Menurut Rollo May cinta memiliki arti yaitu perasaan bahagia terhadap kehadiran orang lain dan menegaskan nilai serta perkembangan (dari orang lain tersebut) seperti milik kita sendiri. Cinta sendiri juga tidak bisa berjalan bila tidak ada keinginan. May menyatakan bahwa cinta telah diasosikan dengan cinta yang sensual atau seks, sedangkan keinginan berubah arti menjadi suatu tekad yang mantap atau kekuatan dari kemauan. Bagi seseorang yang dewasa, baik cinta maupun keinginan, itu berarti berusaha untuk menggapai terhadap orang lain. Keduanya meliputi kepedulian, menuntut pilihan, dan membutuhkan tanggung jawab. Walaupun tidak mudah, tetapi itulah tugas kita, yaitu untuk mempersatukan cinta dan keinginan.

May mengidentifikasi cinta dalam 4 bentuk, pertama adalah sex. Sex merupakan fungsi biologis yang dapat dipuaskan melalui hubungan seksual. Awalnya sex merupakan suatu hal yang diabaikan, namun pada zaman sekarang sex berubah menjadi sebuah permasalahan. May menjelaskan bahwa masyarakat sudah berpindah dari masa ketika melakukan hubungan seks merupakan suatu kesalahan, menjadi ketika tidak melakukan hubungan seks mengakibatkan perasaan bersalah atau terancam. Contoh dari sex dapat ditemukan pada 2 orang yang melakukan hubungan seksual namun tak ada dasar rasa cinta, hanya untuk kenikmatan mereka berdua saja. Bentuk cinta yang kedua adalah eros. Eros merupakan hasrat psikologi yang mencari untuk menghasilkan keturunan atau persatuan dalam sebuah hubungan dengan orang yang dicintai. Jika sex hanya kebutuhan untuk hubungan seksual saja, maka eros merupakan hubungan seksual yang dilakukan dengan orang yang dicintai dan bukan hanya untuk kebutuhan biologis saja. Contoh dari eros biasa ditemukan pada sepasang suami istri yang melakukan hubungan seksual untuk menghasilkan keturunan.

Bentuk cinta yang ketiga adalah philia. Philia merupakan hubungan yang terjalin intim, namun non seksual. Contoh dari philia sendiri adalah rasa cinta dan sayang yang tumbuh pelan-pelan antara saudara lama atau antara teman lama. Bentuk cinta yang terakhir adalah agape. Agape merupakan penghargaan untuk orang lain, kepedulian atas kesejahteraan orang lain yang melebihi keuntungan apapun yang dapat diperoleh seseorang dari hal tersebut. Bentuk cinta ini tidak memperdulikan perilaku atau karakteristik seseorang karena bersifat altruis. Contoh dari bentuk cinta ini adalah orang tua yang menyayangi dan menafkahi anaknya atau anak yang belajar dengan tekun untuk membantu orang tuanya. Hubungan manusia yang sehat akan meliputi keempat bentuk cinta tersebut. Karena pada dasarnya cinta membutuhkan afirmasi atas orang lain, kelembutan, hingga kebaikan dan saling memaafkan satu sama lain.

 

Referensi:

Feist, J., Feist J. G., & Roberts, T. 2017. Theories of Personality. Edisi ke-9. McGraw-Hill. New York. USA.

Ditulis oleh: Zahwa Natalya

Di bawah supervisi: Dr Rani Agias Fitri, M.Si., Psikolog