Pembelajaran bisa disampaikan dengan berbagai macam cara yang masuk ke dalam strategi pembelajaran untuk menyampaikan informasi baru dan mendukung potensi siswa dalam pembelajaran, salah satu strategi pembelajarannya adalah menggunakan metode Assignment Forms atau pemberian tugas kepada siswa.

Tugas sendiri diberikan kepada siswa oleh pengajar sebagai bagian dari pembelajaran, tugas bisa berbentuk apa saja seperti tulisan, praktik, seni, atau kerja lapangan, namun yang sekarang sedang dilakukan adalah pekerjaan secara online bisa dengan mengisi soal lewat laman online yang dibuat oleh pengajar, sebagai tujuan untuk usaha pengajar mengajak siswanya untuk lebih memahami materi pelajaran yang pengajar berikan dalam kurun waktu tertentu (teachmint@wp, 2021), Dalam strategi pembelajaran, yaitu melalui homework atau pekerjaan rumah, kolase gambar, studi literatur, dan pembuatan mind map. Namun pembahasan kali ini akan mengupas tentang dua tugas yang akrab dikerjakan oleh siswa.

HOMEWORK

Homework atau pekerjaan rumah akrab sekali ditemui siswa dan diberikan oleh pengajar untuk mendukung pembelajaran, pekerjaan rumah diberikan oleh pengajar untuk mendukung komunikasi antara orang tua dan siswa dalam pembelajaran, Untuk pengajar juga sebaiknya membuat pekerjaan rumah sesuai dengan kemampuan siswa untuk pengajar tersebut mampu membedakan bagaimana kinerja siswanya dalam proses evaluasi, pekerjaan rumah tersebut harus pengajar bentuk untuk bisa dicapai sehingga siswanya dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, dan pengajar sebaiknya memberikan pekerjaan rumah yang akrab dan dikenali siswa, sehingga tidak adanya tekanan yang terjadi pada siswa, karena tujuan pemberian pekerjaan rumah adalah untuk mengulang dan mendalami sesuai dengan keterampilan siswa (Zammit, 2021). Walaupun banyak sekali manfaat pekerjaan rumah untuk membantu siswa dan pengajar, namun pekerjaan rumah ini mempunya kelebihan dan kekurangannya (ProCon.org, 2020), yaitu:

Kelebihan

  1. Pekerjaan rumah mendukung prestasi siswa, pekerjaan rumah dapat meningkatkan nilai, hasil tes, dan kemungkinan untuk punya pendidikan yang baik, karena terjadinya pengulangan materi sehingga saat pelajaran itu di uji siswa akan mampu memahami pelajaran dengan baik
  2. Pekerjaan rumah memperkuat pembelajaran, tidak hanya pembelajaran sekolah saja, namun pekerjaan rumah mengasah siswa untuk skill lain yang tidak siswa temui dalam pembelajaran akademik atau soft skills, seperti penyelesaian masalah, belajar prioritas, dan banyak hal-hal dasar lainnya.
  3. Pekerjaan rumah mendukung orang tua terlibat dalam pendidikan anak, orang tua bisa secara langsung mengawasi dan mengenal pendidikan yang anaknya pelajari dan mengenal kembali kekurangan dan kelebihan anak mereka di dunia akademik, sehingga terbentuknya komunikasi dan solusi antara orang tua, siswa, dan pengajar dalam metode yang sebaiknya diterapkan kepada masing-masing anaknya.

 

 

Kekurangan

  1. Terlalu banyak pekerjaan rumah bisa berbahaya, pekerjaan rumah yang terlalu banyak akan meningkatkan tingkat stress pada siswa karena fokus siswa hanya menyelesaikan pekerjaan rumahnya saja, tidak mampu beraktifitas yang lain seperti melakukan hobinya untuk mengembangkan kemampuannya yang lain atau sedikit bersantai, sebaiknya pekerjaan rumah diberikan sewajarnya saja, sehingga efektif untuk siswa melakukan kepentingan dan kehidupannya diluar akademik
  2. Pekerjaan rumah dapat merugikan siswa yang berpenghasilan rendah, siswa dengan keluarga yang berpenghasilan rendah tidak memiliki akses untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya dengan tenang karena ada hal lain yang mengikat mereka, seperti menjaga adik atau mengikuti tambahan pekerjaan.
  3. Pekerjaan rumah belum tentu membantu siswa yang muda, penelitian yang dibahas oleh sumber mengacu pada pekerjaan rumah yang terlalu banyak yang diberikan pengajar kepada siswa-siswi yang masih digolongan muda, pekerjaan rumah bukan alat pengukur prestasi untuk siswa yang masih muda karena dipercaya banyak keterampilan lain selain pekerjaan rumah untuk mengasah kemampuan siswa, pada kasus ini sebaiknya pengajar mempunyai cara lain untuk menyampaikan dan memberikan tugas kepada siswanya agar siswanya tidak merasa terbebani dan mampu berkembang sesuai dengan umur mereka.

MIND MAP

Pembelajaran melalui mind map akrab sekali dilakukan di sekolah bahkan di kampus, Mind map sendiri merupakan salah satu strategi pembelajaran yang mampu mendukung siswa untuk memahami pembelajaran secara lebih hidup, variatif, dan membantu siswa untuk memaksimalkan informasi dan berpikir secara kreatif, dengan harapan pembelajaran menggunakan mind map ini bisa mendukung siswa dalam pembelajaran dan menerima informasi lebih baik (Nisak, 2018).

Menurut Tony Buzan sebagai penemu dari Mind Mapping yang ditulis di Gramedia Blog, pembelajaran menggunakan Mind Mapping akan membantu siswa untuk berpikir berbeda dengan membentuk peta konsep sebagai alat berpikir untuk membantu siswa menentukan sendiri mana informasi yang akan diambil dan dibutuhkan, sehingga dapat memudahkan perencaan, komunikasi, kreatifitas, penyelesaian masalah, menyusun konsep, membantu pelajaran menjadi lebih mudah, dan mampu mengingat pembelajaran dengan baik. (Ahmad, 2021)

Mind Mapping juga merupakan metode pembelajaran yang mudah, jika mengikuti lima cara sebagai berikut (Tamm, 2021):

  1. Menentukan topik utama, siswa terlebih dahulu menentukan topik yang ingin dibahas dalam bentuk konsep utama dalam materi pembelajaran yang ingin dibahas untuk menentukan fokus utama di keseluruhan mind mapping. Topik yang dibuat sebaiknya topik yang luas untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya, topik utama ditulis dengan ukuran yang besar yang mudah dilihat sebagai pusat penjelasan
  2. Hubungkan topik utama dengan subtopik, biasanya dalam kertas akan ditarik garis mengenai topik yang lebih kecil dari topik utama, misalkan topik utamanya adalah “Gangguan Kecemasan” lalu dihubungkan dengan subtopic “Anxiety” dan “Panik”
  3. Hubungkan ide pendukung dengan subtopik, ide pendukung merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai subtopik yang siswa tentukan dalam mind mapnya, tentukan terlebih dahulu secara detail lalu tuliskan untuk melengkapi informasi dari subtopik tersebut.
  4. Tambahkan detail dan fakta pendukung, pada tahap ini pekerjaan sudah sampai di bagian mengkategorikan informasi dengan jelas sesuai dengan kebutuhan materi, bisa ditambahkan juga dengan informasi lebih detail untuk memperjelas pembelajaran atau materi.
  5. Review ulang catatan pada Mind Map, dalam tahap terakhir ini siswa diminta untuk memahami lebih lanjut tentang materi yang siswa buat secara keseluruhan, dikarenakan mind map merupakan bentuk kecil dari pembelajaran yang luas, dengan harapan siswa tetap masih bisa memahami secara keseluruhan dengan cara paham siswa sendiri.

Memang mudah dan praktis untuk meringkat membelajaran, namun setiap pembelajaran tidak jauh dari kekurangan dan kelebihan, pembuatan mind map memang mudah dan sederhana, siswa juga dapat berkreasi dengan pikirannya masing-masing, namun metode dengan mind mapping ini mempunya kekurangan dan kelebihan, yaitu (edrawmind, n.d.):

Kelebihan

  1. Mendukung pemikiran, pembuatan mind map akan mengasah kemampuan berpikir kritis siswa dalam materi-materi pembelajaran, siswa juga didukung untuk menganalisa pelajaran.
  2. Memecahkan konsep yang kompleks, manfaat mind map adalah memecahkan materi yang rumit atau kompleks menjadi lebih sederhana dengan memfokuskan dengan hal-hal yang lebih ringkas dan poin-poin penting
  3. Mengasah kemampuan menghafal, dengan penguasaan konsep yang baik, pembelajaran yang diterima akan lebih mudah karena akan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat informasi.
  4. Mendukung produktifitas, dengan kegiatan yang dilakukan akan meningkatkan aktifitas siswa dan siswa tersebut dalam memegang kendali penuh atas tugas dengan tetap tertata dengan baik dan berkembang secara kreatif
  5. Mudah untuk dipelajari, pemetaan pikiran yang ditulis mampu memudahkan siswa untuk belajar menggunakan metode hafalannya masing-masing karena dengan metode yang singkat siswa mampu menjelaskan materi yang siswa tersebut tangkap secara terstruktur

Kekurangan

  1. Membuat kebingungan, mind map membutuhkan peta konsep yang matang untuk siswa yang punya kekurangan dalam menangkap informasi apalagi menghafal dengan baik, mereka akan punya kebingungan dalam pembuatan mind mapping dengan baik dan akan menghabiskan waktu yang banyak. Solusinya kepada pengajar untuk membuat tugas secara berkelompok dengan teman yang berbeda atau yang punya kemampuan lebih dalam visual untuk mendorong siswa mendapat informasi lebih banyak.
  2. Waktu yang digunakan banyak, kebingungan ini akan berasal dari siswa yang tidak memiliki kemampuan visual dan kreatifitas yang tinggi, sehingga mereka akan punya kesulitan untuk mengekspresikan informasi yang siswa tangkap melalui gambar, sehingga waktu yang mereka gunakan akan cukup lebih lama dibandingkan siswa yang memiliki kekreatifitasan yang tinggi
  3. Tempat yang terbatas, biasanya mind map yang digambar di kertas akan punya keterbatasan tempat untuk menjelaskan materi karena banyak sekali cabang yang akan dibentuk.

Walaupun banyak sekali kekurangan dari kedua metode pembelajaran tersebut, namun pekerjaan rumah dan mind map merupakan tugas yang akrab di dunia pendidikan, namun pengajar juga diminta untuk mengemas tugas agar menarik, bisa dengan kelompok atau nantinya dibuat sesuai dengan kemampuan siswa sehingga mereka dapat menangkap pembelajaran dengan baik.