Pada hari Senin, 13 Juli 2020, salah satu dosen Jurusan Psikologi BINUS, kak Anggita D. Cahyani bekerja sama dengan tim marketing memberikan pembekalan khusus di acara orientasi siswa baru kelas X SMA Notre Dame Palembang. Berhubung dengan adanya keterbatasan pada masa pandemi ini, dengan sangat disayangkan pembekalan harus dilakukan secara online. Walaupun begitu, para siswa SMA Notre Dame Palembang tetap hadir untuk menyimak pembekalan tersebut.

Materi yang dibawakan oleh kak Anggita yaitu mengenai motivasi dengan judul “Sekolah Baru Motivasi Baru?: Belajar Tentang Motivasi dan Mengelola Diri.” Dengan disampaikannya materi tersebut, diharapkan para siswa dapat memperdalam pemahaman mereka mengenai motivasi instrinsik dan entrinsik, sekaligus mengetahui bagaimana cara mengelola motivasi yang mereka miliki.

Sesi pembekalan dibuka dengan perkenalan diri dari Kak Anggita dan tanya-jawab sekilas mengenai pemahaman siswa terhadap motivasi. Motivasi dijelaskan sebagai sesuatu yang menggerakkan seseorang. Jika sesuatu tersebut merupakan sebuah mobil, maka yang menjadi motivasinya adalah bensin. Karena tanpa adanya bensin, mobil pun tidak dapat bergerak, bukan? Setelah mengetahui arti dari motivasi secara umum, penjelasan pun berlanjut pada jenis motivasi yang dibagi menjadi dua, motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Sebelum menjelaskan perbedaan dari kedua jenis motivasi tersebut, Kak Anggtia membuka kesempatan untuk para siswa berpendapat sesuai pemahaman mereka terlebih dahulu. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang sumbernya dari dalam diri sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang sumber dorongannya dari luar diri seseorang.

Lalu, motivasi manakah yang lebih baik? Intrinsik atau ekstrinsik?

Kak Anggita memberi penjelasan bahwa sebenarnya kedua motivasi, intrinsik maupun ekstrintik itu sama baiknya. Motivasi memiliki tiga elemen, yaitu autonomy, mastery, dan purpose. Menurut penjelasan yang diberikan oleh kak Anggita, dengan adanya ketiga elemen ini, motivasi yang dimiliki oleh seseorang akan menjadi lebih kuat dan berkelanjutan. Dan jika dilihat kembali, ketiga elemen tersebut merupakan bentuk dari motivasi intrinsik. Dengan ketiga hal tersebut, motivasi yang dimiliki oleh seseorang akan bertahan lebih kuat dan berkelanjutan.

Purpose: Keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu yang memiliki makna.

Autonomy: Kebutuhan untuk mengontrol sesuatu secara mandiri.

Mastery: Dorongan untuk menguasai keterampilan tertentu.

Materi dilanjutkan dengan sesi sharing pendapat. Kak Anggita sebagai pembicara menanyakan pendapat para siswa mengenai tiga pertanyaan di bawah ini:

  1. Aku memilih melakukannya vs. Aku disuruh melakukannya.
  2. Aku melakukannya karena sesuai dengan kemauanku vs. Aku melakukannya supaya dapat hadiah.
  3. Aku Melakukannya supaya aku belajar sesuatu vs. Aku melakukannya supaya tampak keren.

Setelah mendengarkan pendapat dari para siswa, Kak Anggita menjelaskan bahwa memang bagaimanapun motivasinya, intrinsik atau ekstrinsik, seseorang dapat melakukan sesuatu. Tetapi ternyata terdapat perbedaan di proses yang dijalani dan juga hasil dari proses tersebut. Kak Anggita memberi contoh bahwa sesi pembekalan hari ini pun akan terasa beda bagi siswa yang ikut hanya karena ada perintah dari pihak sekolah dan bagi siswa yang ikut karena memang tertarik dan ingin belajar lebih lanjut mengenai motivasi. Mungkin bagi siswa yang ikut hanya karena adanya perintah, sesi pembekalan akan terasa lama dan membosankan. Sedangkan bagi siswa yang tertarik, sesi pembekalan akan terasa lebih seru dan bermanfaat bagi dirinya.

 

People are always motivated.”

 

Ya, semua orang pasti termotivasi ketika ia melakukan sesuatu. Jika ia tidak termotivasi, ia tidak akan mulai atau melakukannya sama sekali. Yang menjadi perbedaan, yaitu spektrum dari motivasi masing-masing orang.

Agar para siswa dapat memahami mengenai spektrum motivasi secara lebih mudah, Kak Anggita menghubungkannya dengan sesi pembekalan hari ini.

Disinterested: Hadir dalam sesi pembekalan online, tetapi tidak menyimak dan melakukan hal yang lain (contoh: bermain sosial media).

External: Hadir karena poin. Jika tidak memenuhi target poin, siswa dapat dinyatakan tidak lulus orientasi.

Imposed: Hadir karena merasa tidak enak dengan Ibu guru.

 

Boleh saja seseorang melakukan sesuatu dengan salah satu motivasi sub-optimal tersebut. Tetapi jika terus-menerus begitu, orang tersebut dapat merasa lelah dan hal tersebut tidak baik bagi kesehatan mentalnya. Lanjut ke penjelasan mengenai motivasi optimal, yaitu:

 Aligned: Melakukan sesuatu karena sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Integrated: Melakukan sesuatu karena hal tersebut sesuai atau terintegrasi dengan nilai-nilai yang seseorang yakini.

Inherent: Melakukan sesuatu karena adanya ketertarikan dan rasa suka terhadap hal tersebut.

 

Agar seseorang tidak merasa lelah maupun tertekan dalam melakukan sesuatu, akan lebih baik jika motivasi yang dimilikinya merupakan motivasi optimal. Karena itu, kak Anggita memberikan beberapa cara untuk mengolah diri kepada para siswa, yaitu:

  • Miliki nilai dan tujuan
  • Rancang ulang motivasi mu
  • Kelola dengan cara: jalani setiap hari dengan sepenuhnya

 

Yesterday is history, tomorrow is a mystery, and today is a gift.

Be grateful and focus on what you can control.

The key is YOU!

 

Jurusan Psikologi BINUS