Artikel ini ditulis oleh Helena Grace – 2201771791

Differentiated instruction adalah pendekatan dimana pengajar menggunakan prosedur sistematis untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kemampuan siswa (Roy et al., 2013) Pengimplementasian differentiated instruction di kelas dapat membawa dampak positif bagi siswa. Kelebihan implementasi differentiated instruction dapat diuraikan sebagai berikut:

Kelebihan differentiated instruction yang pertama adalah dapat memenuhi kebutuhan tiap siswa. Dalam satu kelas, pengajar harus menghadapi dan mendidik banyak siswa sekaligus. Karakteristik, minat, kemampuan dan kebutuhan yang dimiliki tiap siswa pastinya berbeda-beda. Menurut Tomlinson (2001), secara akademis ada tiga perbedaan antara siswa yaitu level kesiapan, minat, dan profil belajar. Level kesiapan merujuk kepada level pengetahuan dan pengertian siswa yang dimiliki siswa. Minat merupakan hal-hal yang dianggap menarik oleh siswa. Lalu profil belajar merupakan gaya belajar yang dianggap individu paling efektif untuk dirinya (Tomlinson, 2001). Pengajar harus bisa memastikan tiap siswa dapat memperoleh pembelajaran yang efektif dan sesuai meskipun ada beragam perbedaan dalam satu kelas. Oleh karena itu, untuk mengatasi ini, pengajar dapat menggunakan differentiated instruction. Differentiated instruction merupakan filosofi pembelajaran yang telah terbukti efektif dan dapat memenuhi kebutuhan akademis beragam siswa (Algozzine & Anderson, 2007). Hal ini dikarenakan dalam pengimplementasian differentiated instruction, pengajar menyesuaikan dan mengadaptasi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan dari tiap siswa. Menurut Tomlinson (2005), jika pengajar menyadari dan mengatasi perbedaan antar siswa dalam level kesiapan, profil belajar, dan minat, maka siswa akan mendapatkan pembelajaran secara maksimal. Dengan mengimplementasikan differentiated instruction di kelas, pembelajaran akan disesuaikan dengan tiap individu. Kebutuhan setiap siswa dalam satu kelas pun akan terpenuhi.

Kelebihan yang kedua adalah memaksimalkan kualitas pembelajaran siswa. Apabila pembelajaran yang siswa terima sesuai dengan kebutuhannya, maka siswa pasti akan dapat memperoleh pengetahuan secara maksimal.  Menurut Tomlinson (2001, dalam Subban, 2006), siswa akan mendapatkan kualitas belajar yang baik bila pengajarnya memiliki pengertian mengenai kebutuhan belajarnya dan dapat mengarahkannya dalam membuat pilihan-pilihan terkait pembelajaran.  Dalam implementasi differentiated instruction, pengajar harus mengenal tiap siswanya agar dapat membuat penyesuaian pembelajaran yang tepat. Jika differentiated instruction yang siswa terima tepat, maka ia akan dapat memperoleh pembelajaran dengan kualitas yang terbaik.

Kelebihan yang ketiga adalah meningkatkan motivasi siswa. Pendekatan yang digunakan dalam differentiated instruction adalah student-centered. Student-centered adalah pendekatan dimana pengajar tidak langsung mengajar kepada siswa, melainkan siswa harus mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri (Serin, 2018). Siswa bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan harus dapat berpartisipasi secara aktif di kelas. Menurut Andrade et al. (2012, dalam Robinson et al., 2014), motivasi siswa akan meningkat jika siswa terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa akan terdorong untuk memantau perkembangan pembelajarannya, menetapkan target personal, dan berusaha untuk mengatasi gap pembelajaran yang dialami. Kemudian, dalam implementasi differentiated instruction, pengajar menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan tiap siswa. Dengan begitu, siswa dapat memperoleh pembelajaran secara efektif dan menunjukkan potensi yang dimiliki (Joseph et al., 2013). Siswa akan menjadi lebih termotivasi karena siswa memahami apa yang perlu dilakukan, mendapat tugas yang disesuaikan dengan karakteristik individual dan intelektualnya, serta mendapat umpan balik yang jelas (Milošević et al., 2013).

Kelebihan yang keempat adalah siswa menjadi lebih terlibat dan fokus di kelas. Menurut Morgan (2014), jika strategi pengajaran tidak sesuai dengan gaya belajar siswa, maka siswa dapat kehilangan fokus. Sebaliknya, siswa akan terpicu dan terlibat di kelas apabila tugas dan aktivitas yang dilakukan merupakan pilihannya sendiri (Martin & Pickett, 2013). Menurut Burkett (2013), siswa akan terlibat di kelas jika siswa menganggap pembelajaran menyenangkan dan menarik. Riset yang dilakukan oleh Karadag & Yasar (2010) menunjukkan bahwa implementasi differentiated instruction meningkatkan ketertarikan siswa dan mempengaruhi sikap siswa terhadap pelajaran secara positif.  Penyesuaian pembelajaran dengan kebutuhan tiap siswa dalam differentiated instruction akan membuat siswa tertarik dengan apa yang sedang dipelajari, memicu rasa ingin tahu siswa, dan termotivasi mengerjakan tugas. Siswa juga akan terdorong untuk berdiskusi, dan berkolaborasi baik dengan sesama siswa maupun dengan pengajar.

Kelebihan yang kelima adalah siswa dapat merelasikan pelajaran dengan kehidupan. Teori yang mendasari pendekatan student-centered adalah constructivism. Constructivism adalah teori yang menekankan bahwa tiap individu akan membangun pengertiannya sendiri atas suatu informasi, menggunakan pengalaman yang dimiliki (Bada & Olusegun, 2015). Siswa dalam kelas yang berlandaskan teori constructivism akan menyimpulkan sendiri makna pembelajaran yang didapatkan. Dengan begitu, siswa akan dapat menghubungkan hasil pembelajarannya dengan kehidupan nyata (Bada & Olusegun, 2015). Menurut Santangelo & Tomlinson (2009), siswa akan mampu menghubungkan pelajaran dengan nilai-nilai yang mereka miliki apabila pembelajaran dilakukan berdasarkan minat siswa. Dalam implementasi differentiated instruction, siswa memegang tanggung jawab untuk melakukan eksplorasi untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri dan pengajar  berperan sebagai fasilitator informasi (Robinson et al., 2014). Differentiated instruction mendorong siswa untuk membangun pengertian atas pembelajaran yang sudah disesuaikan dengan kebutuhannya. Jika seorang siswa mampu mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri, artinya siswa tersebut sudah memiliki fondasi pengertian yang kuat. Oleh karena itu,  siswa akan mampu mengaplikasikan dan menghubungkan pengetahuannya dengan kehidupan nyata.

Kelebihan yang keenam adalah mengasah self-management skill siswa. Self-management skill adalah kemampuan seseorang mengatur diri sendiri dan mengidentifikasi langkah-langkah serta strategi yang perlu diambil untuk mencapai suatu target tertentu (Gomez, 2017). Dalam implementasi differentiated instruction, siswa dapat memilih tugas dan aktivitas yang akan dikerjakan. Menurut Carver & Bailey (2004, dalam White, 2015), jika siswa diberikan kesempatan untuk memilih tugas sesuai dengan minatnya, maka siswa akan terbentuk rasa tanggung jawab dalam diri siswa, sehingga ia akan menentukan dan merencanakan langkah yang perlu diambil untuk meningkatkan pembelajarannya dan terus memantau perkembangannya.  Siswa juga akan 

 terdorong untuk mengidentifikasi kelemahan dan kelebihannya dalam belajar, dan menilai proses belajarnya sendiri (Galvan & Coronado, 2014). Artinya, differentiated instruction melatih siswa untuk mengelola diri sendiri dan membuat perencanaan untuk pengembangan diri. Dengan begitu, self-management skill siswa akan terus terasah.

Kelebihan yang ketujuh adalah meningkatkan prestasi siswa. Siswa akan mampu mendapatkan prestasi yang baik apabila menerima pengajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya (Tulbure, 2011). Menurut Mbugua & Mithomi (2014), differentiated instruction merupakan pendekatan yang telah terbukti dapat mempengaruhi prestasi siswa secara positif. Riset yang dilakukan oleh Mbugua & Mithomi (2014) menunjukkan bahwa penerapan differentiated instruction di delapan sekolah di Kenya menghasilkan peningkatan prestasi pelajaran matematika yang signifikan. Menurut Baumgartner et al (2003), differentiated instruction membantu meningkatkan prestasi membaca siswa dari 2 sekolah berbeda.  Kemudian, menurut Milošević et al. (2013), hasil prestasi siswa kelas delapan dalam pelajaran geografi meningkat setelah differentiated instruction diterapkan. Terdapat cukup banyak riset yang membuktikan bahwa implementasi differentiated instruction di kelas berhasil meningkatkan prestasi siswa.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari differentiated instruction adalah memenuhi kebutuhan tiap siswa, memaksimalkan kualitas pembelajaran siswa, meningkatkan motivasi siswa, membuat siswa menjadi lebih terlibat dan fokus di kelas, memungkinan siswa untuk merelasikan pembelajaran dengan kehidupan, mengasah self-management skill siswa, dan meningkatkan prestasi siswa. Oleh karena itu, penting bagi pengajar untuk mempertimbangkan pengimplementasian differentiated instruction di kelas.

 

Referensi

Algozzine, B., & Anderson, K. M. (2007). Tips for teaching: Differentiating instruction to include all students. Preventing School Failure: Alternative Education for Children and Youth, 51(3), 49-54.

Baumgartner, T., Lipowski, M. B., & Rush, C. (2003). Increasing Reading Achievement of Primary and Middle School Students through Differentiated Instruction.

Bada, S. O., & Olusegun, S. (2015). Constructivism learning theory: A paradigm for teaching and learning. Journal of Research & Method in Education, 5(6), 66-70.

Burkett, J. A. (2013). Teacher perception on differentiated instruction and its influence on instructional practice. Oklahoma State University.

Galvan, M. E., & Coronado, J. M. (2014). Problem-based and project-based learning: Promoting differentiated instruction. National Teacher Education Journal, 7(4).

Gomez, S. J. (2017). Self-management skills of management graduates. International Journal of Research in Management & Business Studies, 4(3), 40-44.

Joseph, S., Thomas, M., Simonette, G., & Ramsook, L. (2013). The Impact of Differentiated Instruction in a Teacher Education Setting: Successes and Challenges. International Journal of Higher Education, 2(3), 28-40.

Karadag, R., & Yasar, S. (2010). Effects of differentiated instruction on students’ attitudes towards Turkish courses: an action research. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 9, 1394-1399.

Martin, M. R., & Pickett, M. T. (2013). The Effects of Differentiated Instruction on Motivation and Engagement in Fifth-Grade Gifted Math and Music Students. Online submission.

Mbugua, Z. K., & Muthomi, M. W. (2014). Effectiveness of differentiated instruction on secondary school students achievement in mathematics.

Milošević, D., Rossetti, V., & Stojšić, I. (2013). Implementation of differentiated instruction in teaching geography in the eighth grade of elementary school. Researches Review of the Department of Geography, Tourism and Hotel Management, 42, 61-74.

Morgan, H. (2014). Maximizing student success with differentiated learning. The Clearing House: A Journal of Educational Strategies, Issues and Ideas, 87(1), 34-38.

Robinson, L., Maldonado, N., & Whaley, J. (2014). Perceptions about Implementation of Differentiated Instruction. Online Submission.

Roy, A., Guay, F., & Valois, P. (2013). Teaching to address diverse learning needs: Development and validation of a differentiated instruction scale. International Journal of Inclusive Education, 17(11), 1186-1204.

Santangelo, T., & Tomlinson, C. A. (2009). The application of differentiated instruction in postsecondary environments: Benefits, challenges, and future directions. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education, 20(3), 307-323.

Serin, H. (2018). A comparison of teacher-centered and student-centered approaches in educational settings. International Journal of Social Sciences & Educational Studies, 5(1), 164-167.

Subban, P. (2006). Differentiated instruction: A research basis. International education journal, 7(7), 935-947.

Tulbure, C. (2011). Do different learning styles require differentiated teaching strategies?. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 11, 155-159.

Tomlinson, C. A. (2001). How to differentiate instruction in mixed-ability classrooms. ASCD.

Tomlinson, C. A. (2005). Grading and differentiation: Paradox or good practice?. Theory into practice, 44(3), 262-269.

White, D. M. (2015). Differentiated instruction in the science classroom: student perception, engagement, and learning.