saat dua individu bertemu di suatu tempat, interaksi sosial sudah terjadi. Walaupun kedua individu tidak melakukan aktivitas tertentu, tetapi interaksi sosial sudah terjadi jika masing-masing individu menyadari adanya individu lain yang menciptakan perubahan pada diri masing-masing individu (Ginintasasi). Interaksi sosial yang dilakukan selama melakukan kegiatan internship adalah berkenalan dengan anak yang melakukan program internship dan mengobrol.

Assignment (Employability and Enterpreneural Skills)

Penulis berada di posisi divisi persuratan dalam Departemen Pidana Khusus yang memiliki tugas yaitu melakukan pengiriman hasil salinan keputusan dari Mahkamah Agung dan berkas perkara bendel A kepada pengadilan pengaju dan membantu panitera muda dalam melaksanakan urusan tata usaha kepaniteraan. Divisi Persuratan dibagi menjadi tiga bagian yaitu Divisi Pengarsipan dan Pergudangan yang bertugas untuk melakukan pengemasan dan mengirim berkas perkara akhir ke kantor Pos Indonesia yang telah di proses oleh divisi lain, melakukan pengemasan berkas yang disusun berdasarkan nomor berkas, dan jenis pelanggaran serta penulisan tanggal buku kasasi, divisi penggandaan bertugas untuk mengurus buku kasasi dengan melakukan penggandaan berkas dan memberi tanda pada masing-masing bagian dari kasasi yang sesuai dengan isi dokumen, kemudian isi dokumen dipisah berdasarkan pada masing-masing Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi, dan Divisi Lettering bertugas untuk menyiapkan surat-surat resmi yang dibutuhkan dalam kasus dan berkas kasasi yang telah selesai untuk dikirim kepada tujuan yang telah diberi cap stempel oleh bagian divisi Tata Usaha, kemudian surat-surat resmi yang terdiri dari surat pengantar masing-masing tujuan yang sesuai dengan Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi, dan surat pengantar pos dan amplop diberi cap biro oleh bagian kepegawaian yang tertinggi. Tugas-tugas yang dilakukan oleh penulis selama kegiatan internship adalah sebagai berikut :

  • Penulisan buku kasasi

Kasasi merupakan upaya hukum yang dapat diminta oleh pihak terdakwa atau pihak yang menuntut terhadap suatu putusan yang diberikan pengadilan tinggi. Terdakwa atau penuntut umum dapat mengajukan kasasi jika masih merasa belum puas dengan isi putusan pengadilan tinggi kepada Mahkamah Agung. Tujuan dari adanya kasasi adalah untuk memeriksa sejauh mana penerapan hukum yang telah dilakukan oleh pengadilan yang memutuskan putusan yang sebelumnya yaitu memeriksa kesalahan dalam melakukan penerapan hukum atau hakim pengadilan sebelumnya sudah memutus perkara dengan melewati kekuasaan kehakiman yang dimiliki, atau hakim yang memutuskan sebelumnya melakukan kesalahan dalam menerapkan aturan hukum yang berkaitan dengan perkara yang bersangkutan (Wikipedia). Selama kegiatan internship, penulis mendapat tugas pada hari pertama yaitu menulis buku kasasi. Tujuan pemberian tugas dengan menulis buku kasasi yaitu untuk memeriksa penerapan hukum yang telah dilakukan oleh pengadilan dan menulis permintaan dari terdakwa atau pihak yang menuntut terhadap suatu putusan yang diberikan oleh pengadilan tinggi.

  • Mengurus berkas untuk keperluan registrasi

Penanganan perkara merupakan suatu rangkaian proses dalam penyelesaian perkara yang dimulai sejak berkas diterima pada unit kerja penerima surat sehingga berkas perkara dikirim kembali kepada pengadilan pengaju. Proses minutasi merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menyusun putusan yang dilakukan oleh Panitera. Proses penggantian dimulai dari penulisan konsep, koreksi dan penandatanganan putusan, pembuatan dan pengiriman salinan putusan dan publikasi putusan. Keterlibatan penulis penanganan perkara di Mahkamah Agung adalah pada tahap registrasi berkas perkara. Penanggung jawab pada penanganan registrasi berkas perkara adalah Kepaniteraan Muda pada bagian perkara. Tahap-tahap yang dilakukan untuk melakukan registrasi berkas perkara yaitu memberi nomor registrasi perkara, menginput data pada sistem informasi dan buku register, mempersiapkan lembar untuk menyampaikan pendapat, dan memberi berita kepada Ketua Mahkamah Agung untuk menentukan distribusi perkara (Nursobah, 2015). Tugas yang dilakukan oleh penulis selama kegiatan internship adalah pada hari kedua dan ketiga selama kegiatan internship penulis mengerjakan konsep untuk keperluan registrasi yang ditulis di kertas dan meupakan proses minutasi dalam penanganan keperluan registrasi berkas perkara. Tugas lain yang dikerjakan oleh penulis pada hari keempat dan kelima adalah mengurus fotocopy berkas registrasi yang dibutuhkan untuk penyelesaian perkara.

EES secara global merupakan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk mendapatkan pekerjaan, sukses dalam bekerja, dan menjadi wirausahawan dalam konteks secara global. Berikut ini adalah kunci-kunci yang diterapkan penulis selama mengikuti kegiatan internship :

  • Self management

Self management merupakan soft skill yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja. Ketika penulis memiliki skill ini, perusahaan dapat mempercayai peserta internship bahwa peserta internship dapat mengatur dirinya sendiri dalam berbagai aspek. Self management merupakan kemampuan dalam mengembangkan pribadi dan sikap profesional pada seseorang secara mandiri dan tidak terpengaruh adanya pengaruh dari luar. Diharapkan penulis dapat bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan dapat mengatur aspek-aspek yang berada pada diri penulis (Arviana, 2020).

  • Team Work

Keterampilan untuk bekerja sama dalam sebuah tim merupakan soft skill yang harus dimiliki oleh penulis ketika sedang mengikuti kegiatan internship. Hal tersebut sangat penting mengingat supaya dapat mencapai tujuan perusahaan dibutuhkan kerja sama yang kompak antar anggota divisi. Teamwork dalam konteks ini merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang supaya dapat berinteraksi dengan karyawan-karyawan lain dalam hal mendengar dan dapat melakukan pekerjaan secara teratur dan menjadi lebih terkoordinasi (Ismail, 2021).

  • Communication

Komunikasi dalam lingkungan kerja merupakan komunikasi yang terjadi di dalam lingkungan kerja yang meliputi atasan dengan bawahan dan orang-orang yang sedang berada di dalam perusahaan tersebut. Komunikasi dapat menjadi penghubung antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya yang seharusnya memiliki sinergi. Dengan adanya komunikasi membuat penulis mengerti apa yang harus dilakukan selama kegiatan internship berlangsung, membuat divisi pada sebuah perusahaan menjadi lebih efektif dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, dan mempermudah ketua divisi untuk mengatur anggota-anggotanya (Pratama)

  • Initiative and Enterprise

Dengan adanya kemampuan berinisiatif, penulis juga dapat mengembangkan kemampuan self management. Kemampuan dalam berinisiatif akan berkembang secara sendirinya secara perlahan-lahan dan dengan berinisiatif ketika melakukan pekerjaan, produktivitas penulis dalam bekerja akan meningkat (Adieb, 2020). Enterprise merupakan sekelompok orang yang mempunyai tujuan yang sama. Pandangan enterprise terhadap suatu perusahaan dianggap sebagai satu sistem dan semua bagian dianggap sebagai subsistem. Senua informasi perusahaan disimpan secara terpusat dan semua bagian dalam perusahaan tersebut mendapat informasi yang berkaitan (Amelia, 2016).

  • Problem Solving and Decision Making

Problem solving and decision making adalah soft skill yang baik untuk dapat membantu penulis dalam menganalisis permasalahan yang terjadi di perusahaan, merumuskan permasalahan yang terjadi, menghadapi masalah, dan menyelesaikan masalah tersebut. Problem solving adalah proses berpikir seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah yang sedang terjadi di dalam pekerjaan. Sedangkan decision making adalah kemampuan seseorang dalam membuat keputusan untuk menyelesaikan masalah yang sedang terjadi di dalam perusahaan. Supaya dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, penulis dituntut untuk dapat berpikir kritis sehingga penulis mendapat jawaban dari permasalahan yang sedang terjadi dan mendapat solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut (Ardana).

  • Planning and Organizing

Planning merupakan cara untuk mengatur tujuan yang ingin dicapai dan mencari cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, planning sangat penting karena memiliki peran yang penting dalam menjalankan fungsi manajemen yang lain. Organizing merupakan proses untuk memastikan kebutuhan seseorang dan fisik pada setiap anggota divisi dalam melakukan rencana dan mencapai tujuan sebuah perusahaan. Organizing selama kegiatan internship adalah penugasan dalam melakukan suatu aktivitas, membagi tugas dalam melakukan pekerjaan, dan menentukan orang yang dapat mengerjakan beberapa tugas selama kegiatan internship (Terra).

Penuntasan Tugas dan Penanganan Masalah

Ketika penulis mengikuti kegiatan internship di Mahkamah Agung, penulis mendapat pengalaman yang memiliki kemungkinan akan digunakan ketika bekerja nanti. Mulai dari adanya pemberian tugas yaitu mengurus dokumen-dokumen yang akan digunakan ketika registrasi berkas dilakukan yaitu dengan membuat konsep untuk keperluan registrasi dan fotocopy berkas registrasi. Selain itu, penulis juga diberikan kesempatan untuk menulis buku kasasi.Dengan adanya pemberian tugas yang diberikan selama kegiatan internship, penulis dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang bagaimana kegiatan yang berlangsung di Mahkamah Agung, dan belajar untuk menangani kasus perkara yang diberikan kepada Mahkamah Agung.

Penulis harus menghadapi masalah selama kegiatan internship berlangsung yaitu penulis tidak dapat melakukan interaksi kepada sesama anak magang secara langsung. Padahal interaksi sosial dibutuhkan untuk menambah relasi dan wawasan penulis. Hal ini dikarenakan selama masa pandemi, kegiatan interaksi sosial terhadap sesama anak magang tidak dilakukan karena selama mengikuti kegiatan internship harus menerapkan protokol kesehatan diantaranya menjaga jarak dan tidak berkerumun. Walaupun sesama staff dan anak yang melakukan internship melakukan interaksi sosial tetapi kepada sesama anak yang mengikuti kegiatan internship tidak sempat untuk berinteraksi sosial dalam jangka waktu yang lama.

Selain itu, permasalahan lain yang dihadapi penulis selama kegiatan internship adalah terjadinya kesalahan dalam memanggil nama anggota satu divisi atau karyawan lainnya dan surat yang diminta oleh bagian kejaksaan terjadi kesalahan pengiriman.

Hal ini disebabkan kurangnya interaksi sosial selama kegiatan internship berlangsung, jadwal shift antar karyawan memiliki jadwal yang berbeda, dan beberapa karyawan tidak mengetahui ruangan bagian kejaksaan yang dikirimi surat di dalam kantor Mahkamah Agung. Supaya hal ini tidak terulang kembali, ketua divisi memberikan arahan yang jelas kepada angogota-anggota divisi lainnya berkaitan dengan ruangan-ruangan di kantor Mahkamah Agung supaya tidak terjadi kesalahan dalam mengantar surat.

Kesimpulan

Dengan mengikuti program internship ini, penulis mendapat banyak pengalaman dan pengetahuan baru yang didapat di Mahkamah Agung. Tidak hanya seputar pekerjaan saja tetapi cara berinteraksi dengan karyawan di Mahkamah Agung.

Penulis mengikuti kegiatan internship di Mahkamah Agung selama kurang lebih satu bulan, penulis mendapatkan pengetahuan baru dan pengalaman yang berkaitan dengan mengurus perkara-perkara yang berada di Mahkamah Agung. Dengan pemberian tugas yang diberikan oleh karyawan-karyawan yang berada di Mahkamah Agung yaitu penulisan buku kasasi, pembuatan konsep registrasi berkas perkara, dan mengurus dokumen-dokumen yang berkaitan dengan registrasi berkas perkara.

Program internship mengajarkan penulis bagaimana meningkatkan skill-skill yang akan digunakan di lingkungan kerja. Hal tersebut melatih penulis untuk mempersiapkan fisik dan mental ketika menghadapi dunia kerja. Manfaat yang didapat oleh penulis selama mengikuti kegiatan internship adalah bagaimana cara melakukan interaksi yang benar ketika sedang berada di lingkungan kerja.