Mendiskusikan Perlindungan Anak bersama Wahana Visi Indonesia
Pada 5 Februari 2020, Dr. Juneman Abraham melakukan Pengabdian kepada Masyarakat dengan menyampaikan pandangan sesuai keahlian pada Lokakarya Pengembangan Strategi Wahana Visi Indonesia Tahun 2021 – 2025 sesuai Undangan dari Direktur Manajemen Stratejik – Wahana Visi Indonesia, mewakili Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia dan Asosiasi Psikologi Kristiani-HIMPSI.
Lokakarya ini selain dihadiri HIMPSI juga ikut dihadiri oleh berbagai LSM dan lembaga lainnya yang menjadi mitra Wahana Visi Indonesia. Penyamaan visi diperlukan dalam lokakarya ini karena Wahava Visi mulai 2020 ingin menjangkau anak-anak yang paling rentan (the most vulnerable children), dalam berbagai dimensinya: mereka yang tertimpa bencana, kurang gizi, mengalami kekerasan, dan sebagainya. Wahana Visi juga ingin melakukan kegiatan yang berdampak atau memberikan hasil yang lebih besar. Sumber daya terbesar dari Wahava Visi akan diarahkan ke kegiatan berdampak ini. Oleh karena itulah, dibutuhkan kolaborasi: “Siapa bekerja apa di area mana”. Wahana visi juga ingin mewujudkan high quality sustainable funding, yang artinya pendanaan harus dapat ditinjau: apa yang dikerjakan dari awal sampai dengan akhir, bukan hanya menerima donasi dan menampilkan laporan. Wahava Visi juga ingin menghidupi iman kristiani dengan kerendahan hati. Oleh karena itu Wahava Visi senantiasa membuka identitasnya, sehingga pihak-pihak yang berniat bekerjasama dapat memetakan di bagian mana dapat bekerjasama. Ada lima nilai inti/budaya/mindset Wahana Visi, yakni: Kesatuan dan saling percaya, Penatalayanan yang bijaksana, Dipercaya dan akuntabel, Looking Outward, serta berbicara kasih pada waktu yang tepat. Untuk bidang pendidikan, Wahana Visi akan berfokus di Papua.
Wahana Visi juga melandaskan tindakannya pada hasil penelitian; misalnya intervensi stunting setelah anak berusia 2 tahun tidak efektif, maka fokus pada hal ini akan dikurangi. Dasar prioritas kerja Wahana Visi adalah Kerentanan subjek yang dilayani, kemampulaksanaan, dan akseptabilitas layanan. Terkait dengan hal ini, Dr. Juneman Abraham selaku Ketua Kompartemen Riset dan Publikasi Himpsi menyampaikan sejumlah gagasan terkait riset di bidang perlindungan anak (child protection), lebih khusus untuk menemukan model proses bagaimana anak menjadi rentan, juga penelaaahan lanjut kebijakan yang tidak melindungi anak, serta integrasi dengan Program Kreativitas Mahasiswa yang ada pada lingkungan Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).
Berikut adalah sejumlah foto yang menggambarkan suasana diskusi.
Comments :