Pandemik dan Dampak Pada Pendidikan

Pandemik COVID-19 merupakan hal yang datang secara tiba-tiba, Pandemik yang datang merusak rencana individu hingga rencana tatanan semua institusi. Tidak terkecuali di dunia pendidikan, ditambah lagi sekolah merupakan tempat berinteraksi seluruh siswa dengan proses tumbuh kembangnya. Menurut Data dari Unicef tahun 2021 ada sekitar 80 juta anak Indonesia yang pendidikannya terganggu bukan hanya karena pandemik COVID-19 yang diikuti dengan faktor-faktor lainnya.

Akibat dari pandemik ini pendidikan juga langsung merubah pola pembelajarannya, proses belajar mengajar diganti menjadi sistem daring biasanya melalui aplikasi zoom, google class, dan beberapa aplikasi yang akhirnya diciptakan untuk membantu proses pembelajaran. Sistem pembelajaran yang baru ini menimbulkan banyak kesulitas bagi pengajar dan siswa, bagi pengajar mengajar lewat daring sedikit mempersulit bagaimana pengajar memberikan materi, banyak kegiatan pembelajaran seperti bermain game, diskusi kelompok yang akhirnya dialihkan menjadi tugas individu, belum lagi tidak semua pengajar memiliki fasilitas yang sama saat sekolah ditutup, mulai dari akses informasi yang terbatas hingga sinyal yang menyebabkan pengajar juga kesulitan menyampaikan informasi mata pelajarannya. Terlebih lagi siswa yang tidak terbiasa diberikan tugas juga akan merasa kesulitan, karena pada dasarnya mereka dipaksa menghentikan akvitias sosialisasinya dengan teman sebayanya, akses sinyal juga menjadi alasan mereka terlambat mendapatkan informasi dari pengajarnya, sehingga banyak tugas yang terkumpul telat. Model pembelajaran secara daring merupakan metode baru, sehingga sebagai pengajar juga harus segera merubah strategi yang akan digunakan (Siahaan, 2020). Namun ditengah kesulitan pengajar dan siswa diajak untuk beradaptasi dengan perubahan darurat ini dan menghasilkan cara-cara baru untuk bertukar informasi di kegiatan belajar mengajar. (Grace, 2019)

Strategi Pembelajaran Blended Learning Era-COVID19

Pandemik kali ini mengusulkan bentuk strategi pembelajaran yang baru untuk membantu siswa dalam belajar dan pengajar bisa menyampaikan materinya, yaitu dengan Blended Learning, yang merupakan penggabungan pengajaran tatap muka dengan pengajaran daring, dalam kondisi sekarang ini diganti dengan sepenuhnya daring, pengajar perlu memperhatikan penyampaian materi terkait kondisi sekarang dan bagaimana pengajar akan mengajar. Metode ini merupakan metode terbaik yang bisa digunakan untuk masa-masa yang sedang kita semua alami yaitu dengan menggunakan sebaik-baiknya platform daring (Universitas Indonesia, 2020). Terdapat 12 jenis blended learning yang disesuaikan dengan kondisi pandemik ini, menurut ulasan laman sevima, yaitu:

  1. Station Rotation Blended Learning

Metode ini merupakan metode yang membagi tiga stasiun pembelajaran, misalnya terdapat 90 menit waktu pembelajaran, dalam 90 menit tersebut kembali lagi dibagi menjadi 3 bagian, 30 menit untuk online instruction dimana pengajar sudah mengembangkan materi yang akan pengajar sampaikan secara daring (Ruth & Jane, n.d.), lalu dilanjutkan 30 menit selanjutnya  dengan Teacher-led instruction, dimana pengajar akan menjelaskan materi dengan cara presentasi atau pemaparan materi dengan jelas, siswa akan diminta untuk mengembangkan pola pembelajaran dan pencarian informasi sesuai dengan kemampuan mereka (Heath, 2020), lalu 30 menit terakhir adalah Collaborative Activities dimana siswa akan diminta berdiskusi dengan hasil pencarian mereka.

  1. Lab Rotation Blended Learning

Pada metode ini siswa akan memiliki keempatan untuk menentukan jadwalnya sendiri secara fleksibel dengan pengajar, biasanya dilakukan di perkuliahan karena menggunakan laboratorium komputer, namun selama pandemik kegiatan ini bisa digantikan secara daring dan mengikuti metode yang telah ditentukan pengajar mengenai lab.

  1. Remote Blended Learning

Pada metode ini pembelajaran dilakukan secara online dengan pengajar, kegiatan ini yang sedang siswa dan pengajar rasakan, dengan ditambah metode-metode pengajar yang lain untuk mendukung keberlangsungan pembelajaran.

  1. Flex Blended Learning

Pada metode ini pembelajaran akan berbentuk fleksibilitas dimana pembelajaran menjadi tanggung jawab siswa setelah mereka melaksanakan kelas, mereka bebas untuk melanjutkan pembelajarannya, pengajar bisa mendukung dengan memberikan bimbingan, membentuk kelompok belajar kecil tambahan setelah kelas, atau projek kelompok.

  1. The ‘Flipped Classroom” Blended Learning

Metode ini metode yang cukup bisa dibilang dikenal karena pembelajaran, konsepnya seperti pekerjaan rumah, siswa akan diminta untuk mengerjakan dan memperdalam materi yang pengajar telah berikan kepada siswa.

  1. Individual Rotation Blended Learning

Metode ini mengajak siswa untuk mengerjakan sendiri tugas dan materi sesuai dengan jadwal yang mereka telah buat, hanya saja mereka sesuaikan dengan waktu mereka sendiri, siswa akan menentukan kapan mereka akan bertanya, berdiskusi, atau melanjutkan tugas individunya.

  1. Project-Based Blended Learning

Metode ini juga cukup dikenal apalagi sejak pandemik, dimana siswa akan diminta untuk merancang, mengulang, dan menyelesaikan tugas pembelajaran dalam bentuk projek yang dikerjakan bisa individu maupun dengan kelompok, siswa akan diminta menggunakan sumber-sumber terpercaya untuk mendukung pembelajaran dengan projek ini

  1. Self-Directed Blended Learning

Pembelajaran ini digunakan di era-pandemik, dimana siswa dan pengajar akan bertemu secara daring, yang berbeda hanyalah tantangan untuk pengajar tentang bagaimana nantinya nilai dari pembelajaran tersebut dan indicator keberhasilan yang bergantung dengan siswanya, dan tantangan bagi siswanya dalam bentuk mendorong individu untuk konsisten dalam belajar, siswa akan menyesuaiakn kondisi sesuai dengan kebutuhan mereka, beberapa siswa akan membutuhkan bimbingan dari pengajar, namun ada juga siswa yang sudah bisa menjalankan pembelajarannya sendiri.

  1. Blended Learning Inside-Out

Pembelajaran ini masih sama, biasanya penggabungan antara tatap muka dan daring, namun kasus pandemik hanya berfokus pada daring saja dimana akan diberikan projek untuk penguatan pembelajaran yang sudah berlangsung

  1. Outside-In Blended Learning

Pembelajaran ini biasanya menggunakan metode membawa pembelajaran yang dialami siswa diluar kelas lalu dibawa oleh pembahasan di dalam kelas, biasanya seluruhkan akan diarahkan pengajar untuk berdiskusi dan berkolaborasi, namun sekarang dikarenakan pandemik berfokus pada diskusi daring.

  1. Supplemental Blended Learning

Seperti katanya, suplemen artinya menambahkan atau tambahan, biasanya siswa akan menggunakan waktunya untuk menambahkan informasi yang mereka terima dengan cara menanyakan pada pengajar, atau mungkin pengajar yang memberikan suplemen tambahan kepada siswanya.

  1. Mastery-Based Blended Learning

Pada metode ini siswa akan difokuskan untuk menguasai materi yang telah diberikan pengajar, pengajar diminta untuk membimbing pembelajar sampai siswanya mampu menguasai materi yang pengajar sampaikan

Manfaat Blended Learning sebagai Strategi Pembelajaran

Walaupun metode ini merupakan metode yang sudah lama, namun di masa pandemik ini baru diterapkan, ada beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan dari penggunaan metode blended learning dalam strategi pembelajaran, karena merupakan gabungan dari beberapa strategi yang dijadikan satu lalu diterapkan di pembelajaran di era COVID-19 ini, berikut adalah manfaat blended learning menurut artikel yang ditulis Grace tahun 2019:

  1. Flexibel, sebagaimana kita tau metode ini tidak mengharuskan siswa datang ke kelas, apalagi dengan kondisi seperti ini, siswa melakukan pembelajaran di rumah masing-masing dengan evaluasi berkala yang dilakukan pengajar
  2. Hemat biaya dan waktu, siswa tidak perlu pergi keluar rumah dan melakukan proses belajar mengajar dengan nyaman di rumah masing-masing, begitu juga pengajar
  3. Materi Interaktif, media yang pengajar berikan dalam metode ini juga harus beragam, seperti dari video, film, musik, atau media media yang membantu siswa untuk termotivasi dalam pembelajaran
  4. Efektif dan Efisien, siswa dan pengajar tidak terikat oleh apapun dan bebas menentukan rasa nyaman dalam proses pembelajaran, apalagi kondisi siswa dengan fokus yang berbeda-beda diharapkan bisa mendorong semangat siswa untuk menerima informasi dari pengajar

 

 

 

 

 

 

References

Heath, A. (2020, January 13). Student-Led Vs Teacher-Led Classes, Learning. Retrieved from Tefl Hong Kong: https://www.teflhongkong.com/blog/student-led-vs-teacher-led-classes/

Grace. (2019, September 15). Mengenal Lebih dalam Istilah Blended Learning. Retrieved from Binus: https://binus.ac.id/knowledge/2019/09/mengenal-lebih-dalam-mengenal-blended-learning/

Ruth, & Jane. (n.d.). Remote versus Online Instruction. Retrieved from Instructional Resources: https://blog.citl.mun.ca/instructionalresources/remote-vs-online-instruction/

Sevima, A. (2021, June 9). 12 Jenis Blended Learning dan Contoh Penerapannya. Retrieved from Sevima: https://sevima.com/jenis-blended-learning/

Siahaan, M. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia Pendidikan. Jurnal Kajian Ilmiah (KJI), 1-3.

Unicef. (2021). Menuju respons dan pemulihan COVID-19 yang berfokus pada anak. Retrieved from Unicef: https://www.unicef.org/indonesia/id/laporan/menuju-respons-dan-pemulihan-covid-19-yang-berfokus-pada-anak?gclid=CjwKCAjwqeWKBhBFEiwABo_XBvW0CIrfHo4JAxJ9xo6igW6BCPD-59aw3TLdEwfGXSg7bXnUFmTrsxoCq6cQAvD_BwE

Universitas Indonesia. (2020, Agustus 12). Strategi Pembelajaran Daring di Era Pandemi Covid-19. Retrieved from Universitas Indonesia: https://www.ui.ac.id/strategi-pembelajaran-daring-di-era-pandemi-covid-19/