Kata nalar 05

 

Authoritarian Leadership

            Griffin (dalam Erni & Kurniawan, 2008) menyatakan bahwa setiap organisasi pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Untuk mencapainya, diperlukan sosok tertentu yang dapat membawa keseluruhan organisasi menuju gerbang kesuksesan. Dibalik setiap kesuksesan dari perusahaan, organisasi atau institusi selalu ada pemimpin yang memimpin dan mengatur perusahaan, organisasi atau institusi agar tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Namun demikian setiap perusahaan, organisasi atau institusi memiliki budayanya sendiri (corporate culture). Salah satu yang khas dari perusahaan, organisasi atau institusi adalah gaya kepemimpinan yang dianut oleh sang pemimpin. Tak semua pemimpin menggunakan gaya kepemimpinan yang sama karena banyaknya jenis kepemimpinan yang ada. Salah satu diantaranya adalah gaya authoritarian leadership.

            Menurut Robbins dan Judge (2014), kepemimpinan adalah sebuah kemampuan yang dimiliki pemimpin untuk mempengaruhi kelompoknya demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemampuan kepemimpinan tersebut diharapkan dapat mendorong bawahan atau kelompoknya memiliki kemauan, hormat, dan ketaatan untuk menjalani tugas-tugasnya. Authoritarian leadership mengacu pada sikap kepemimpinan yang memiliki otoritas yang kuat, memegang penuh kendali atas bawahannya, dan menginginkan kepatuhan dari bawahannya (Farh & Cheng, 2000). Sutikno (2014) menjelaskan bahwa dalam gaya kepemimpinan otoritarian tersebut pemimpin hanya menganggap bawahannya sebagai alat karena tidak membiarkan bawahannya ikut berpartisipasi.

            Seperti gaya kepemimpinan lainnya, gaya authoritarian leadership ini juga memiliki dampak positif dan negatif terhadap karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Li dan Sun (2015) menyatakan bahwa authoritarian leadership ini memiliki efek negatif dan cenderung tidak efektif bila diterapkan alasannya adalah karena karyawan tidak dapat mengembangkan diri akibat dari minimnya partisipasi mereka. Namun demikian ada juga penelitian yang menunjukkan dampak positif dari gaya authoritarian leadership ini. Contohnya penelitian terhadap Perguruan Tinggi kesehatan di Pati, hasil menunjukkan bahwa gaya authoritarian leadership memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian dari Wang dan Guan (2018) juga menunjukkan bahwa gaya authoritarian leadership memiliki hubungan yang positif dengan performa karyawan melalui oritenasi tujuan pembelajaran.

Referensi:

Ardi, M. (2011). Hubungan antara persepsi terhadap organisasi dengan minat berorganisasi mahasiswa fakultas psikologi UIN Suska Riau (Tesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).

Ernie, T. S. & Kurniawan, S.  (2008). Pengantar Manajemen. Jakarta: Perpustakaan Nasional (KDT)

Farh J. L & Cheng B. S. (2000) A Cultural Analysis of Paternalistic Leadership in Chinese Organizations. In: Li J. T., Tsui A. S. & Weldon E. (eds) Management and Organizations in the Chinese Context. Palgrave Macmillan, London. https://doi.org/10.1057/9780230511590_5

Nasution, M., & Hasymi, F. (2018). Pengaruh Kepemimpinan Otoriter Terhadap Work Engagement Prajurit TNI-AD Bintara dan Tamtama di Wilayah Kodam I/BB.

Purwanto, A. G. U. S., Asbari, M., & Hadi, A. H. (2020). Gaya Kepemimpinan Perguruan Tinggi Kesehatan: Authentic, Tansformational, Authoritarian atau Transactional. Surya Medika Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Dan Ilmu Kesehatan Masyarakat, 15(1), 8-18.

Robbins, S. P., & Judge, T. (2012). Essentials of organizational behavior.

Wang, H., & Guan, B. (2018). The positive effect of authoritarian leadership on employee performance: The moderating role of power distance. Frontiers in psychology, 9, 357.

Sutikno, S.M. 2014. Pemimpin dan kepemimpinan tips praktis untuk menjadi pemimpin yang diidolakan. Lombok.Holistica.