Artikel ini ditulis oleh Felycia Renika Noriana – 2201733553

Agar suatu proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, maka seorang pengajar perlu untuk mempersiapkan sejumlah hal, termasuk menentukan dan menerapkan suatu strategi pengajaran (teaching strategy) yang tepat pada pembelajaran yang diberikan kepada para siswanya. Berkaitan dengan hal ini, strategi pengajaran sebagaimana yang dijelaskan oleh Shafi dalam Angelinawati (2018) merupakan suatu proses perencanaan sistem kerja (working system) secara terampil, yang bersifat dinamis dan dapat mengalami perubahan yang berdasarkan pada penyesuaian dengan konteks. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa penerapan strategi pengajaran sebagai suatu pendekatan dalam proses pembelajaran memiliki tujuan untuk dapat mendukung proses belajar siswa, serta untuk dapat memungkinkan terjadinya peningkatan pada pembelajaran tersebut (Harrel dan Jordan dalam Angelinawati, 2018). Selaras dengan penjelasan tersebut, Pe’pan dan Hana (2019) juga menjelaskan bahwa tujuan seorang pengajar dalam menerapakan strategi pengajaran pada proses pembelajaran adalah untuk dapat membantu para siswa dalam menerima pembelajaran dengan baik sehingga mereka juga dapat meraih prestasi yang baik.

Bagaimana keterkaitan hubungan strategi pembelajaran dengan pelaksanaan proses pembelajaran yang menerapkan Differentiated Instruction (DI)?

Begitu pula dalam melakukan penerapan differentiated instruction (DI) pada proses pembelajaran yang juga memerlukan suatu strategi pengajaran yang tepat. Differentiated instruction (DI) sebagaimana yang didefinisikan oleh Tomlinson dalam Subban (2006) sebagai suatu filosofi berdasarkan pada pemikiran bahwa jika pengajar pada suatu proses pembelajaran dapat mengakomodir perbedaan setiap siswa terkait tingkat kesiapan, minat dan profil belajar yang mereka miliki, maka para siswa dapat belajar dengan sangat baik atau maksimal. Selanjutnya juga dijelaskan juga bahwa melakukan diferensiasi pada instruksi berarti juga menerima keberagaman latar belakang, tingkat kesiapan, bahasa, minat, dan profil belajar yang dimiliki oleh setiap siswa (Hall dalam Subban, 2006). Penjelasan tersebut juga selaras dengan pemaparan oleh Tomlinson dalam Butler dan Lowe (2008) yang menjelaskan bahwa Differentiated Instruction (DI) merupakan proses menyesuaikan instruksi dalam pembelajaran dengan perbedaan yang dimiliki oleh setiap siswa guna membantu mereka untuk dapat mencapai potensi yang mereka miliki pada area tertentu secara maksimal, dimana seorang pengajar memiliki peran dalam menyusun ataupun mengkombinasikan variasi aktivitas, konten, dan asesmen dalam proses penyesuaian instruksi pembelajaran tersebut, yang bertujuan untuk membantu kesuksesan setiap siswa. Selain itu, proses penerapan Differentiated Instruction juga memungkinkan terwujudnya lingkungan belajar yang dapat menciptakan pengalaman belajar yang optimal bagi para siswa melalui kolaborasi yang dilakukan antara para pengajar, staff pendukung, dan professional (Mulroy dan Eddinger dalam Subban, 2006).

Proses penerapan Differentiated Instruction ini juga dapat diterapkan berdasarkan pada metode pembelajaran berpusat pada guru (teacher-centered learning) dan berpusat pada siswa (student-centered learning), yang perlu dilakukan melalui penyusunan variasi metode atau strategi pembelajaran dimana seorang pengajar dapat memulai proses penerapan Differentiated Instruction pada pembelajaran dari kebutuhan individual yang dimiliki oleh setiap siswa dan berfokus pada kemana arah pembelajaran yang butuhkan oleh siswa (Good dalam Butler dan Lowe, 2008). Terkait hal ini, siswa dan pengajar memiliki hubungan timbal balik dimana kedua pihak secara bersama-sama bertanggung jawab atas perkembangan pembelajaran yang dijalankan (Tomlinson dalam Subban, 2006). Garrett (2018) juga menjelaskan bahwa walaupun keduanya terlihat seperti bertentangan satu dengan yang lain, namun sangat kecil kemungkinan bagi seorang pengajar untuk menerapkan pembelajaran yang sepenuhnya berpusat pada guru (teacher-centered learning) ataupun pembelajaran yang sepenuhnya berpusat pada siswa (student-centered learning). Karena hal inilah penerapan suatu strategi ataupun metode dalam proses pembelajaran butuh untuk disesuaikan dengan kebutuhan.

Maka dari itu, berdasarkan pada beberapa pemaparan tersebut dapat diketahui bahwa penerapan dan penyesuaian strategi pengajaran berpusat pada guru (teacher-centered learning) ataupun berpusat pada siswa (student-centered learning) dalam proses pembelajaran dapat dikatakan mampu memfasilitasi kebutuhan setiap siswa yang berbeda-beda melalui proses pengayaan lingkungan belajar maupun melalui penyusunan dan pengkombinasian variasi kurikulum pembelajaran. Selain itu juga dapat diketahui bahwa penerapan dan penyesuaian kedua strategi tersebut juga memiliki pengaruh terhadap tingkat perkembangan siswa pada penerapan Differentiated Instruction dalam proses pembelajaran. Hal ini selaras dengan pemaparan oleh Affholder dalam Subban (2006) tentang hasil infestigasi pada strategi differentiated instruction yang digunakan oleh pengajar, yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pada persepsi individu dan tanggungjawab lebih besar atas perkembangan siswa yang ditunjukkan oleh pengajar yang menggunakan strategi-strategi differensiasi secara lebih intensif. Kemudian dipaparkan lebih lanjut mengenai hasil yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan self-efficacy dan kemauan yang lebih besar dalam mencoba pendekatan instruksional baru dalam proses pembelajaran, yang dialami oleh pengajar yang menerapkan teknik diferensiasi pada tingkatan yang lebih tinggi (Affholder dalam Subban, 2006).

Apa yang dimaksud dengan strategi pengajaran Teacher-centered Learning dan bagaimana pendekatan yang digunakan dalam Differentiated Instruction (DI)?

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Dollard dan Christensen dalam Garrett (2008), pada penerapan metode atau strategi pengajaran berpusat pada guru (teacher-centered learning) menganggap kontrol sebagai suatu hal penting dan seorang pengajar memegang kontrol atas para siswa. Hal ini berarti seorang pengajar dapat menggunakan metode instruksional dalam mengarahkan fokus pembelajaran pada dirinya (Edwards dalam Garrett, 2008), dan kontrol tersebut dapat dilakukan pengajar melalui penetapan sistem aturan, rutinitas, dan hukuman (Freiberg dalam Garrett, 2008). Terkait hal ini, pada penerapan differentiated instruction, seorang pengajar dapat menerapkan metode atau strategi pembelajaran yang berpusat atau berbasis pada guru melalui modifikasi kurikulum pada konten, proses, dan produk pembelajaran berdasarkan pada perbedaan yang dimiliki oleh setiap siswa, dimana pengajar dapat bekerja bersama siswa dikelas secara keseluruhan, kelompok kecil, siswa individu, maupun konbinasi antara ketiga kelompok tersebut (Good dalam Butler dan Lowe, 2008).

Apa yang dimaksud dengan strategi pengajaran Student-centered Learning dan bagaimana pendekatan yang digunakan Differentiated Instruction (DI)?

Pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered learning) merupakan suatu metode atau strategi pengajaran yang berpusat pada siwa dan menyesuaikan pada kebutuhan yang dimiliki setiap siswa (McLeskey dan Waldron dalam Andini, 2016). Hesson dalam Ardian dan Munadi (2015) juga menjelaskan bahwa model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered learning) mengajarkan bagaimana melakukan proses berpikir secara integrative dan memposisikan siswa pada pusat pembelajaran yang lebih besar. Sebagai suatu strategi instruksional, pembelajaran yang berpusat pada siswa memiliki tujuan utama dalam mendorong siswa dan memperkuat rasa tanggung jawab atas pembelajaran yang mereka miliki (Nichols dalam Garrett, 2008). Selanjutnya dijelaskan pula bahwa pembelajaran yang berpusat pada siswa mendorong pengajar untuk dapat meningkatkan motivasi intrinsik siswa melalui penggunaan strategi dalam pembelajaran, seperti menyesuaikan aktivitas pembelajaran dengan minat yang dimiliki siswa, menunjukkan secara jelas nilai instrumental (instrumental value) dari kegiatan akademik, penggabungan fitur yang mirip dengan permainan, serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk melatih otonomi dan pembuatan keputusan (Brophy dan Good dalam Garrett, 2008). Terkait hal ini, pada penerapan differentiated instruction, seorang pengajar dapat menerapkan metode atau strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa yang didasari pada perbedaan kebutuhan yang dimiliki siswa pada tingkat kesiapan, minat, dan profil belajar mereka (Good dalam Butler dan Lowe, 2008).

 

REFERENSI

Andini, D. W. (2016). “Differentiated Instruction”: Solusi Pembelajaran dalam Keberagaman Siswa di Kelas Inklusif. Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-An, 2(3), 340–349. Retrieved September 23, 2021, from https://media.neliti.com/media/publications/259034-differentiated-instruction-solusi-pembel-7b868815.pdf

Angelinawati, L. (2018). Higher Education Teaching Strategies: an Overview of English Classes. Jurnal Dinamika Pendidikan, 11(2), 183–196. https://doi.org/https://doi.org/10.51212/jdp.v11i2.814

Ardian, A., & Munadi, S. (2015). Pengaruh Strategi Pembelajaran Student-centered Learning dan Kemampuan Spasial terhadap Kreativitas Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, 22(4), 454–466. Retrieved September 23, 2021, from https://journal.uny.ac.id/index.php/jptk/article/view/7843/6715

Butler, M., & Lowe, K. V. (2010). Using Differentiated Instruction in Teacher Education. Journal for Mathematics Teaching and Learning.  Retrieved September 23, 2021, from http://www.cimt.org.uk/journal/butler.pdf

Garrett, T. (2008). Student-Centered and Teacher-Centered Classroom Management: A Case Study of Three Elementary Teachers. Journal of Classroom Interaction, 43(1), 34–47. Retrieved September 23, 2022, from https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ829018.pdf

Pe’pan, N., & Hana, S. R. (2019). Peran Strategi Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V Di SD Kristen Kalam Kudus Makassar. Repository Skripsi Online, 1(4), 205–212. Retrieved September 24, 2021, from https://skripsi.sttjaffray.ac.id/index.php/skripsi/article/view/52

Subban, P. (2006). Differentiated instruction: A research basis. International Education Journal, 7(7), 935-947. Retrieved September 23, 2021 from https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ854351.pdf.