Halo semua! Apa kabar? Semoga semua dalam keadaan sehat dan aman di rumah masing-masing ya.

Seperti yang kita tahu, saat ini dunia sedang dilanda pandemi yang sedang ramai diperbincangkan, yaitu virus COVID-19 atau yang dikenal dengan nama Korona. Seperti yang ramai diberitakan, virus awalnya dideteksi di kota Wuhan, China pada Desember 19 yang kemudian menyebar ke hampir ke seluruh dunia. Virus ini pun sudah banyak memakan korban jiwa, namun tidak sedikit pula yang sembuh setelah terjangkit virus ini.

Dibandingkan penyakit lain, virus ini adalah topik yang paling sering dibicarakan belakangan ini, baik di berita maupun di media sosial. Berdasarkan data dari Google news (Maret 2020), COVID-19 dengan #coronavirus disebutkan dalam media sosial di seluruh dunia sebanyak 1.1 milyar kali dalam ribuan bahasa. Bayangkan, dengan menggunakan bahasa yang berbeda-beda, seluruh dunia membicarakan hal yang sama, yaitu virus korona. Tapi apakah yang diperbincangkan ini sebenarnya memiliki arti kata yang sama antar pembicaranya? Dengan kata lain, jika semua orang membicarakan hal yang sama, tentang si virus, apakah arti kata virus sama bagi semua orang yang membicarakannya?

Salah satu penelitian yang saya dan kolega saya, Dr. Simon De Deyne dari Melbourne University Australia, lakukan adalah tentang asosiasi kata. Tepatnya kami mencoba mempelajari arti kata dari asosiasi katanya. Coba yuk kita lihat asosiasi kata ‘Virus’ dalam bahasa Indonesia dan dalam bahasa Inggris.

Asosiasi kata ‘Virus’ dalam bahasa Indonesia.

 

Seperti yang bisa dilihat, kata ‘Virus’ berasosiasi paling kuat dengan kata ‘Sakit’. Artinya orang-orang jika mendengar kata ‘Virus’ langsung berpikir tentang ‘Sakit’. Masuk akal, karena virus memang identik dengan penyakit. Kecuali virus Cinta!

Selain itu, kata virus juga lekat asosiasinya dengan ‘komputer’, ‘penyakit’, dan ‘dokter’. Tapi salah satu asosiasi yang cukup besar selain ‘sakit’ adalah ‘kecil’! Yup virus memang kecil, tapi siapa yang menyangka bahwa ketika orang mendengar kata ‘virus’, kata yang terbesit dalam pikiran orang adalah ‘kecil’. Nah bagaimana dengan bahasa Inggris?

Asosiasi kata ‘Virus’ dalam bahasa Inggris.

 

Jejaring asosiasi kata ‘Virus’ dalam bahasa Inggris lebih besar dan ramai ya! Ini karena orang yang sudah berpartisipasi dalam bahasa inggris jauh lebih banyak dibandingkan partisipan Indonesia (pesan tersembunyi: ayo berpartisipasi dan bantu sebarkan penelitian ini!!). Dalam bahasa Inggris, kata ‘Virus’ berasosiasi kuat dengan ‘cold’ (atau dalam bahasa Indonesia Pilek atau Selesema), ‘computer’, dan ‘sick’. Mirip ya dengan asosiasinya dalam bahasa Indonesia?

Tapi jika dilihat lebih lanjut ada beberapa kata yang tidak (atau mungkin belum, lihat lingkaran berwana biru) muncul di dalam bahasa Indonesia yang berasosiasi langsung dengan kata ‘virus’, misalnya ‘bug’ (istilah untuk menggambarkan malfungsi pada sistem komputer), ada juga beberapa istilah penyakit seperti ‘flu’ dan ‘influenza’, serta istilah sakit seperti ‘ill’ dan ‘sick’.

Kata-kata unik yang juga muncul walaupun tidak langsung berasosiasi dengan ‘virus’ antara lain ‘infection’ (infeksi), ‘bacteria’ (bakteri), ‘plague’ (wabah), ‘bacteria’ (bakteri), ‘contagious’ (menular), ‘spread’ (menyebar), dan lain-lain. Hal ini menandakan bahwa bagi orang yang berbahasa Inggris, ketika mereka mendengar kata ‘virus’ maka hal-hal inilah yang muncul dalam pikiran mereka.

Beberapa perbedaan respon ini juga disebabkan oleh berbedanya istilah-istilah yang ada dalam masing-masing bahasa. Misalnya, kata ill dan sick dalam bahasa Indonesia bisa digambarkan dalam satu kata, yaitu ‘sakit’. Penggunaan kata cold, influenza, dan flu dalam bahasa Indonesia sering dirangkum menjadi satu yaitu ‘sakit flu’ atau bahkan sering kali disamakan dengan ‘masuk angin’ (apa nih kalau diterjemahkan dalam bahasa Inggris?).

Jika demikian, apakah berarti bahwa bagi orang Indonesia, jika mendengar kata ‘virus’, maka kita tidak terpikirkan bahwa virus itu bisa menyebar, mewabah, menular, mengandung bakteri, dan bisa menyebabkan infeksi? Belum tentu! Hal ini hanya bisa dijawab jika kita memiliki jumlah partisipan yang cukup agar jejaring asosiasi katanya makin ramai. Bisa saja, sebenarnya kita juga memikirkan hal-hal tersebut jika kita mendengar kata ‘virus’ namun karena jumlah respon yang masih sedikit (hingga tulisan ini dibuat, 24 Maret 2020, jumlah partisipasi kita adalah 3784 respon dan bahasa Inggris sebanyak 133.567), maka belum tertangkap oleh jejaring asosiasi kata ini. Semakin banyak yang berpartisipasi, maka semakin kaya dan berguna juga hasil penelitian ini.

Ayo bantu ya! Supaya kita bisa saling memahami antar pengguna bahasa dan menghindari kesalahpahaman.

Klik disini untuk berpartisipasi!