Multiple Intelligence

Multiple Intelligence dikemukakan oleh Howard Gardner, dengan mengatakan bahwa
“Intelligence is the ability to solve problems, or to create products, that are valued within one or more cultural” yang berarti bahwa, kecerdasan tidak bisa dimaknai dalam hal sempit saja, melainkan cara seseorang menyelesaikan masalahnya sendiri dan upaya seseorang untuk menciptakan produk-produk baru yang mempunyai nilai atau kreatifitas (Sukitman, 2016)

 Didalam jurnalnya, Sukitman juga menuliskan bahwa multiple intelligences merupakan salah satu cara validasi tertinggi dan gagasan yang tepat untuk membuktikan bahwa setiap individu mempunyai kekuatan dan karakteristiknya masing-masing. Penggunaannya dalam dunia pendidikan sangat bergantung dengan bagaimana siswa mengenal dirinya sendiri sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Teori Multiple Intelligence dibentuk dengan harapan supaya invidu yang ada dapat dihargai, sebagaimana murid yang punya potensi dan proses pendekatan yang berbeda dalam memahami pelajarannya bisa mendapatkan dan menginterpretasikan ilmunya dengan caranya sendiri.

Strategi Differentiated Instruction Menggunakan Multiple Intelligence

Mengetahui adanya kemampuan yang berbeda dengan kekuatan yang beragam pada diri individu, teori ini dapat diaplikasikan pada dunia pendidikan, Multiple Intelligence atau kecerdasan majemuk sendiri merupakan salah satu dari metode pengajaran di Differentiated Instruction yang juga cara bagaimana pengajar dapat menyampaikan materinya dengan baik, lalu siswa dapat mengaplikasikan materi dengan bagaimana mereka menangkap dan memberikan produk yang beragam. Multiple Intelligence terbagi menjadi 9 (Sembilan) kecerdasan yang bisa pengajar pelajari untuk menerapkan kurikulumnya, yaitu

  1. Linguistic Intelligence

Linguistic atau yang biasa disebut verbal merupakan kemampuan individu dalam menggunakan dan mengolah kata secara efektik, kecerdasan verbal ini termaksud bagian dari seseorang menguasai bahasa baik lisan maupun tulisan. Siswa yang memiliki kecerdasan secara verbal biasanya memiliki kemampuan dalam membaca, mennulis, dan berbicara, banyak siswa dengan kemampuan berbahasa yang baik punya kekuatan dalam menggunakan arti kata, fonologi atau bunyi Bahasa, penggunaan Bahasa dalam pembicaraan dan penulisannya, kemampuan siswa dalam mengingat secara lisan bukti bahwa seorang siswa punya ingatan lisan yang kuat. (Istiningsih & Nisa, 2015)

Dalam mengembangkan murid dengan kemampuan verbal yang baik, pengajar bisa mengubah cara mengajarnya dengan cara mendongeng, kegiatan mendongeng juga salah satu cara pengajar memberikan konsep dan ide-ide baru kepada siswa, lalu bisa memberikan materi dengan cara bertukar pikiran, siswa yang cerdas dalam verbal akan mampu mengembangkan ide-idenya melalui pertukaran pikiran, sehingga mengasah kemampuannya dalam berbahasa, lalu ada juga pembelajaran melalui rekaman disitu pengajar bisa menjelaskan melalui rekaman suara sebuah materi, atau penulisan sebuah jurnal untuk mengasah siswa mempunyai perspektif pribadinya. (Kharismawati, 2017)

  1. Logical-Mathematical Intelligence

Logical-Mathematical Intelligence atau logis matematis merupakan kemampunya siswa dalam mengukur, berhitung, dan menimbang proporsi dalam suatu masalah (Sukitman, 2016) Siswa yang memiliki kecerdasan logis matematis akan punya kemampuan berhitung cepat, membuat alasan tentang angka, menyelesaikan pola, dan hal hal yang merupakan salah satu bentuk pemecahan masalah secara matematika (Istiningsih & Nisa, 2015)

Pembelajaran dengan siswa dengan logis matematis bisa dengan melakukan eksperimen, biasanya dalam eksperimen siswa akan diminta untuk belajar menyelesaikan sebuah eksperimen dengan hasil yang beragam, menghitung atau menganalisa hitungan, memprediksikan sesuatu, membuat step sebuah kasus yang diberikan pengajar, menemukan fungsi-fungsi dari suatu masalah (Musfiroh, 2017), atau untuk siswa yang masih menduduki sekolah dasar atau taman kanak-kanak bisa menggunakan metode puzzle.

  1. Spatial Intelligence

Kecerdasan spasial pada siswa merupakan cara siswa untuk menangkap dunia melalui ruang-visual dengan benar. Kecerdasan spasial meliputi kemampuan siswa mempresentasikan dunia lewat gambaran mental dan artistik, mampu melakukan transformasi dan modifikasi terhadap aspek visual (Istiningsih & Nisa, 2015) biasanya siswa akan banyak dan akrab dengan bagan, grafik, photo, lukisan, dan video yang bisa dikenal juga dengan dunia arsitek, seniman, fotografer, dan masih banyak lainnya (Bowker, 2020)

Pembelajaran yang bisa dilakukan pengajar untuk siswanya yang mempunyai kecerdasan spasial bisa dengan memberikan siswanya tugas menggambar, sehingga siswa dengan mampu menjelaskan materi yang sudah dia terima, misalkan diberikan tugas untuk menjelaskan materi IPA melalui gambar komik, dengan mengikuti cara tersebut, materi yang terkesan sulit untuk siswa akan mudah diterima dan dicerna.

  1. Bodily-Kinesthetic Intelligence

Kecerdasan kinestetik merupakan kecerdasan siswa untuk merasakan sensasi dari tubuhnya sendiri, siswa yang memiliki kecerdasan dalam kinestetik akan sangat menyukai aktifitas fisik, mereka akan lebih aktif dan mampu berkomunikasi dengan nyaman dengan pembelajaran demonstrasi (Sukitman, 2016) kegiatan yang dilakukan bisa melalui menari, atletik, keterampilan motoric halus seperti memegang benda-benda baru dengan bergerak, aktivitas luar untuk daya tahan siswa tersebut (Musfiroh, 2017).

Pembelajaran dengan siswa yang mempunyai kecerdasan kinestetik sangat membutuhkan dampingan, untuk siswa dengan pendidikan dasar biasanya menggunakan kegiatan outbound atau aktivitas fisik yang mengasah siswa untuk menyelesaikan masalah lewat gerakan (seperti kerjasama tim di game fisik), pembelajaran yang berhubungan dengan alam, atau berhubungan dengan tari. (Nurliana, Ali, & Halida, 2016). Pembelajaran dengan metode kinestetik mampu membantu siswa untuk menciptakan suasana baru dalam kelas sehingga mereka mempunyai aktivitas yang berbeda dari kelas-kelas pada umumnya (Bowker, 2020)

  1. Musical Intelligence

Siswa dengan kecerdasan musikal punya kemampuan untuk mengeksperikan, mengembangkan, dan menikmati suatu pembelajaran lewat suara atau music. Biasanya kecerdasan ini ada pada siswa yang sudah terbiasa dan menyukai seni musik, tangga nada, irama, dan warna bunyi masuk kedalam fungsi dalam pembelajaran, siswa yang mempunyai kemampuan musik yang baik mempunyai kemampuan pendengaran atau auditorial yang baik, biasanya siswa yang mempunyai kemampuan memori suara yang baik akan merekam suara lewat alam bawah sadar mereka sebagai sumber kekuatan mereka mengingat (Istiningsih & Nisa, 2015)

Pembelajaran dengan siswa yang memiliki kecerdasan dibidang musikal bisa dengan cara membentuk lingkungan pembelajaran musik, biasanya pengajar akan menyelipkan lagu untuk membangun suasana agar lebih cerah dan mengurangi sedikit tekanan dalam pembelajaran, lalu bisa dengan mengajak siswa mendengarkan musik dan mengajak siswa untuk mengekspresikan dirinya lewat gerakan atau lukisan, atau pengajar bisa juga menggabungkan musik dengan gerakan olahraga dan penerapan lainnya bisa juga dengan pengajar menciptakan lagu dalam pembelajarannya agak lebih menarik  (Yuwono, 2016).

  1. Interpersonal Intelligence

Kecerdasan Interpersonal merupakan salah satu kekuatan siswa mengekspresikan kecerdasannya melalui bagaimana siswa tersebut berinteraksi dengan siswa lain atau dengan lingkungan belajarnya dan menjalin hubungan yang sudah siswa tersebut bentuk. Siswa yang mempunyai kemampuan interpersonal yang baik akan cenderung mudah bergaul, punya kepekaan sosial yang baik, kerjasama, dan empati yang tinggi (Sukitman, 2016)

Dalam pembelajaran dengan siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal, pengajar bisa memberikan tugas kelompok kepada siswa tersebut, dengan begitu siswa bisa melakukan diskusi dengan baik dan secara efektif menerima informasi yang telah pengajar berikan atau bisa juga memberikan tugas untuk wawancara, membuat siswa tersebut dekat dengan lingkungan sosial untuk mengeratkan interaksi dan hubungan antar sosial.

  1. Intrapersonal Intelligence

Berbeda dengan Interpersonal yang cenderung interaksi dengan lingkungan sosial, intrapersonal merupakan kecerdasan siswa dimana mereka mampu untuk mengerti tentang perasaan, intensi, motivasi, watak dan tempramen orang lain, biasanya siswa dengan kecerdasan intrapersonal mempunyai kemampuan untuk memahami orang lain, siswa cenderung mampu mengenali dan menerima perbedaan antar individu dengan mampu mengenal emosi, suasana hati, sudut pandang, dan motivasi individu tersebut (Istiningsih & Nisa, 2015)

Pembelajaran dengan siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal yang baik bisa melalui pemberian tugas siswa untuk mengenal emosinya, atau diberikan tugas untuk membaca dan nantinya mereka mengamati dan menjelaskan apa yang ia rasakan atau sudut pandang dalam tugas dan topik tersebut atau menceritakan pengalaman pribadi mengesankan siswa tersebut  (Putri, 2018)

  1. Naturalistic Intelligence

Kecerdasan naturalis sangat lekat dengan alam, cenderung berinteraksi dengan alam atau lingkungan terdekat, siswa yang mempunyai kecerdasan naturalis akan cenderung punya kepekaan terhadap lingkungannya, peka terhadap spesies makhluk hidup yang lain, dan aktif dalam kegiatan melestarikan alam (Sukitman, 2016)

Dalam penerapannya, pengajar bisa mengajak siswa sesekali untuk keluar kelas dan memberikan tugas meneliti fenomena alam, siswa yang menyukai alam akan dengan senang dan aktif bisa menjabarkan tugasnya dengan baik, selain itu bisa juga menggunakan pembelajaran dengan langsung turun ke lapangan, seperti menanam padi, mengoleksi tumbuhan-tumbuhan, aktif mengikuti kampanye kebersihan, dan lain lainnya. (Putri, 2018)

  1. Existential Intelligence

Kecerdasan eksistensial merupakan kecerdasan yang bersifat spiritual, siswa yang memiliki kecerdasan ini memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan norma dan nilai yang ada di masyarakat, siswa cenderung menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari (Sukitman, 2016) karena memiliki kepekaan dan aktif dalam persoalan eksistensi manusia (Hamzah, 2009)

Dalam pembelajaran dengan siswa yang memiliki kecerdasan eksistensial, pengajar bisa membuat tugas untuk siswa menceritakan sebuah peristiwa lalu mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut, bisa dari pengalaman pribadi atau biografi seseorang, siswa akan diminta untuk mengamati dan mengambil kesimpulan dari tugas tersebut, atau bisa melalui cara berdiskusi tentang isu-isu sosial yang ramai ditengah masyarakat. (Putri, 2018)

Manfaat Penerapan Multiple Intelligences dalam Differentiated Instruction

Dari kesembilan Multiple Intelligences beserta jenis jenis pembelajaran apa saja yang bisa diterapkan dalam kurikulum differentiated instruction, pola pembelajaran dengan menerapkan Multiple Intelligences dapat membantu pengajar untuk memberikan kurikulum dan mengakodomasi murid sesuai dengan kebutuhannya, memberikan pelajaran yang tersampaikan dengan baik, dan melalui penerapan Multiple Intelligences juga pengajar bisa melihat kelemahan dari murid-muridnya, karena semakin banyak jenis variasi pembelajaran yang diberikan, jangkauan pelajaran yang diberikan kepada siswa akan semakin luas. (Gangi, 2011)

 

 

 

 

References

Bowker, M. (2020). Benefits of Incorporating Howard Gardner’s Multiple Intelligences Theory Into Teaching Practices.

Gangi, S. (2011). Differentiating Instruction Using Multiple Intelligences in The Elementary School Classroom.

Hamzah, A. (2009). Teori Multiple Intelligences dan Implikasinya Terhadap Pengelolaan Pembelajaran.

Istiningsih, & Nisa, A. F. (2015). Implementasi Multiple Intelligences Dalam Pendidikan Dasar. Al-Bidayah : Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 181-196.

Kharismawati, F. A. (2017). Upaya Guru Mengembangkan Kecerdasan Linguistik Verbal Siswa Kelas 5 Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Di SD Negeri Siman Sekaran Lamongan. Malang.

Musfiroh, T. (2017). Multiple Intelligences dan Implikasinya Dalam Pendidikan.

Nurliana, S., Ali, M., & Halida. (2016). Strategi Guru Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun di TK Bina Sari Pontianak.

Putri, W. (2018). Pendidikan Berbasis Multiple Intellegences. Al-Ikhtibar, 671-686.

Sukitman, T. (2016). Konsep Pembelajaran Multiple Intelligence Dalam Pendidikan IPS Di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan, 1-12.

Yuwono, P. H. (2016). Pengembangan Intelegensi Musikal Siswa Melalui Pembelajaran Musik di Sekolah. Khazanah Pendidikan.